RADAR TASIKMALAYA – The goal of Olympism is to place sport at the service of the harmonious development of humankind, with a view to promoting a peaceful society concerned with the preservation of human dignity. -Olympic Charter-
PIAGAM Olimiade yang sampai saaat ini menjadi dasar pijak organisasi olahraga internasional, Bbahwa “tujuan olimpiade adalah untuk menempatkan olahraga pada pelayanan perkembangan harmonis manusia dengan tujuan untuk mempromosikan masyarakat yang damai berkaitan dengan pelestarian martabat manusia”. Olahraga merupakan aktifitas manusia yang lahir sejak peradaban manusia ada di muka bumi dengan berbagai pemaknaannya, olahraga saat ini merupakan fenomena sosial yang berhubungan dengan berbagai aspek seperti untuk tujuan kesehatan, rekreasi, pendidikan, prestasi dan profesi, bisnis, sosial bahkan politik.
Isu yang sedang hangat terjadi pada dunia olahraga sepakbola Indonesia, yaitu isu tragedi di stadion olahraga Kanjuruhan dengan menewaskan 133 orang dan isu penolakan Gubernur Jawa Tengah dan Gubernur Bali terhadap pemain sepakbola usia 20 tahun negara Israel yang sudah dinyatakan lolos untuk tidak diperkenankan main di kedua provinsi tersebut, akhirnya FIFA sebagai induk organisasi internasional memutuskan membatalkan Indonesia menjadi tuan rumah Kejuaraan Sepakbola Dunia Usia 20 tahun, bahkan ancaman lebih besarnya semua jenis kejuaraan dibawah naungan FIFA di level asean, asia dan dunia tidak boleh diikuti pemain sepakbla Indonesia.
Baca juga: Pendidikan Jasmani sebagai Media Latihan Resiliensi
Di sisi lain negara sudah hadir memeberi dukungan penuh kepada PSSI untuk memperjuangkan agar kejuaraan tersebut dapat dilaksanakan di Indonesia. Berbagai infrastruktur sudah disiapkan untuk menyambut kedatangan duta-duta atlet sepakbola dunia yang akan berjuang mengharumkan bangsanya agar lagu kebangsaan dan bendera negaranya dapat dilihat jutaan manusia di dunia yang menyaksikan. Indonesia sendiri punya tiket lolos (wild card) atas bonus yang diberikan FIFA sebagai tuan rumah. Lepas dari berpeluang menjadi juara atau tidak, atlet-atlet muda Indonesia dapat merasakan pengalaman bermain menghadap lawan-lawan berreputasi dunia dan lebih mengnalkan Indonesia di mata dunia.
Terlepas dari faktor penyebab dibatalkannya Indonesia menjadi tuan rumah kejuaraan sepakbola dunia U20 bahkan karena tidak jadi tuan rumah maka wild card nya tidak akan berlaku, penulis ngin menyegarkan kembali khususnya untuk generasi muda yang akan meneruskan perjuangan bangsa pengganti senior-seniornya agar tidak meluapaan sejarah khususnya sejarah olahraga.
Olahraga dapat ditunjau ke masa kehidupan manusia sejak jaman pra sejarah, jaman primitif, olimiade kuno hingga olimpiade modern, sebagimana dijelaskan Mechikoff & Estes (2006) History is the study of change. or the lack of change, over time (Sejarah adalah studi tentang perubahan, atau bagaimana sesuatu berubah seiring waktu) dan sport history is the study of how sport has changed (or not) over time (sejarah olahraga adalah studi tentang bagaimana olahraga telah berubah atau tidak dari waktu ke waktu). Olimpiade kuno pada dasarnya merupakan alat untuk memilih dan melahirkan manusia sempurna, hal yang penting dari olympiade kuno bahwa seorang olahragawan haruslah manusia merdeka, berlatih dengan baik, persiapan yang tekun, bertanding dengan sportif, jujur, menjunjung tinggi kemurnian olahraga, kesempurnaan rokhani, sebagai tauladan menjadi seorang yang dapat di banggakan.
Olahraga sebagai sarana perdamaian selama olympiade segala bentuk permusuhan berhenti. Namun akibat perilaku menyimpang dari masyarakat Yunani, olimpiade kuno akhirnya terhenti dan lahir kembali olimpiade modern atas ide, gagasan dan perjuangan seorang ilmuwan politik dari Perancis yang peduli pada sejarah, pendidikan dan selalu mengisi wktu luang dengan olahraga yaitu Baron Pierre de Coubertin. pada tahun 1894 dibentuk International Olympic Committee (Komite Olimpiade Internasional). Coubertin berpedapat The most important thing in life ….is not the triumph but the struggle The essential thing is not to have conquered but to have fought well (hal terpenting dalam hidup bukanlah kemenangan yang diperoleh, namun kualitas jerih payah untuk memperoleh kemenangan tersebut. Hal yang paling esensial bukanlah kemampuan untuk menaklukkan, namun kemampuan untuk bertarung dengan sebaik-baiknya dan indah).
Ide dasar penyelenggaraan Olympic Games adalah menciptakan kehidupan yang damai di dunia melalui kegiatan olahraga antar bangsa, mengajak negara dan bangsa-bangsa di dunia untuk bersama menghidupkan kembali nilai-nilai dan kegiatan Olimpiade sebagai solusi mengatasi krisis sosial politik yang mulai marak di muka bumi. Olimpiade diharapkan dapat menjadi inspirasi dan membangkitkan semangat persaudaraan dalam upaya membangun resolusi perdamaian untuk mengatasi kekacauan yang terjadi di seluruh dunia.
Pokok-pokok pikiran gerakan olimpiade (olympic movement) yaitu: 1. Mempromosikan dan menyebarluaskan nilai-nilai filosofis olahraga sebagai dasar pembentukan fisik dan pengembangan moral manusia; 2. Mempertemukan atlet dunia dalam suatu festival olahraga empat tahunan, yaitu Olympic Games; 3. Mendidik generasi muda melalui olahraga dalam semangat saling pengertian dan persaudaraan yang lebih baik di antara mereka, sehingga memungkinkan terbentuknya dunia yang lebih damai dan lebih baik; dan 4. Menyebar luaskan prinsip-prinsip Olimpiade ke seluruh dunia, sehing membentuk semangat international.
Melalui keterpaduan antara olahraga dengan budaya dan pendidikan, Olympism mempromosikan cara hidup yang berlandaskan pada rasa sukacita daam setiap usaha, menanamkan nilai-nilai pendidikan melalui contoh yangg baik, dan respek terhada prinsip-prinsip dasar dari etika universal. Gerakan Olimpiade ingin berkontribusi untuk membangun dunia yang damai dan lebih baik, dengan mendidik generasi muda melalui olahraga tanpa segala bentuk diskriminasi. Dengan spirit Olimpiade, terbangun saling pengertian dalam semangat persahabatan, solidaritas dan fair play.
Tiga pilar gerakan Olimpiade yaitu: 1. Excellence, 2. Friendship, dan 3. Respect. Untuk meraih apa yang dicita-citakan, tiap orang harus menunjukkan usaha yang terbaik, dalam permainan maupun kehidupan sehari-hari. Bukan semata-mata untuk sebuah kemenangan, namun juga semangat untuk berperanserta, menunjukkan progres dalam mncapai tujuan, berjuang untuk dan selalu berusaha menjadi yang terbaik, dan mendapat manfaat terbaik dari kombinasi healthy body, mind and will. Friendship: semua lelaki dan perempuan yang berada di pusat Gerakan Olimpiade, harus mendorong terciptanya saling pengertian di antara sesama. Nilai ini merujuk pada upaya menciptakan perdamaian dan dunia yang lebih baik, melalui solidaritas, kekompakan tim, sukacita dan rasa optimis dalam olahraga. Olimpiade menginspirasi umat untuk mengesampingkan perbedaan politik, ekonomi, jender, ras, persahabatan palsu dan rasa dengki akibat dari perbedaan-perbedaan tersebut. Bagi atlet, hal ini berarti membangun keterikatan dalam persahabatan seumur hidup baik dengan rekan 1 tim maupun dengan lawan dalam bertanding. Respect: nilai ini merujuk pada prinsip yang dapat menginspirasi semua yang ambil bagian dalam Gerakan Olimpiade. Respek terhadap seseorg termsk tubuhnya, saling respek dalam rangka mentaati peraturan dan menjaga nilai-nilai lingkungan di manapun berada. Merujuk pada sikap fairplay para atlet untuk dan harus berkomitmen menghindari segala upaya doping.
Terdapat tujuh Komponen Pembangunan Karakter yang dapat diambl dari gerakan olimpiade, yaitu: 1. Excellence in performance (menunjukkan usaha terbaik); 2. Joy and pleasure in participation (Kegembiraan dan kesenangan dalam partisipasi); 3. Fairness of play (jujur dan adil dalam bermain); 4. Respect for other nations, cultures, religions, races and individuals (menghormati bangsa, budaya, agama, ras, dan individu lain); 5. Human quality development (pembangunan dan pengembangan kualitas manusia); 6. Leadership by sharing, training, working and competing together (kepemimpinan yg ditunjukkan melalui sikap saling berbagi, berlatih, bekerja dan bersaing secara sehat); dan 7. Peaceful co-existence between different nations peace, (hidup berdampingan secara damai di antara bangsa-bangasa).
Gerakan olimpiade, piagam olimpiade dan pilar-pilar olimpiade dan tujuh komponen Pembangunan Karakter yang dapat diambl dari gerakan olimpiade, dijadikan sebagai landasan hukum organisasi olahraga dunia termasuk FIFA. Polemik yang terjadi saat ini, apabila melihat perlakuan negara Israel terhadap Palestina tentu saja tidak sesuai dengan prinsip-prinsip dasar olimpiade, di sisi lain Indonesia memiiki kebijakan politikmluar negeri yang menolak segala bentuk penjajahan dan penindasan sehingga sebagian masyarakat menolak kehadiran atlet sepakbola Israel sebagai bentuk protes kepada dunia. Tetapi, sayangnya keputusannya tdak berpihak pada keadilan, Israel tetap lolos sementara Indonesia diberi sanksi hanya karena protes tidak mengndahkan statuta FIFA yang merjukpada prinsip gerakan olimpiade.
Sebagai bangsa yang besar kita haus belajar dari pengalaman di dunia olahraga sepak bola, Mari kita bangun karakter bangsa ini melalui penerapan nilai-nilai luhur Olympism baik di arena olahraga, maupun dalam kehidupan sehari-hari sejak usia dini, dengan mendorong dan mensosialisasikan Gerakan Olympiade untuk menghasilkan generasi penerus yang sehat, tangguh, bermoral, cerdas, dan memiliki semangat juang pantang menyerah.
Pada dasarnya identitas dan karakter Bangsa Indonesia menjunjung tinggi nilai-nilai peradaban, budaya dan Moral. Perilaku santun, ramah tamah, suka menolong, suka mendahulukan orang, budaya hormat, suka damai, patuh pada adab, lemah lembut, asih-asah-asuh, biasa ucapkan mohon maaf dan terima kasih yag menjadi warisan budaya nenek moyang bangsa Indonesia untuk perlu terus ditanamkan mulai dari keluarga, sekolah dan lingkungan dengan tetap memertahankan harga diri bangsaya Indonesia di mata dunia. (Dr. Gumilar Mulya, M.Pd.)
Dr. Gumilar Mulya, M.Pd. adalah Dosen Pendidikan Jasmani FKIP UNSIL, Pengurus Pusat Olaraga Petanque dan Pengurus KONI Kabupaten Tasikmalaya, Wakil Rektor Bidang Keuangan dan Umum UNSIL 2022-2026.