RADAR TASIKMALAYA – Apakah di lingkungan sekitar baik itu mahasiswa atau pelajar, selalu memakai bahasa baku, setiap harinya? Tentu saja jarang. Penggunaan bahasa yang tidak baku sering kali kita temui di lingkungan sekeliling kita, dan hal tersebut sangat lumrah. Penyebab hal ini, adanya pengaruh bahasa luar dan bahasa gaul.
Bahasa gaul, menjadi penyebab tergesernya Bahasa Indonesia sesuai dengan standar kebahasaan. Hal ini menjadi perhatian khusus, terutama sebagai Guru pendidikan Bahasa Indonesia yang tentunya sangat peduli dengan kebahasaan dengan eksistensi berbahasa yang baik dan benar.
Baik dan benarnya berbahasa, tentunya harus menyadari terlebih dahulu peran Bahasa Indonesia sangat penting di dalam kehidupan diri kita, salah satunya menjadi bahasa persatuan dari banyaknya bahasa daerah. Bahasa Indonesia menjadi bahasa utama, bahasa kedua dari bahasa pertama yang bertempat tinggal di daerah.
Dilihat dari kedudukannya, dalam kedudukannya sebagai Bahasa Nasional, Bahasa Indonesia yang memiliki fungsi sebagai (1) lambang kebanggaan kebangsaan, (2) lambang identitas nasional, (3) alat perhubungan antarwarga, antardaerah, dan antarbudaya, dan (4) alat yang memungkinkan penyatuan berbagai suku bangsa dengan latar belakang yang sosial budaya dan bahasa mereka masing-masing ke dalam sebuah kesatuan Bangsa Indonesia. Sebagai suatu lambang kebanggaan, Bahasa Indonesia memperlihatkan nilai sosial dan budaya yang mendasar rasa kebangsaan (Umar, 2017).
Bahasa Daerah sendiri memiliki fungsi sebagai sarana pendukung Budaya Daerah dan Bahasa Indonesia, dan sebagai sumber kebiasaan untuk memperkaya Bahasa Indonesia. Bahasa Daerah berpeluang untuk memainkan peran yang lebih besar dalam memperkaya kosakata bahasa Indonesia. Akan tetapi, kesadaran orang-orang terhadap pentingnya Bahasa Indonesia yang baik dan benas sangat rendah.
Masih banyak kalangan mahasiswa dan pelajar tidak memahami tentang kaidah dan standar penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Hal ini menjadi permasalahan awal yang harus di lihat dari lingkungan tempat tinggalnya, yang dapat menyebabkan terjadinya ketidakpasihan dalam Berbahasa Indonesia yang baik dan benar, karena bagi mereka bahasa gaul lebih mudah dalam memahaminya dan faktor pendukung tidak adanya kebiasaan dalam penggunaan Bahasa Indonesia.
Bahasa gaul menjadi bahasa yang mudah dan disenangi oleh kalangan orang-orang, bahkan bahasa luar. Akan tetapi, peran Guru tentunya sangat diperlukan untuk membatasi adanya bahasa-bahasa yang dinamis dalam berbahasa. Guru Bahasa Indonesia merupakan salah satu elemen penting dalam menduduki pendidikan. Tanpa adanya guru, besar kemungkinan hilangnya generasi-generasi dan tabu dalam kebahasaan yang baik dan benar. Kecerdasan seorang siswa memang suatu bakat, tetapi perkembangan kecerdasan siswa tentunya terdapat dorongan keberadaan seorang Guru.
Guru pula ikut andil dalam membangun wawasan. Berbahasa baku, tentunya harus diajarkan kepada pelajar pada usia dini. Karena perkembangan yang paling diingat dalam memberikan stimulus, ketika masih kanak-kanak. Salah satu hal yang berperan penting ketika anak tersebut sudah di ikut kelaskan oleh orang tuanya, maka Guru ialah orang yang paling berperan penting dalam situasi tersebut. Sehingga, ketika tumbuh dan belajar di jenjang sekolah bahkan Mahasiswa, kaidah kebahasaan selalu di ingat dan mudah diimplementasikan sesuai dengan tumbuh kembangnya anak tersebut. Berbahasa yang baik dan benar, tentunya dapat membedakan bahasa ibu dan bahasa kedua atau dapat disebut Bilingualisme, tanpa adanya campuran bahasa ketika berbicara. Guru dapat memberikan stimulus, empat keterampilan berbahasa, bagaimana cara menulis, membaca, berbicara, dan menyimak dengan benar kepada peserta didiknya.
Dengan berbagai keterampilan, cara Guru memberikan stimulus tersebut banyak memberikan manfaat yang dapat diperoleh pelajar. Sehingga muncul adanya respons-respons dalam berkomunikasi, dapat mengutarakan gagasan yang baik dan juga banar. Guru dalam jajaran pelajar tahap awal ini menjadi tombak utama yang dapat menentukan keberhasilan bagaimana berbahasa yang baik dan benar sesuai dengan keberadaan lingkungan. Dalam rangka memaksimalkan kemampuan siswa, keterampilan yang akan membuat stimulus, maka diperlukannya strategi pembelajaran yang tepat, sehingga membuat pelajar nyaman ketika proses pembelajaran berlangsung.
Strategi di sini ialah prinsip-prinsip dalam pemilihan urutan atau rencana pembelajaran yang akan diimplementasikan. Strategi guru merupakan suatu usaha untuk terciptanya suasana yang menyenangkan dalam pembelajaran. Sehingga, ketika belajar guru harus aktif dan kreatif. Lalu, timbul pembelajaran yang menyenangkan di dalam kelas. Tak hanya itu, pelajar dapat terlibat dan aktif dalam mengikuti pembelajaran. Guru pula harus bekerja sama dengan orang tua, ketika pembelajaran bahasa Indonesia tidak hanya di pakai di jajaran pendidikan saja, akan tetapi di pakai di lingkungan masyarakat dan keluarga secara terus menerus.
Daya penggerak di dalam keberlangsungan kegiatan belajar untuk memberikan arahan pada saat kegiatan pembelajaran. Didorong oleh motivasi, dalam proses pembelajaran. Motivasi tentunya salah satu yang sangat dinamis dan sangat penting. Seiring terjadinya pelajar yang tidak menonjol buka berarti disebabkan oleh stimulus yang kurang. Akan tetapi, menghilangnya motivasi atau dorongan untuk belajar. Maka dari itu peran guru untuk mendorong pelajar dalam memotivasi sangat diwajibkan dan diharuskan.
Dengan demikian, sudah saatnya guru-guru dapat memberikan stimulus dalam penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar menggunakan model-model pembelajaran yang berbeda. Tak hanya itu, guru pun memberikan pemahaman dalam menempatkan bahasa baku/formal dan nonformal, kapan dan di mana bahasa tersebut diimplementasikan.
Selain peran guru, peran orang tua pun sangat diharuskan untuk membiasakan anaknya untuk berlatih sehingga tertanam Bahasa Nasional, Bahasa Persatuan dan penyebab adanya pengaruh bahasa luar dan bahasa gaul sedikit demi sedikit dapat berkurang. (Silvi Sri Hildayanti)
Penulis merupakan Mahasiswa Universitas Siliwangi Angkatan 2022, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia