RADAR TASIKMALAYA – Salah satu peletak dasar fisika optik adalah seorang sarjana muslim bernama Ibnu Haitham atau dikenal di barat dengan nama Alhazen, Avennathan, Avenethan.
Beliau belajar secara autodidak yang justru membuatnya tidak hanya mahir atau menguasai fisika optik saja, tetapi juga beberapa bidang ilmu pengetahuan ilmu falak, matematika, geometri, pengobatan, filsafat, dan farmatologi.
Penelitian pada cahaya telah mengilhami ahli sains Barat seperti Boger, Becon, dan Kopler dalam menciptakan teleskop dan mikroskop. Dialah orang yang pertama yang menulis dan menemukan berbagai data penting mengenai cahaya.
Dasar optik fisika adalah hukum Snellius, yang menyatakan bahwa ketika cahaya melintasi batas antara dua medium yang berbeda, maka sudut datang sama dengan sudut bias. Hukum Snellius dapat digunakan untuk menjelaskan berbagai fenomena, seperti pembiasan cahaya dan dispersi cahaya.
Dalam optik fisika terdapat juga konsep polarisasi, yang menggambarkan bagaimana cahaya bisa dipisahkan menjadi gelombang polarisasi yang saling tegak lurus. Optik fisika juga terdapat konsep interferensi dan difraksi, yang mempelajari bagaimana gelombang cahaya dapat berinterferensi satu sama lain dan mempengaruhi pola cahaya.
Refraksi adalah kata lain dari pembiasan. Refraksi atau pembiasan merupakan peristiwa pembelokan arah lintasan gelombang setelah melewati bidang batas antara dua medium dengan indeks bias yang berbeda.
Indeks bias merupakan besaran yang menyatakan kerapatan suatu medium yang didentifikasikan sebagai perbandingan antara cepat rambat cahaya dalam ruang kerja hampa dengan cepat rambat cahaya dalam suatu medium.
Sedangkan optik adalah cabang fisika yang menggambarkan sifat cahaya dan interaksi cahaya. Refraksi merupakan suatu proses masuknya cahaya ke dalam mata hingga sampai ke retina. Jadi proses pengelihatan dimulai dari cahaya yang masuk melalui kornea pupil, hingga retina, yang dibiaskan tepat pada bagian belakang mata (retina). Retina akan menyampaikan ke otak apa objek yang kita lihat.
Kelainan refraksi terjadi apabila cahaya yang masuk ke mata tidak tepat jatuh ke retina, bisa dibelakang, didepan atau banyak titik fokus lainnya. Kelainan refraksi terjadi akibat gaya hidup, seperti membaca terlalu lama, melihat komputer atau smartphone terlalu lama dan kebiasaan mengucek-ngucek mata. Selain itu trauma atau benturan juga bisa menyebabkan terjadinya kelainan refraksi.
Kelainan refraksi pada mata terbagi menjadi empat jenis: Miopia (rabun jauh), Hipermetropi (rabun dekat), Astigmatisme (silindris), dan Presbiopi (mata tua).
Optika adalah cabang fisika yang menggambarkan perilaku dan sifat cahaya dan interaksi cahaya dengan materi. Optika menerangkan dan diwarnai oleh gejala optis. Kata optik berasal dari bahasa latin yang berarti tampilan.
Bidang optika biasanya menggambarkan sifat cahaya tampak, inframerah, dan ultraviolet, tetapi karena cahaya adalah gelombang elektromagnetik, gejala yang sama juga terjadi di sinar-X, gelombang mikro, gelombang radio, dan bentuk lain dari radiasi elektromagnetik dan juga gejala serupa seperti pada sorotan partikel muatan (charged beam).
Alat optik adalah alat-alat yang menggunakan lensa atau cermin untuk memanfaatkan sifat-sifat cahaya yaitu dapat dipantulkan dan dapat dibiaskan, cahaya tersebut diginakan untuk melihat.
Optik secara umum dapat dianggap sebagai bagian dari keelektromagnetan. Beberapa gejala optisi bergantung pada sifat kuantum cahaya yang terkait dengan beberapa bidang optika hingga mekanika kuantum.
Kebanyakan dari gejala optisi dapat dihitung dengan menggunakan sifat elektromagnetik dari cahaya, seperti yang dijelaskan oleh persamaan Maxwell.
Bidang optika memiliki identifitas, masyarakat, dan konfrensinya sendiri. Aspek keilmuannya sering disebut ilmu fisika atau fisika optik. Ilmu optik terapan sering disebut rekayasa optik.
Rekayasa optik yang terkait khusus dengan sistem ilminasi (iluminasi) disebut rekayasa pencahayaan. Ilmu optika merupakan bagian dari berbagai disiplin terkait termasuk elektro, fisika, psikologi, kedokteran (khususnya optalmologi dan optometri), dan lain-lain.
Pembiasaan cahaya adalah fenomena optik di mana cahaya berubah arah saat melewati batas antara dua media dengan kecepatan cahaya yang berbeda. Pembiasan cahaya pada mata terjadi pada lensa dan kornea. Jadi, lensa mata memfokuskan dan membiaskan cahaya yang datang dari pupil sehingga dapat jatuh tepat dari retina.
Cahaya melewati permukaan batas antara kedua media tersebut, mengalami perubahan kecepatan, yang mengakibatkan perubahan arah lintasannya. Indeks bias optik merupakan ukuran seberapa banyak cahaya melewati media tersebut dibandingkan dengan kecepatan cahaya di ruang hampa dengan kecepatan cahaya di dalam media. Cahaya adalah radiasi yang panjang gelombangnya merangsang sensasi kecermelangan atau iluminasi pada retina mata.
Radiasi tipe tertentu seperti cahaya ultraviolet dan inframerah adalah sama dengan cahaya yang dapat dilihat meskipun panjang gelombangnya lebih pendek atau lebih panjang dari pada panjang gelombang cahaya yang dapat dilihat itu.
Pada akhirnya pengertian cahaya disini adalah mencakup semua panjang gelombang yang bertingkah laku serupa dengan cahaya yang merangsang pengelihatan. Hukum Pembiasan Cahaya yaitu: 1. Sinar datang, garis normal dan sinar terletak pada satu bidang datar, 2. Perbandingan sinus sudut datang (i) dan sinus sudut bias (r) selalu tetap.
Pembiasaan pada lensa memiliki banyak manfaat pada kehidupan. Kata ”lensa” berasal dari kata latin yang berarti “lentil”, karena kemiripan bentuk antara lensa konvergen dan kacang-kacangan. Lensa adalah sepotong bahan transparan yang dibentuk sedemikian rupa sehingga menyebabkan sinar cahaya membelok dengan cara tertentu saat melewatinya, baik itu membuat sinar berkumpul pada titik tertentu atau menyimpang seolah-olah dari titik tertentu.
Bahan yang digunakan bisa berupa pecahan kaca atau plastik, dan bentuk lensa menentukan apakah bahan tersebut menyebabkan sinar cahaya menyatu atau meyimpang. Lensa yang biasa digunakan untuk melihat benda dari luar batas kemampuan mata manusia adalah karena adanya pembiasaan cahaya yang masuk ke dalamnya.
Indeks bias antara medium lensa dan udara memang telah berbeda. Karena hal tersebutlah lensa bisa membiaskan cahaya yang masuk ke dalamnya.
Lensa tebal yaitu terjadi pada bidang sferis/lengkung seperti botol kaca, akuarium, dll yang memiliki indeks bias tertentu, sedangkan lensa tipis adalah lensa yang mempunyai dua permukaan yang memiliki jari-jari kelengkungan R1 dan R2.
Lensa tipis memiliki ketebalan yang sangat kecil dibandingkan dengan jarak fokusnya. Lensa Silinder yaitu lensa cekung + cembung -> lensa spheris : 1 titik fokus, lensa silinder (cylinder lens) memiliki garis fokus pada derajat sudut/meridian tertentu (melalui titik pusat optik), dan satuan kekuatan lensa silinder : dioptri.
Sifat lensa yaitu lensa cembung atau konveks bersifat mengumpulkan sinar, dan lensa cekung atau konkaf menyebarkan sinar.
Apabila ada sinar yang datang menuju lensa, maka yang terjadi adalah pembiasan ada 2 jenis lensa yaitu lensa cembung dan cekung.
Lensa cembung adalah lensa yang mengumpulkan sinar (konvergen) sebaliknya lensa cekung adalah lensa yang menyebarkan sinar (divergen).
Sifat dari bayangan lensa cembung sama dengan bayangan di cermin cekung, sedangkan untuk lensa cekung sifat bayangannyasama dengan cermin cembung. Jalannya sinar di lensa hampir sama dengan cermin, perbedaannya terletak di pusat lensa.
Fungsi lensa dan alat optik bagi kehidupan manusia, kacamata minus (lensa cekung) yaitu orang yang rabun jauh (myopia), bayangan jatuh di depan kornea mata, untuk itu diperlukan lensa cekung sehingga bayangan jatuh di kornea, dan Kacamata plus (lensa cembung) yaitu orang yang rabun dekat (hypermyopia), bayangan jatuh di belakang kornea mata, untuk itu diperlukan lensa cembung sehingga bayangan jatuh di kornea, bila rabun jaunya karena usia (presbyopia), juga diperluan lensa cembung.
Contohnya adalah bagi mereka yang menderita rabun jauh dan rabun dekat. Setelah memakai kacamata, mereka akan bisa lebih mudah melihat pada jarak normal. Hal ini tak lain karena adanya banyakan yang dibentuk oleh benda tetap jauh pada retina.
Lensa kacamata memiliki beragam jenis lensa yang disesuaikan dengan kebutuhan mata seseorang. Terdapat dua jenis lensa koreksi yaitu lensa satu fokus (minus atau plus saja), dan lensa multifokal, yakni lensa yang memiliki banyak fokus yang bisa di pakai untuk melihat jauh, menengah, dan dekat.
Lensa satu fokus dirancang untuk memperbaiki gejala gangguan pengelihatan, yaitu jarak dekat atau jarak jauh. Sementara lensa multifokal bisa mengoreksi gangguan pengelihatan jarak jauh, menengah, dan dekat.
Jenis lensa berdasarkan fungsinya dan berdasarkan kondisi kelainan refraksi mata yang di alami seperti: 1. Lensa Single Vision yaitu hanya terdiri dari satu titik fokus. Jenis lensa ini akan diperlukan ketika anda hanya mengalami salah satu gangguan pengelihatan. Sebaliknya saat anda menderita rabun dekat (hipermetropi), lensa cembung atau lensa kacamata plus perlu digunakan agar mata bisa kembali melihat objek dengan jelas dalam jarak dekat. Lensa plus juga dipakai pada kacamata baca yang diperuntukkan untuk penderita mata tua (presbipia).
2. Lensa Multifokal yaitu memiliki kemampuan perbaikan ganda, yakni dapat mengatasi rabun jauh dan rabun dekat secara bersamaan. Artinya, terdapat lensa minus dan plus dalam satu kacamata. Orang yang sering menggunakan lensa ini adalah yang mengalami mata tua yang telah memiliki masalah mata minus. Terdapat empat jenis lensa multigokal yaitu: Bifokal, Trifokal, Progresif, dan Lensa Office, lensa untuk medium dan dekat. (Siti Aulia Rajwa Kamilah)
Siti Aulia Rajwa Kamilah adalah mahasiswi Universitas Bakti Tunas Husada (BTH) Tasikmalaya.