Tasikmalaya Adem Ayem di Awal Tahun? Jangan Lengah! Cabai Meroket, Cuaca Ekstrem dan Ramadan di Depan Mata

Ekonomi107 Dilihat

RADAR TASIKMALAYA – Awal tahun 2025 membawa kabar baik sekaligus tantangan bagi warga Tasikmalaya. Di satu sisi, deflasi sebesar 0,79% (mtm) tercatat pada Januari 2025, dengan inflasi tahunan cuku terkendali di 1,03% (yoy), jauh di bawah target nasional 2,5±1%. Penurunan harga tarif listrik, beras, bawang merah, telur ayam ras, dan ketimun menjadi faktor utama yang meringankan beban masyarakat. Penurunan ini juga didukung oleh kebijakan diskon tarif listrik dari pemerintah untuk periode Januari-Februari 2025 yang turut membantu meringankan beban masyarakat, dan UMKM juga tentunya kecipratan untung karena biaya produksi jadi lebih hemat.

Namun, di sisi lain, lonjakan harga cabai mencapai 50-80% dan ancaman cuaca ekstrem menjadi tantangan besar yang tidak bisa diabaikan.

HARGA CABAI MELONJAK TAJAM

Pedasnya Harga Membakar Dompet. Berdasarkan pantauan harga melalui Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS), Harga cabai rawit merah di Pasar Tradisional di Kota Tasikmalaya (Cikurubuk dan Pancasila) melonjak drastis dari rata-rata Rp 49.000-an pada Desember 2024 menjadi rata-rata  Rp 90.000-an per kilogram pada Januari 2025, lonjakan ini juga terjadi pada cabai rawit hijau. Tidak kalah ketinggalan kenaikan harga cabai merah juga turut terjadi dari rata-rata Rp 46.000-an pada Desember 2024 menjadi Rp 72.000-an per kilogram pada Januari 2025.

Penyebab utama kenaikan ini adalah gagal panen akibat cuaca ekstrem yang melanda wilayah produsen dan sekitarnya seperti Jawa Tengah dan Jawa Timur. Kondisi ini memaksa sebagian warga membeli cabai kualitas rendah dengan harga lebih murah, dan dampaknya juga terasa bagi pedagang kecil dan konsumen rumah tangga yang harus mengurangi pembelian atau mencari alternatif.

CUACA EKSTREM

Ancaman Hidrometeorologi yang Berkelanjutan

BMKG memperingatkan bahwa cuaca ekstrem akibat pengaruh La Niña lemah dan dominasi Monsun Asia masih akan berlangsung hingga Mei 2025. Hujan deras disertai angin kencang menyebabkan pohon tumbang dan kerusakan bangunan. Selain itu, ancaman tanah longsor juga meningkat di wilayah-wilayah rawan seperti Kota/Kabupaten Tasikmalaya dan sekitarnya. Selanjutnya cuaca buruk ini tidak hanya merusak infrastruktur tetapi juga mengganggu produktivitas pertanian lokal. Banyak petani cabai mengalami gagal panen, sehingga pasokan cabai menurun drastis sementara permintaan tetap tinggi dikarenakan momentum menjelang Ramadan.

PENURUNAN BI-RATE

Harapan untuk meningkatkan daya beli di tengah situasi ini, Bank Indonesia mengambil langkah strategis dengan menurunkan BI Rate menjadi 5,75% pada pertengahan Januari 2025. Kebijakan ini bertujuan meningkatkan daya beli masyarakat melalui kredit konsumsi yang lebih terjangkau serta mendorong investasi pelaku usaha. Langkah ini diambil dengan mempertimbangkan prakiraan inflasi yang terkendali dan perlunya stimulus untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Penurunan BI Rate ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi Tasikmalaya, antara lain:

STIMULUS KREDIT

Suku bunga yang lebih rendah dapat mendorong penyaluran kredit, terutama untuk UMKM dan sektor-sektor produktif.

Daya Beli: Potensi penurunan suku bunga kredit konsumsi dapat membantu menjaga daya beli masyarakat di tengah fluktuasi harga cabai dan kebutuhan pokok lainnya.

Investasi: Iklim investasi yang lebih kondusif dapat mendorong pertumbuhan ekonomi lokal dan penciptaan lapangan kerja.

LANGKAH STRATEGIS PEMERINTAH DAN TPID

Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Tasikmalaya bersama pemerintah daerah telah mengambil langkah-langkah berikut untuk menjaga stabilitas harga:

– Menggelar Gelar Pangan Murah (GPM) untuk komoditas strategis seperti cabai di lokasi-lokasi rawan kenaikan harga, terutama harus dilakukan di pasar secara sinergis.

– Mitigasi Cuaca Ekstrem dengan menebang pohon tua yang rawan tumbang serta memperbaiki drainase untuk mengurangi risiko banjir.

– Sinergi Antar daerah dan memfasilitasi distribusi cabai dari daerah penghasil ke pasar lokal: Bekerja sama dengan daerah lain seperti Ciamis dan Garut untuk memastikan pasokan pangan tetap terjaga.

Pesan Penting untuk Warga Tasikmalaya: Mari kita bersama-sama menghadapi tantangan ini dengan langkah bijak:

  1. Belanja Bijak antara lain kurangi pembelian barang mahal atau cari alternatif.
  2. Pantau Harga Secara Rutin seperti menggunakan informasi dari PIHPS atau pasar setempat.
  3. Dukung Produk Lokal dengan beli produk petani lokal untuk mendukung perekonomian daerah.
  4. Manfaatkan Diskon Listrik dengan hemat energi selama kebijakan diskon tarif listrik berlangsung.
  5. Waspada Cuaca Ekstrem melalui imbauan BMKG dan BPBD untuk mitigasi risiko bencana.

Dengan langkah sinergis antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat, diharapkan Kota Tasikmalaya dan sekitarnya dapat melewati tantangan awal tahun ini dengan baik. Ramadan sudah dekat; mari bersiap dengan bijak agar kebutuhan tetap terpenuhi tanpa memberatkan dompet! (Juliius Aprilian)

Penulis merupakan Staf (Asisten Analis) Unit Data Statistik dan Kehumasan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Tasikmalaya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *