Sampah adalah konsekuensi makhluk hidup. Tidak hanya manusia yang berpotensi melahirkan sampah. Semua makhluk hidup di dunia, terikat dengan urusan sampah.
Tubuh sendiri karena terkait produksi, melahirkan sampah. Kotoran kuda, kerbau, ayam juga sampah, jika disimpulkan dengan konsep manusia. Tinja itu sampah, adalah sisa produksi yang dibuang karena tidak dibutuhkan lagi.
Adanya sampah adalah keniscayaan, harus disadari sebagai konsekuensi dari proses pemenuhan hidup. Siapa pun di dunia, tak ada yang bebas dari urusan sampah. Menjadi masalah serius ketika sampah sudah membengkak volumenya.
Maka untuk tetap mampu menjaga kebersihan, manusia dituntut untuk melakukan tidakan yang benar. Benar menurut etika juga aturan yang berlaku di mana ia tinggal.
Kesadaran menjadi dasar untuk berbuat benar dan tidak adanya penyimpangan dari aturan yang telah disepakati bersama. Baik aturan adat yang berlaku di lingkungan ia tinggal, aturan syariah, atau aturan yang diberlakukan oleh pemerintah.
Demkian juga dengan aturan dalam urusan sampah. Namun sayangnya, malah yang terjadi adalah penyimpangan dan pelanggaran.
”Pada dasarnya, manusia itu jahat,” ujar Prof Yakob Sumarjo pada sebuah esainya.
Manusia selalu ingin bebas, ingin segala mudah. Ingin yang serba instan, malas melewati proses yang dianggap rumit.