RADAR TASIKMALAYA – Di balik bayang-bayang Gunung Galunggung yang megah, terdapat permata tersembunyi yang menjadi kebanggaan Jawa Barat, yaitu Geopark Galunggung. Kawasan ini tidak hanya menawarkan keindahan alam yang memukau, tetapi juga menyimpan kisah geologi yang sarat hikmah dan potensi besar untuk menopang perekonomian masyarakat setempat.
Pemerintah Daerah Kabupaten Tasikmalaya bahkan tengah mengupayakan peningkatan status kawasan ini menjadi destinasi wisata nasional. Perebutan babak baru pengelolaan alam dan pariwisata berkelanjutan yang terjadi dengan berdirinya Geopark Galunggung tengah diperjuangkan.
Apa yang dimaksud dengan “geopark”? Kawasan ini merupakan kawasan dengan nilai geologi luar biasa yang menyatu dengan aspek edukasi, konservasi, dan pemberdayaan masyarakat. Konsep ini digagas UNESCO untuk melindungi dan memanfaatkan warisan geologi secara berkelanjutan. Di dalam geopark, bukan hanya aspek alam yang dilestarikan, tetapi juga budaya dan keanekaragaman hayati setempat yang menjadi penopang kehidupan penduduk di sekitarnya.
Meski keindahan kawasan Geopark Galunggung ini sudah dikenal banyak orang, termasuk sebagian dari luar daerah, belum semua di mengetahui sisi lain dari rencana Kawasan Geopark Jawa Barat ini. Apa yang membuat kawasan ini begitu istimewa? Bagaimana cerita sejarah vulkanik, keindahan alam, dan potensi ekonomi lokalnya dapat berpadu menjadi sebuah narasi yang menarik? Artikel ini akan mengajak para pembaca dalam perjalanan lebih jauh untuk menjelajahi hal-hal tersembunyi dan peluang masa depan yang menanti di kawasan Geopark Galunggung.
KEINDAHAN ALAM DAN WARISAN GEOLOGI GEOPARK GALUNGGUNG
Meski berada di ketinggian 2.167 meter di atas permukaan laut, kawah Galunggung tetap menjadi tempat yang sejuk dan pemandangan alam yang memukau. Untuk menikmati kawah yang menakjubkan ini, pengunjung harus memilih rute langsung: pendakian yang menantang melalui 620 anak tangga kuning atau jalur yang lebih pendek melalui 510 anak tangga biru. Puncaknya memperlihatkan lubang yang luar biasa berwarna biru kehijauan yang basah oleh air. Tempat ini tidak hanya memesona secara visual, tetapi juga disukai oleh para petualang untuk berkemah, sebagai tujuan wisata.
Mengutip tulisan dari wikipedia, sejarah gunung ini bermula dari letusan tahun 1982, yang membentuk lubang seperti sekarang. Namun, peristiwa ini hanya kebetulan belaka. Padahal, ini hanyalah satu tahap dalam serangkaian insiden gunung berapi besar. Pada tahun 1822, letusan gunung lainnya merenggut nyawa lebih dari 4.000 orang dan menghancurkan 114 desa, sementara pada tahun 1894, letusan tersebut menewaskan 40 orang dan menyebabkan kehancuran 50 desa . Dengan kekayaan sejarah vulkaniknya, kawasan ini menjadi laboratorium hidup bagi para peneliti geologi, sekaligus saksi bisu kekuatan alam yang luar biasa.
Selain kawahnya, kawasan ini juga memiliki daya tarik lain seperti air terjun, sumber air panas, dan panorama alam yang memukau. Namun, pesona Geopark Galunggung tidak berhenti di sini. Kawasan Geopark Galungung meliputi wilayah Selatan Kabupaten Tasikmalaya, hamparan batu jasper di Cikatomas dan Pancatengah, Goa Malawang di Karangnunggal, serta Tonjong Canyon di Cipatujah adalah sebagian dari keindahan yang belum banyak dikenal. Padahal, tempat-tempat ini memiliki potensi wisata yang tak kalah dengan destinasi populer seperti Bali dan Lombok.
Kontribusi Geopark terhadap Ekonomi Lokal: Tantangan dan Peluang
Geopark Galunggung bukan sekadar destinasi wisata, melainkan seharusnya menjadi dorongan ekonomi lokal. Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya telah mendata seluruh lokasi yang masuk kategori geoheritage, bekerja sama dengan Universitas Siliwangi (Unsil). Upaya ini bertujuan untuk mengembangkan potensi wisata sekaligus memberdayakan masyarakat sekitar. Pelibatan penduduk lokal sebagai pemandu wisata, pengelola homestay, atau produsen kerajinan khas menjadi kunci utama dalam menciptakan manfaat ekonomi yang berkelanjutan.
Produk khas dan unik kawasan, baik kerajinan tangan batu jasper, makanan khas Sunda, kopi Galunggung, pisang ranggap, dan souvenir unik lainnya tentu memiliki peluang besar karena semakin banyak orang berkunjung. Kisah sukses tentang pengusaha lokal yang mampu bertahan berkat Geopark akan menjadi inspirasi bagi masyarakat lain bahwa eksploitasi alam adalah pandai memperlakukan alam.
Meski memiliki potensi besar, pengelolaan Geopark Galunggung tidak lepas dari tantangan. Infrastruktur yang belum memadai, seperti akses jalan dan fasilitas umum, sering kali menjadi kendala dalam menarik lebih banyak wisatawan. Selain itu, edukasi masyarakat lokal tentang pentingnya pelestarian lingkungan juga masih perlu ditingkatkan. Ancaman kerusakan lingkungan akibat aktivitas manusia, seperti penebangan liar atau sampah wisata, menjadi perhatian serius.
Namun, di balik tantangan ini terdapat peluang besar. Dengan semakin populernya pariwisata digital, promosi melalui media sosial dapat membantu memperkenalkan Geopark Galunggung ke dunia internasional. Kolaborasi dengan akademisi, pelaku industri pariwisata, dan komunitas lokal juga dapat mendorong inovasi dalam pengelolaan kawasan ini. Jika dikelola dengan baik, Geopark Galunggung memiliki potensi untuk menjadi destinasi wisata unggulan yang mendunia.
Setidaknya yang pengelolaan geopark dapat diarah pada peningkatan kapasitas SDM melalui pelatihan untuk masyarakat lokal agar mampu mengelola sumber daya dan beradaptasi dengan pasar wisata. Promosi Produk Lokal dengan melalui pengembangan produk khas seperti makanan, kerajinan, atau jasa menjadi lebih dikenal melalui branding geopark. Dan partisipasi masyarakat dengan mereka langsung dalam perencanaan, pengelolaan, dan pengawasan geopark.
KASUS KAJIAN GEOPARK DI INDONESIA DAN DUNIA
GEOPARK CILETUH-PALABUHANRATU, JAWA BARAT (INDONESIA)
Kontribusi terhadap Ekonomi Lokal: Geopark Ciletuh memberi dampak banyak di wilayah Sukabumi, sebab jumlah wisatawan dapat menggeser wilayah tersebut. banyak produk, selain kerajinan tangan, pakaian adat, kain tradisional, makanan khas daerah (seperti opak dan gula aren), serta produk homestay dikelola oleh masyarakat setempat. Pemberdayaan Masyarakat Pemerintah dan pengelola geopark memberikan pelatihan yang berkaitan dengan ekowisata, pengelolaan homestay dan mengemas produk yang akan dijual nyasar pasar.
GEOPARK RINJANI, NUSA TENGGARA BARAT (INDONESIA)
Kontribusi terhadap Ekonomi Lokal: Geopark Rinjani lebih berorientasi pada agrowisata dan ecotourism. Sejumlah produk pertanian, seperti kopi, madu, dan produk bambu, mendapat pangsa pasar lebih luas sebab branding yang diberikan oleh kawasan geopark. Pemberdayaan Masyarakat: Pemberian pelatihan dibidang konservasi alam, jasa pemanduan wisata, dan pengolahan produk produk pertanian yang dilakukan oleh masyarakat sekitar dilakukan untuk memastikan masyarakat sebagai pengguna utama dalam pengelolaan geopark.
UNESCO GLOBAL GEOPARK BATUR, BALI (INDONESIA)
Kontribusi Ekonomi Lokal: Geopark batur berpotensi besar bagi beberapa turis yang tertarik dengan pemandangan kaldera dan Danau Batur. Beberapa kegiatan seperti berjalan-jalan, serta kunjungan ke desa-desa lokal menjadikan suatu saluran pemasukan tambahan bagi masyarakat lokal. Pemberdayaan Masyarakat: Program penanganan sampah, pelatihan pemandu lokal, dan pengembangan kuliner daerah lain, seperti kopi Kintamani memberikan kemudahan masyarakat lebih aktif dalam memanfaatkan potensi geopark.
JEJU ISLAND UNESCO GLOBAL GEOPARK (KOREA SELATAN)
Kontribusi terhadap Ekonomi Lokal: Geopark ini berfungsi untuk mendukung pengembangan turisme yang bergenre budaya dan alam, sehingga terjual beberapa produk lokal seperti teh hijau Jeju, kosmetik yang terbuat dari tanaman lokal bumi, serta pengalaman budaya lokal. Pemberdayaan Masyarakat: Dalam program pelatihan melayani mengenai turis yang berkaitan dengan geopark, masyarakat yang tinggal di dekat kawasan geopark diberi peluang untuk mengembangkan usaha kecil, seperti kafe atau toko suvenir.
ENGLISH RIVIERA UNESCO GEOPARK
Kontribusi terhadap Ekonomi Lokal: Geopark ini mempromosikan turisme berbasis edukasi, seperti tur geologi dan budaya. Banyak bisnis kecil lokal di sektor perhotelan, restoran, dan kerajinan berkembang karena peningkatan jumlah wisatawan. Pemberdayaan Masyarakat: Program kemitraan dengan komunitas lokal untuk memproduksi barang-barang lokal yang terinspirasi oleh geologi dan warisan budaya kawasan.
MASA DEPAN GEOPARK GALUNGGUNG
Masa Depan Geopark Galunggung adalah keberhasilan dari strategi pembangunan pengelolaan yang berkelanjutan pada skala kawasan geopark dan melibatkan banyak pemangku kepentingan. Pemerintah lokal, masyarakat, akademisi serta pengusaha mesti berkolaborasi demi memastikan kawasan ini lestari. Peningkatan fisik yang menjamin higenisitas dan jaringan jalan akses demi memperlancar infrastruktur pariwisata perlu diupayakan lebih dulu. Edukasi pada wisatawan terkait pentingnya konservasi dan mitigasi bencana juga harus dilakukan secara serius. Dengan sinergi stakeholder baik di pemerintah pusat maupun lembaga internasioanal, Geopark Galunggung akan muncul sebagai contoh kasus bagai mana sebuah geopark harus dikelola, yang pada intinya adalah integrasi antara pelestarian lingkungan hidup dengan pemberdayaan ekonomi lokal.
Sebagai catatan akhir, Geopark Galunggung harus menjadi “live testimony” bagaimana keindahan alam, nilai edukasi dan potensi ekonomi dapat sinergikan dalam satu kawasan. Dengan pengelolaan yang tepat, maka kawasan ini menjadi kebanggaan Jawa Barat dan Indonesia dan juga warisan berharga bagi anak cucu kami di masa depan. Mari kita jaga dan dukung Geopark Galunggung agar memunculkan destinasi masa depan sebagaimana kita yakini. Semoga dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi Geopark Galunggung dapat ditetapkan sebagai Geopark Nasional. (Ir Unang Atmaja MSc)
Penulis merupakan Dosen Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi