RADAR TASIKMALAYA – Masalah jiwa menimbulkan beban yang sangat besar terutama beban sosial dan ekonomi, dimana mengakibatkan proporsi besar terhadap beban penyakit serta penyebab terbesar disabilitas yang hampir 14% dari beban penyakit global yang diukur dengan disability-adjusted life years (DALYs), disebabkan oleh gangguan jiwa.
Hal tersebut akan sangat mempengaruhi pencapaian MDGs/SDGs. Selain hal tersebut gangguan jiwa (depresi mayor unipolar) menjadi beban global penyakit selain penyakit jantung iskemik pada tahun 2020 dan setelah HIV-AIDS pada tahun 2030 (Global Burden of Disease-WHO, 2012). Fenomena orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) masih menjadi salah satu permasalahan Kesehatan yang signifikan di dunia, sehingga trend dan isu kesehatan jiwa global ini akan berpengaruh terhadap beberapa Negara termasuk Indonesia.
Penanganan ODGJ harus melibatkan berbagai pihak dalam kemitraan dan pemberdayaan. Masalah kesehatan jiwa harus dipahami dan dinggap menjadi masalah bersama, memiliki mitra pemangku kepentingan, dan upaya advokasi yang dilakukan harus dirasakan efektif. Fenomena kompleksnya permasalahan penanganan ODGJ di atas, maka penanganannya perlu melibatkan oleh semua stakeholders, baik pemerintah maupun partisipasi masyarakat. Perlu dilakukan penanganan kesehatan jiwa berbasis masyarakat yaitu dengan cara pemberdayaan serta membangun kemandirian masyarakat dibidang kesehatan jiwa. Kerjasama berbagai lini untuk penanganan ODGJ penting agar ODGJ dapat tertangani dengan baik
Intervensi psikososial dengan peran aktif lintas sektoral (Kecamatan, Koramil, Polsek dan Kelurahan) dalam penanganan pasien ODGJ di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kawalu mampu memberikan dampak yang signifikan untuk meningkatkan kualitas mutu kehidupan Pasien ODGJ. Terwujudnya pelayanan kesehatan primer yang komprehensif dan berkualitas serta Penguatan Pemberdayaan Masyarakat menjadi salah satu tujuan dengan Sasaran Strategis menguatnya promotif preventif di FKTP melalui UKBM dan pendekatan keluarga dengan sasaran program. Terwujudnya peningkatan kesehatan masyarakat melalui pendekatan promotif dan preventif pada setiap siklus kehidupan yang didukung oleh peningkatan tata kelola kesehatan masyarakat.
Berikut adalah peran nyata lintas sektor dalam meningkatkan kualitas mutu kehidupan Pasien ODGJ ini pada kegiatan inovasi Kolak Campur Pisang, keterlibatan lintas sektor dalam kegiatan kunjungan rumah (home pharmacy care) pasien ODGJ dengan diagnosa skizofrenia adalah sebagai berikut: Melakukan koordinasi dengan kelurahan dan kecamatan terkait inovasi yang sedang dilaksanakan terhadap pasien ODGJ, Melakukan kunjungan rumah (home pharmacy care) didampingi oleh Babinsa yang turut serta memberikan dukungan motivasi kepada pasien dan keluarga pasien. Ketua RT setempat turut serta dan ikut mendampingi selama proses kunjungan rumah.
Rencana Tindak Lanjut dari kegiatan Inovasi Kolak Campur Pisang ENAK ini melibatkan peran lintas sektor untuk meningkatkan kepatuhan minum obat pada pasien ODGJ, sehingga dapat meningkatkan juga kualitas mutu kehidupan dari pasien ODGJ tersebut. Adapaun keterlibatan lintas sektor dalam rencana tindak lanjut dari kegiatan inovasi kolak campur pisang enak ini adalah Pembentukan Kader Keswa dan Kader Farmasi dari tiap-tiap Posyandu untuk membantu inovasi terutama dalam hal pemantauan kepatuhan minum obat bagi Pasien ODGJ. Selanjutnya mengadakan sosialisasi dan pelatihan bagi para Kader Keswa dan Kader Farmasi mengenai inovasi ini. Pelatihan pendamping pasien ODGJ dalam penyiapan obat ke dalam Kotak Harian Obat Unit Daily Dose pada saat pengambilan obat ke Puskesmas setiap bulannya. Untuk Pasien berusia lanjut yang memiliki keterbatasan dalam penglihatan untuk menyiapkan obat pada kotak harian obat dibantu oleh Apoteker/Kader untuk penyiapannya. Menggalang komitmen kembali bersama lintas sektor agar semua unsur ikut bertanggung jawab dalam mendukung kegiatan inovasi ini untuk meningkatkan kepatuhan minum obat pada pasien ODGJ, sehingga bisa meningkatkan kualitas mutu hidup pasien ODGJ. Membuat grup whatsapp bersama lintas profesi, kader dan pendamping pasien ODGJ untuk memudahkan komunikasi dan koordinasi ketika ada kesulitan atau efek samping yang muncul selama terapi pengobatan. Memberikan reward dan apresiasi bagi pendamping pasien ODGJ dan pasien ODGJnya yang patuh minum obat, dengan menggalang dana dari donatur (melakukan koordinasi dan advokasi dengan lintas sektor) untuk dapat disalurkan kepada pasien ODGJ, sehingga meningkatkan dukungan dan semangat.
Melakukan Penyuluhan di Masyarakat terkait pentingnya deteksi dini kesehatan jiwa berkoordinasi dengan lintas sektor (Kecamatan, Keluraha, Tokoh Masyarakat, Koramil, Polsek). Aktif mengikuti kegiatan pertemuan dengan lintas sektor dan unsur muspika kecamatan dalam pengembangan dan pendampingan pada keluarga pasien ODGJ. Dengan terlibatnya lintas sektor dalam melakukan penyuluhan terkait kesehatan jiwa diharapkan dapat turut juga membantu meningkatkan pengetahuan keluarga pasien ODGJ dan kader sehingga dapat mengawasi pasien ODGJ dalam pemberian minum obat hal tersebut dapat mendukung upaya untuk meningkatkan kepatuhan minum obat pada pasien ODGJ. Kader menjadi lebih aktif dalam mengingatkan keluarga pasien ODGJ agar tidak lupa mengambil obat ke Puskesmas bila obat sudah habis. Masyarakat memiliki rasa kepedulian kepada keluarga pasien ODGJ sehingga stigma negatif pasien ODGJ hilang dan pasien ODGJ dapat diterima di tengah-tengah masyarakat. Sehingga keluarga yang memiliki pasien ODGJ menjadi tidak malu lagi untuk membawa pasien ODGJ ke Pusat Kesehatan Masyarakat untuk mendapatkan terapi pengobatan sehingga dapat meningkatkan kualitas mutu kehidupan pasien ODGJ, dengan meningkatkan kualitas mutu kehidupan pasien ODGJ tersebut, pasien bisa kembali menjadi produktif dan mandiri. Ketika pasien ODGJ tersebut sudah kembali produktif dan mandiri maka dapat meningkatkan pendapatan ekonomi keluarga. Pasien ODGJ bisa Kembali berinteraksi dalam kehidupan sosial dan kemasyarakatan. (Apt. Listya Permatasari, S. Farm.)
Listya Permatasari, S.Farm. adalah Apoteker Ahli Pertama-UPTD Puskesmas Kawalu Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya. Dia juga Pengurus Cabang Ikatan Apoteker Indonesia Kota Tasikmalaya sebagai anggota Bidang Praktik Apoteker masa bakti 2022-2026.