Fenomena Banjir di Perkotaan

Lingkungan123 Dilihat

RADAR TASIKMALAYA – Banjir adalah peristiwa di mana suatu daerah terendam oleh air dalam jumlah yang besar. Kedatangan banjir dapat diprediksi dengan memperhatikan curah hujan dan aliran air. Banjir dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk curah hujan tinggi, permukaan tanah lebih rendah dibandingkan muka air laut, wilayah terletak pada suatu cekungan yang dikelilingi perbukitan dengan sedikit resapan air, pendirian bangunan di sepanjang bantaran sungai, aliran sungai tidak lancar akibat terhambat oleh sampah, serta kurangnya tutupan lahan di daerah hulu sungai.

Banjir memiliki dampak yang signifikan, termasuk korban jiwa dan luka-luka, kerusakan properti, kerugian ekonomi, kerugian lingkungan, dan krisis air bersih. Tindakan pencegahan dan kesiapsiagaan, seperti peringatan dini, pembangunan infrastruktur banjir, penyuluhan publik, dan pemantauan cuaca, penting dalam mengurangi dampak banjir. Dalam arti “air mengalir”, kata “banjir” juga dapat berarti masuknya pasang laut. Banjir diakibatkan oleh volume air di suatu badan air seperti sungai atau danau yang meluap atau melimpah dari bendungan sehingga air keluar dari sungai itu. Banjir juga dapat terjadi di sungai ketika alirannya melebihi kapasitas saluran air, terutama di kelokan sungai

Fenomena banjir di perkotaan dapat disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk tingkat pembangunan yang tinggi yang meningkatkan permukaan keras, kurangnya ruang terbuka hijau, kurangnya saluran drainase yang memadai, serta kebiasaan buruk seperti membuang sampah sembarangan. Banjir di kota-kota besar umumnya dipicu oleh limpasan yang berlebihan karena tidak tersedia lagi tempat untuk resapan air, sehingga hujan dengan intensitas kecil pun dapat membanjiri infrastruktur yang rusak atau tidak memadai.

Selain itu, pembangunan pemukiman pada wilayah dataran banjir secara ekonomis mungkin menarik, namun dapat menyebabkan genangan air ketika banjir terjadi. Upaya untuk mengatasi banjir di wilayah perkotaan meliputi peningkatan saluran drainase, pemeliharaan saluran air, dan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan untuk mencegah terjadinya banjir

Beberapa faktor yang menyebabkan banjir di perkotaan antara lain:

  1. Curah Hujan Tinggi: Curah hujan yang tinggi dapat menyebabkan air meluap hingga ke pinggiran sungai, yang kemudian dapat menyebabkan banjir.
  2. Tingkat Pembangunan Tinggi: Pembangunan yang tinggi meningkatkan permukaan keras, sehingga tidak tersedia lagi tempat untuk resapan air, yang dapat memicu limpasan air berlebihan dan banjir.
  3. Kebiasaan Buruk Masyarakat: Kebiasaan buruk seperti membuang sampah sembarangan dapat menyumbang pada tersumbatnya saluran drainase dan genangan air, yang kemudian dapat menjadi penyebab banjir.
  4. Pemukiman Padat Penduduk: Pemukiman padat penduduk dapat mengurangi lahan terbuka hijau dan area resapan air, sehingga meningkatkan risiko banjir.
  5. Kurangnya Saluran Drainase yang Memadai: Kurangnya saluran drainase yang memadai dapat menyebabkan air tidak lancar mengalir, sehingga meningkatkan risiko banjir.

Upaya pencegahan banjir di perkotaan meliputi peningkatan saluran drainase, pemeliharaan saluran air, dan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan untuk mencegah terjadinya banjir.

Dampak banjir di perkotaan dapat sangat merugikan, termasuk kerugian material, kerugian lingkungan, dan dampak kesehatan masyarakat. Beberapa dampak banjir perkotaan yang signifikan antara lain:

  1. Kerugian Material: Banjir dapat menyebabkan kerusakan pada infrastruktur, seperti jalan, bangunan, dan saluran drainase, serta kerugian pada harta benda masyarakat, seperti kendaraan dan perabotan rumah tangga.
  2. Kesehatan Masyarakat: Banjir dapat menyebabkan penyebaran penyakit akibat air kotor, seperti infeksi saluran pernapasan, penyakit kulit, dan penyakit perut. Selain itu, genangan air juga dapat menjadi sarang nyamuk penyebab penyakit menular, seperti demam berdarah dan malaria.
  3. Kerusakan Lingkungan: Banjir dapat menyebabkan kerusakan pada ekosistem sungai dan daerah sekitarnya, termasuk erosi tanah, pencemaran air, dan kerusakan habitat satwa liar.
  4. Gangguan Aktivitas Ekonomi: Banjir dapat mengganggu aktivitas ekonomi masyarakat, seperti terhambatnya akses transportasi, penutupan usaha, dan kerugian pada sektor pertanian dan perikanan akibat gagal panen.
  5. Krisis Air Bersih: Banjir dapat mencemari sumber air bersih, sehingga masyarakat terdampak kesulitan mendapatkan air bersih yang aman untuk dikonsumsi.

Dengan pemahaman yang mendalam tentang dampak banjir perkotaan, penting untuk mengimplementasikan langkah-langkah mitigasi dan adaptasi guna mengurangi risiko banjir dan melindungi masyarakat serta lingkungan dari dampak yang merugikan tersebut.

Ada beberapa cara untuk mengendalikan banjir di perkotaan, antara lain:

  1. Peningkatan Daerah Resapan Air: Meningkatkan daerah resapan air, seperti taman-taman, dan lahan terbuka hijau, dapat membantu meresapkan air hujan ke dalam tanah, mengurangi limpasan permukaan, dan mengendalikan banjir.
  2. Pengurangan Daerah Kedap Air: Mengurangi daerah yang kedap air, seperti penggunaan material permeabel untuk pekarangan dan jalan, juga dapat membantu mengendalikan aliran air permukaan.
  3. Pengelolaan Sampah: Peran masyarakat dalam pengelolaan sampah rumah tangga sangat penting, karena sampah yang menumpuk di saluran drainase dapat menyebabkan genangan air dan memperparah banjir.
  4. Penggunaan Software Analisis Banjir: Penggunaan software analisis banjir, seperti SWMM 5.2, dapat membantu dalam perencanaan dan desain kota yang tahan banjir.
  5. Penerapan WSUD (Water Sensitive Urban Design): WSUD merupakan pendekatan desain perkotaan yang mempertimbangkan manajemen air secara menyeluruh, termasuk dalam mengendalikan banjir.
  6. Pembersihan Saluran: Membersihkan selokan dan saluran drainase secara rutin dapat mencegah genangan air dan mengurangi risiko banjir.

Pengendalian banjir perkotaan memerlukan pendekatan yang komprehensif dan melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah, masyarakat, dan lembaga terkait. Dengan menerapkan langkah-langkah tersebut, diharapkan risiko banjir di perkotaan dapat dikurangi secara signifikan.

Dalam mengendalikan banjir di perkotaan, terdapat beberapa faktor yang perlu diperhatikan, antara lain:

  1. Tata Guna Lahan: Perencanaan tata guna lahan yang memperhatikan resapan air dan daerah resiko banjir sangat penting dalam mengendalikan banjir di perkotaan.
  2. Sistem Drainase: Perlu memperhatikan perencanaan dan perawatan sistem drainase perkotaan agar mampu menampung debit banjir yang tinggi.
  3. Pengelolaan Sampah: Pengelolaan sampah yang baik dapat mencegah penyumbatan saluran drainase dan mengurangi risiko banjir.
  4. Pemeliharaan Sungai dan Saluran Air: Pemeliharaan sungai dan saluran air yang baik dapat membantu mengurangi risiko banjir di perkotaan.
  5. Pengendalian Banjir Secara Struktural: Penggunaan struktur, seperti bendungan, tanggul, dan saluran air, juga perlu dipertimbangkan dalam mengendalikan banjir di perkotaan.

Dengan memperhatikan faktor-faktor tersebut, diharapkan upaya pengendalian banjir di perkotaan dapat dilakukan secara efektif dan terpadu.

Peran serta masyarakat memegang peran penting dalam mengatasi banjir di perkotaan. Beberapa langkah yang dapat dilakukan meliputi:

  1. Pengelolaan Sampah: Masyarakat dapat berperan dalam pengelolaan sampah rumah tangga, seperti dengan melakukan pemilahan sampah dan pembuangan yang tepat, untuk mencegah penyumbatan saluran drainase yang dapat memicu banjir.
  2. Peningkatan Daerah Resapan Air: Melalui penanaman vegetasi dan pembuatan taman-taman kota, masyarakat dapat berkontribusi dalam meningkatkan daerah resapan air, sehingga mengurangi limpasan permukaan dan risiko banjir.
  3. Pengurangan Daerah Kedap Air: Masyarakat juga dapat berperan dalam mengurangi daerah yang kedap air, misalnya dengan menggunakan material permeabel untuk pekarangan dan jalan, sehingga mengendalikan aliran air permukaan.
  4. Partisipasi dalam Perencanaan dan Pengelolaan: Melalui organisasi masyarakat, partisipasi dalam perencanaan dan pengelolaan banjir dapat ditingkatkan, sehingga masyarakat dapat terlibat langsung dalam upaya mitigasi banjir di wilayah perkotaan.

Dengan melibatkan masyarakat secara aktif, diharapkan upaya mengatasi banjir di perkotaan dapat dilakukan secara lebih efektif dan berkelanjutan. (Dr Siti Fadjarajani Dra MT)

Penulis adalah Dosen Program Studi Pendidikan Geografi dan Kepala LPMPP UNSIL Tasikmalaya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 komentar