RADAR TASIKMALAYA – Belakangan ini, Indonesia sedang beradaptasi dengan beberapa hal, terutama dalam Merdeka Belajar.
Apa itu artinya Merdeka Belajar? Menurut Nadiem Makarim, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dalam Merdeka Belajar itu guru, murid dan sekolah punya kebebasan untuk belajar secara mandiri dan kreatif.
Dalam pernyataan itu berarti sudah ada keterbukaan atau kebebasan bagi murid maupun guru memilih kurikulum sesuai dengan minat, bakat dan keinginan tanpa merasa ragu.
Hal itu dilakukan dalam rangka menyiapkan mahasiswa dalam menghadapi perubahan sosial, budaya, dunia kerja dan kemajuan teknologi yang pesat, kompetensi mahasiswa harus disiapkan untuk lebih beriringan dengan kebutuhan zaman.
Kesesuaian tidak saja dengan dunia kerja dan dunia industri, tetapi juga dengan masa depan yang berubah secara cepat. Perguruan tinggi dituntut untuk dapat merancang dan membantu melaksanakan proses pembelajaran yang inovatif dan kreatif agar mahasiswa dapat meraih capaian pembelajaran mencakup aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan baik secara akademik maupun non akademik serta dilakukan dengan optimal dan selalu relevan.
Proses pembelajaran dalam Kampus Merdeka merupakan salah satu perwujudan pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa (student active learning) yang sangat esensial pada Kurikulum Merdeka.
Pembelajaran melalui Kampus Merdeka memberikan tantangan juga kesempatan untuk pengembangan kapasitas, inovasi dan kreativitas serta mengembangkan kemandirian dalam menemukan pengetahuan melalui kenyataan dan dinamika lapangan seperti persyaratan kemampuan, komunikasi, interaksi sosial, kolaborasi, manajemen diri, peraturan dan kewajiban dalam kerja, serta penentuan target dan pencapaiannya.
Program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka diharapkan dapat menjawab tantangan Perguruan Tinggi untuk menghasilkan lulusan yang sesuai, didukung dengan kemajuan IPTEK, tuntutan dunia usaha dan dunia industri, dalam dinamika masyarakat.
