Transformasi Perempuan dalam Belenggu Patriarki

RADAR TASIKMALAYA – Problematik gender masih sering menjadi topik pembahasan meskipun di zaman sekarang banyak kemajuan yang telah dicapai dalam hal kesetaraan gender. Banyak Masyarakat yang terus berjuang untuk memahami, menyesuaikan, mengatasi, dan mengubah berbagai isu terkait gender yang tentunya dapat mempengaruhi kehidupan baik kehidupan individu, kelompok, atau masyarakat luas. Berbicara gender tentu mempengaruhi berbagai aspek kehidupan mulai dari ranah pendidikan, pekerjaan, kesehatan, politik, dan sosial.

Oleh karena itu, memahami isu gender merupakan bagian penting untuk memperjuangkan keadilan sosial dan hak asasi manusia. Perjuangan untuk kesetaraan gender menjadikan pandangan terhadap perempuan yang mulai mengalami perubahan, banyak masyarakat di zaman sekarang mulai mengakui bahwa perempuan harus memiliki hak dan kesempatan yang sama. Namun dalam kebudayaan yang berkembang saat ini patriarki menjadi belenggu untuk perkembangan perempuan khususnya yang berada di daerah karena biasanya pengaruh sosial dan budaya yang selalu mengutamakan kekuasaan, otoritas, dan kontrol di tangan laki-laki.

Adanya patriarki menjadi sebuah sesuatu yang tidak pernah diharapkan oleh perempuan. Banyak perempuan yang menjadi minder atau merasa serba salah untuk melangkah untuk mencapai harapannnya. Namun, kita tidak bisa menutup mata bahwa banyak perubahan serta keberhasilan pembangunan di negeri ini yang tentunya tidak terlepas dari peran seorang Perempuan.

Raden Adjeng Kartini adalah sosok penting dalam sejarah memperjuangkan perempuan pada masa kolonial Belanda. Raden Adjeng Kartini juga sangat peduli terhadap pendidikan, khususnya Pendidikan untuk kaum perempuan. Dulu, Perempuan sangat terbatas akses untuk meraih pendidikan bahkan perempuan dipandang sebelah mata.

Kita sering membaca atau mendengar kalimat yang pernah beliau tulis seperti “Habis Gelap Terbitlah Terang”. Ungkapan tersebut dapat dimaknai sebagai gambaran bagaimana perempuan pada masa itu hidup dalam keterbatasan dan tekanan sosial, suatu saat akan ada pencerahan menuju kebebasan untuk perempuan. Perjuangan untuk mengangkat derajat perempuan, untuk mendapatkan Pendidikan, serta kesetaraan gender. Pemikiran R.A Kartini meyakini bahwa dengan pendidikan, perempuan dapat mengubah nasib mereka serta keluar dari kegelapan seperti penindasan, kebodohan, serta ketidakadilan yang dialami perempuan.

Pendidikan menjadi salah satu faktor penting untuk menghindari ketertindasan yang dialami kaum perempuan, rendahnya pemikiran tentang pentingnya pendidikan pada perempuan menjadi salah satu tanda bahwa kehidupan perempuan masih belum sejahtera. Masih ada masyarakat yang yang beranggapan bahwa perempuan hanya sebagai ibu rumah tangga dan istri. Dengan pemikiran yang seperti itu akan menghambat untuk melakukan perubahan dan berkembang.

Perempuan yang masih berorientasi dalam budaya patriarki hanya sebagai ibu rumah tangga, hanya bekerja di dapur saja, mengurus anak, dan suami. Budaya patriarki menganggap bahwa laki-laki adalah penanggung jawab serta pekerja keras.

Namun, seiring berjalannya waktu, perkembangan zaman juga siklus perekonomian terus mendorong perempuan untuk aktif dan kreatif sehingga dapat berkiprah di ranah publik karena perempuan dengan pemahaman yang matang ia mampu menjadi ibu rumah tangga sekaligus bekerja untuk berperan dalam ekonomi keluarga ketika pekerjaan suami belum mencukupi kebutuhan keluarga atau Perempuan mampu bekerja untuk mendukung program pemerintah, membantu masyarakat untuk berkembang, serta mendidik para calon pemimpin untuk mampu berpikir logis serta memiliki rasa untuk jalan atau proses yang akan dilalui.

“Dalam narasi-narasi hidup yang nyata, perempuan menjadi kekuatan tak terbatas.” Najwa Shihab

Kalimat tersebut menggambarkan sebuah pandangan yang mendalam tentang perempuan di kehidupan nyata, pernyataan tersebut menyiratkan bahwa perempuan memiliki potensi yang luar biasa, tak terbatas, yang bisa mengubah dunia dengan berbagai cara, baik dalam kehidupan pribadi, keluarga, maupun masyarakat.

Namun di era modern ini masih ada penilaian tentang perempuan di mata masyarakat yang masih mengadopsi budaya tradisional yang membatasi kebebasan gerak perempuan dengan alasan budaya keluarga turun-temurun yang harus dipertahankan dan dilestarikan.

Gebrakan-gebrakan pemerintah menjadi salah satu solusi serta bukti bahwa peran perempuan sangat penting dalam kehidupan masyarakat, perempuan memiliki kedudukan yang penting untuk pengembangan masyarakat, peningkatan kesejahteraan, menopang perekonomian, serta mengembangkan kehidupan sosial dan budaya masyarakat dengan pemikiran yang kreatif.

Perempuan adalah sosok pelukis kehidupan yang sejati, ia akan melukiskan masa depan di atas Canva dengan percikan-percikan warna perjalanannya, sehingga ia menjadi hebat ketika mampu berusaha melepaskan diri dalam belenggu patriarki tanpa melanggar norma-norma keyakinan yang dianutnya. (Shinta Rosiana)

Penulis adalah Pembina UKM Teater 28, Dosen Pendidikan Bahasa Indonesia, FKIP-UNSIL

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *