Pentingnya Penerapan Ilmu Fisika dalam Bidang Kesehatan

Kesehatan308 Dilihat

RADAR TASIKMALAYA  – Fisika merupakan ilmu pengetahuan paling mendasar lantaran berkaitan dengan perilaku dan struktur benda.

Bidang fisika biasanya dibagi menjadi gerak, panas, fluida, suara, listrik, cahaya, magnet, dan topik-topik modern seperti relativitas, struktur atom, fisika nuklir, fisika zat padat, partikel elementer dan astrofisika.

Dalam artikel ini pembahasan dibatasi pada materi fisika yang berkaitan dengan ilmu kesehatan khususnya kedokteram, keperawatan, kebidanan, dan kesehatan masyarakat atau lingkungan.

Praktik klinik baik kedokteran, keperawatan maupun kebidanan sudah banyak menggunakan kemajuan sains atau Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) di mana ilmu fisika memiliki peran sangat besar.

Oleh karena itu, ada baiknya kita memperhatikan sekilas bagaimana aktivitas yang disebut sains, termasuk fisika ini dipraktikan.

Meskipun istilah sains berasal dari bahasa latin yang artinya mengetahui, akhirnya sains tidak sekadar berarti pengetahuan. Tujuan utama sains, termasuk fisika, pada umumnya dianggap sebagai usaha mencari keteraturan dalam pengamatan manusia terhadap alam sekitarnya.

Banyak orang berpikir bahwa sains merupakan proses mekanis dalam pengumpulan fakta-fakta dan membuat teori. Hal tersebut tidaklah benar.

Sains—termasuk fisika—seperti juga sains lainnya adalah usaha kreatif. Fisika bukan hanya sekelompok fakta. Teori-teori penting diciptakan dengan maksud untuk menerangkan pengamatan.

Agar bias diterima, teori diuji dengan membandingkan prediksinya dengan hasil eksperimen sebenarnya.

Dalam kurun waktu yang lama, sains kurang lebih adalah satu kesatuan yang dikenal sebagai filosofi alam. Kemudian, pada satu atau dua abad lalu, perbedaan antara fisika dan kimia bahkan sains kehidupan menjadi terang benderang.

Memang perbedaan mecolok yang dapat kita lihat saat ini antara seni dan sains juga baru berumur beberapa abad. Dengan demikian, tidak mengherankan jika perkembangan fisika telah memengaruhi dan dipengaruhi bidang-bidang lain.

Karya awal tentang listrik yang berlanjut dengan penemuan baterai listrik dan arus listrik diciptakan oleh seorang fisiologis abad ke-18, Luigi Galvani (1737-1798). Dia mengamati sentakan kaki katak yang merupakan respons terhadap percikan listrik, kemudian otot-otot tersebut kelihatan tersentak jika bersentuhan dengan dua logam yang tidak sama.

Pertama kalinya fenomena tersebut dikenal sebagai kelistrikan hewan, tetapi tidak lama kemudian menjadi jelas bahwa arus listrik itu sendiri bias ada walaupun hewannya tidak.

Seseorang tidak harus menjadi seorang ilmuwan peneliti, katakanlah kedokteran atau biologi molekuler untuk menggunakan fisika dalam pekerjaannya.

Seorang terapi fisik misalnya, dapat melakukan pekerjaannya lebih efektif jika ia paham akan prinsip pusat gravitasi dan caraa kerja gaya-gaya dalam tubuh manusia.

Saat ini dunia teknologi sangat berkembang pesat. Perkembangan tersebut berimbas pada perkembangan di berbagai macam aspek kehidupan lingkungan manusia.

Salah satu aspek yang terkena imbas adalah perkembangan teknologi yang menggunakan prinsip ilmu fisika untuk meningkatkan efesiensi dan efektivitas dunia kesehatan.

Abad 20 itu ditandai oleh perkembangan menakjubkan di bidang ilmu dan teknologi. Ilmu fisika dan teknologi berperan penting memberikan sumbangan sangat berharga dalam diagnosis dan terapi di berbagai penyakit yang menjadi lebih penting secara epidemologis sebagai konsekuensi yang sudah meningkatkan kondisi di ekonomi sosial masyarakat.

Adapun pengertian lain fisika dan kesehatan ada dua bidang yang mungkin terlihat berbeda. Namun keduanya pasti memiliki keikatan yang erat. Ilmu fisika dapat diterapkan dalam bidang kesehatan dan hal itu dapat memberikan banyak manfaat bagi kehidupan kesehatan manusia.

Fisika dapat diterapkan dalam beberapa aspek, yaitu:

  1. Radiologi berfungsi untuk membantu diagnosis dan pengobatan penyakit, yang menggunakan sinar-x, sinar gamma.
  2. Terapi radiasi berfungsi untuk mengobati kanker dan penyakit lainnya.
  3. Akustik medis berfungsi untuk diagnosis dan pengobatan penyakit, yang menggunakan gelombang suara.
  4. Teknologi prostetik berfungsi sebagai alat bantu yang dapat menggantikan bagian tubuh yang hilang atau rusak.
  5. Teknologi rehabilitasi berfungsi untuk membantu pasien pulih dari cedera atau penyakit.

Dengan adanya penerapan ilmu fisika dalam kesehatan dapat memberikan manfaat yang besar bagi kesehatan manusia di lingkungan bermasyarakat. Contohnya, pengobatan yang lebih efektif yang dapat membantu pasien dalam mempercepat proses penyembuhan dan akan mengurangi efek samping yang merugikan, pengurangan biaya kesehatan dapat dikurangi karena pengobatan dapat dilakukan dengan lebih efektif dan lebih cepat, dan membantu pasien dalam menghemat biaya dalam kesehatan, dan banyak hal lain lagi yang menjadi manfaat bagi kesehatan manusia.

Dengan adanya ilmu fisika dalam kesehatan dapat membantu dan meingkatkan kualitas hidup pasien dan mempercepat proses penyembuhan, dan untuk membantu pasien dalam mengatasi berbagai masalah kesehatan.

Adapun pengaruh ilmu fisika terhadap kesehatan manusia. Di dalam pengaruh tersebut ada pencitraan medis yang bias diartikan alat penting dalam pengobatan medis, yang akan memungkinkan dokter bisa melihat ke dalam tubuh manusia tanpa prosedur invasif.

Bisa dicontohkan oleh alat sinar-x jenis radiasi elektromagnetik yang dapat menembus jaringan lunak yang ada dalam tubuh, CT scan untuk membuat gambar tubuh secara detail.

Di dalam ilmu fisika dalam kesehatanpun ada terapi radiasi pengobatan umum untuk kanker, dan cara kerjanya akan bergantung pada ilmu fisika. Terapi radiasi ini menggunakan radiasi yang berenergi tinggi untuk membunuh sel kanker.

Jadi, dari pembahasan di atas, ilmu fisika dalam kesehatan sangat penting dalam dunia medis. Ilmu fisika dalam kesehatan sangat membantu tenaga kerja medis untuk mempermudah dan mempercepat pemulihan penyakit.

Penerapan ilmu fisika dalam kesehatan juga dapat memberikan manfaat yang besar bagi kesehatan manusia di lingkungan masyarakat. (Labibah Nur Fikri Dwi Maulida)

Labibah Nur Fikri Dwi Maulida adalah mahasiswi DIII Refraksi Optisi Universitas Bakti Tunas Husada (BTH) Tasikmalaya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *