Teknologi Baru dari Kecerdasan Artifisial 

Teknologi18 Dilihat

RADAR TASIKMALAYA – Ada yang ramai dalam minggu minggu ini tentang kecerdasan artifisial atau AI. Dari dunia pendidikan menarik untuk dilihat program mata pelajaran baru Koding dan Kecerdasan Artifisial. Minggu minggu ini beberapa guru dipersiapkan untuk menjadi pengajar mapel KKA.

Di dunia maya marak dengan kreasi kreasi video hasil Generatif AI dengan Veo, seedance dan Sora. Berbagai karya menarik hilir mudik di FYP Tiktok. Beberapa webinar dan jualan ebook plus dengan prompt menjadi jualan yang laris manis.

Dua contoh tersebut setidaknya membuktikan bahwa masyarakat Indonesia tidak tertinggal dengan perkembangan teknologi kecerdasan artifisial atau sering disebut AI. Dengan berbagai perkembangan Kecerdasan Artifisial tersebut, pertanyaan yang muncul adalah sejauh mana dapat memberikan kontribusi positif bagi masyarakat Indonesia.

Pergeseran mendasar dari dunia usaha di dunia adalah munculnya gelombang baru dari AI Generatif yang semakin berdaya guna. Kemampuannya mampu mengubah bagaimana sebuah perusahaan berubah dalam cara beroperasi, berhubungan dengan customer, menghasilkan sesuatu dan lainnya. Tiga pilar yang mendorong transformasi tersebut yaitu multimodal AI, generatif video dan AI Agents.

Multimodal AI mendorong kemampuan untuk menggabungkan text, audio dan gambar dalam sebuah proses secara bersamaan. Kondisi ini mendorong AI tidak hanya memahami kata namun mampu memahami emosi, nada dan konteks di belakang kata tersebut.

Kemampuan ini akan menjadi sebuah game changer, secara dramatis mampu menurunkan biaya dan kompleksitas dalam membangun sebuah sistem yang rumit seperti bots, penerjemah real time , asisten interaktif. Biaya yang murah menjadikan teknologi rumit tidak hanya bisa dibangun oleh perusahaan besar saja.

Revolusi kedua dari AI adalah kemampuan menghasilkan video hanya dengan beberapa kalimat saja. Google Veo dan Open AI Sora menjadi tool yang menjadi pembicaraan. Disusul dengan seedance dengan kemampuan yang tidak kalah. Teknologi mampu memahami konsep konsep pembuatan sebuah video seperti pengelolaan kamera, pencahayaan, styles dan scene.

Hasil yang berkualitas tinggi dari sisi teknis dan konten dengan biaya yang murah akan menjadi senjata baru khususnya UMKM dalam menghasilkan perangkat marketing dan branding.

Pilar terakhir adalah munculnya AI Agents, sebuah teknologi yang mampu melakukan orkestrasi perangkat lunak dalam sebuah perusahaan. Orkestrasi dijalankan dengan kemampuan berpikir, beradaptasi dan membangun penalaran.

Kemampuan ini dapat melakukan manajemen hampir semua proses dalam sebuah perusahaan yang dapat menjanjikan efisiensi operasional perusahaan, peningkatan kualitas kerja dan peningkatan presisi dan akurasi. AI Agent mampu secara otomatis generate konten konten promosi, melakukan posting konten terjadwal secara tepat, melakukan analisis sentimen dan semua kegiatan agensi branding dan marketing. AI Agent mampu menjalin komunikasi dengan customer dengan kemampuan respons yang tepat dan cepat.

Tiga pilar tersebut secara bersamaan akan bekerja tanpa kenal lelah dan memberikan sebuah toolkit yang sangat powerful bagi perusahaan besar maupun kecil dalam mengembangkan usaha dan meningkatkan profit. Pertanyaannya adalah sejauh mana individu dan institusi bisnis di Indonesia memanfaatkan kemajuan teknologi ini untuk sesuatu yang produktif dan berdaya guna.

Tidak hanya sebagai hiburan semata, bungkus semata dan lebih ke arah konsumtif tanpa guna. Generasi milenial atau generasi internet atau generasi AI memegang peran penting dalam implementasi AI di semua sektor. Sekali lagi peran kita ada di pilihan langkah kita, sebagai pencipta atau sebagai penonton. (Dewanto Rosian Adhi MT)

Penulis merupakan Dosen Universitas Mayasari Bhakti (UMB) Tasikmalaya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *