Penentuan Geosite Dalam Mewujudkan Geopark

RADAR TASIKMALAYA – Geosite berfungsi dalam konteks geopark, yang merupakan kawasan yang dikelola untuk tujuan konservasi dan pembangunan berkelanjutan. Geopark mengintegrasikan keragaman geologi, keanekaragaman hayati, dan keragaman budaya, dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat serta melestarikan warisan alam. Dalam pengelolaannya, diperlukan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat dan pemangku kepentingan untuk memastikan bahwa pengembangan dilakukan secara berkelanjutan dan bertanggung jawab

Geosite memiliki peran yang sangat penting dalam pengembangan geopark, terutama dalam konteks konservasi, edukasi, dan pengembangan ekonomi. Geosite berkontribusi secara signifikan terhadap pengembangan geopark melalui peningkatan daya tarik wisata, pelestarian lingkungan, edukasi, pemberdayaan ekonomi, dan keterlibatan masyarakat. Geosite berfungsi sebagai daya tarik utama bagi pengunjung, menawarkan keunikan geologi dan keindahan alam yang dapat dinikmati. Geosite berkontribusi pada upaya konservasi dengan melestarikan warisan geologi dan keanekaragaman hayati.

Geosite juga menyediakan platform untuk kegiatan edukasi dan penelitian. Dalam geopark, geosite dapat digunakan sebagai lokasi untuk program edukasi yang mengajarkan pengunjung tentang geologi, sejarah bumi, dan interaksi antara manusia dan lingkungan. Pengembangan geosite dalam geopark dapat menciptakan peluang ekonomi bagi masyarakat lokal melalui geowisata.

Masyarakat lokal dapat dilibatkan dalam pengelolaan geosite, memberikan mereka peran aktif dalam pelestarian dan pengembangan geopark. Keterlibatan ini tidak hanya meningkatkan rasa kepemilikan terhadap geosite tetapi juga memastikan bahwa pengelolaan dilakukan dengan mempertimbangkan nilai-nilai budaya dan kebutuhan lokal.

Konsep dan Fungsi Geosite

Konsep geosite merujuk pada situs atau lokasi yang memiliki nilai geologi yang signifikan, sering kali dalam konteks warisan geologi (geoheritage). Geosite dapat berupa formasi geologi, bentang alam, atau situs yang menunjukkan proses geologi penting dan memiliki potensi untuk pendidikan, penelitian, dan pariwisata. Dalam kerangka geopark, geosite berfungsi sebagai elemen kunci yang mendukung pelestarian, pendidikan, dan promosi sumber daya geologi.

Geosite, atau situs warisan geologi, adalah bagian dari geopark yang memiliki ciri khas tertentu, baik sebagai objek individual maupun sebagai gabungan dari beberapa objek. Geosite berperan dalam:

  1. Pelestarian: Melindungi dan mempertahankan nilai-nilai geologi yang ada.
  2. Edukasi: Menyediakan informasi dan pendidikan tentang sejarah geologi dan proses yang membentuk bumi.
  3. Pariwisata: Menarik pengunjung untuk meningkatkan kesadaran dan apresiasi terhadap keragaman geologi serta mendukung ekonomi lokal melalui geowisata

Faktor Utama dalam Penentuan Geosite

Dalam penentuan geosite dalam geopark, ada beberapa faktor penting yang perlu dipertimbangkan untuk memastikan keberhasilan pengelolaan dan pengembangan. Berikut adalah faktor-faktor utama yang harus diperhatikan:

  1. Nilai Geologi
  • Geosite harus memiliki nilai geologi yang signifikan, termasuk keunikan dan keragaman geologi yang dapat memberikan informasi tentang sejarah bumi. Ini mencakup formasi batuan, mineral, fosil, dan struktur geologi yang penting untuk penelitian dan pendidikan.
  1. Fungsi Pelestarian dan Pendidikan
  • Geosite berfungsi sebagai tempat pelestarian sumber daya geologi dan juga sebagai sarana pendidikan. Ini penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang nilai geologi dan lingkungan, serta untuk mendukung kegiatan penelitian.
  1. Potensi Wisata
  • Geosite harus memiliki daya tarik wisata yang kuat. Ini mencakup keindahan alam, aksesibilitas, dan fasilitas pendukung yang dapat menarik pengunjung. Pengembangan geowisata yang berkelanjutan dapat memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat setempat.
  1. Keterlibatan Masyarakat Lokal
  • Partisipasi aktif dari masyarakat lokal dalam pengelolaan geosite sangat penting. Ini tidak hanya meningkatkan rasa kepemilikan dan kebanggaan masyarakat terhadap warisan geologi mereka, tetapi juga memastikan bahwa pengembangan dilakukan dengan mempertimbangkan kebutuhan dan nilai-nilai lokal.
  1. Kebijakan dan Dukungan Pemerintah
  • Pengembangan geosite harus didukung oleh kebijakan yang jelas dari pemerintah, termasuk regulasi yang mendukung konservasi dan pengelolaan yang berkelanjutan. Dukungan ini mencakup pembiayaan, pelatihan, dan promosi yang dapat membantu dalam pengelolaan geopark.
  1. Keberlanjutan
  • Aspek keberlanjutan dalam pengelolaan geosite sangat penting. Ini mencakup perlindungan terhadap sumber daya geologi serta pengembangan yang tidak merusak lingkungan dan budaya lokal. Pendekatan ini membantu dalam menjaga keseimbangan antara pelestarian dan penggunaan sumber daya.

Dengan mempertimbangkan faktor-faktor ini, pengembangan geosite dalam geopark dapat dilakukan secara efektif, memberikan manfaat bagi masyarakat, serta melestarikan warisan geologi untuk generasi mendatang.

Langkah-langkah Penentuan Geosite

Untuk menentukan geosite yang paling efektif dalam mendukung tujuan geopark, beberapa langkah dan kriteria perlu diperhatikan. Berikut adalah cara-cara yang dapat diambil:

  1. Penilaian Nilai Geologi
  • Geosite harus memiliki nilai geologi yang signifikan, seperti keunikan formasi batuan, fosil, atau struktur geologi. Penilaian ini penting untuk memastikan bahwa geosite tersebut dapat memberikan informasi penting tentang sejarah geologi dan berfungsi sebagai tempat penelitian dan pendidikan.
  1. Kesesuaian dengan Tujuan Geopark
  • Geosite yang dipilih harus selaras dengan tujuan geopark, yaitu konservasi, pendidikan, dan pengembangan ekonomi lokal. Ini mencakup kemampuan geosite untuk menarik wisatawan, serta memberikan manfaat bagi masyarakat lokal dan lingkungan
  1. Aksesibilitas dan Infrastruktur
  • Aksesibilitas geosite menjadi faktor penting dalam menentukan efektivitasnya. Geosite harus mudah dijangkau oleh pengunjung, dengan infrastruktur yang memadai seperti jalan, fasilitas parkir, dan informasi yang jelas mengenai lokasi.
  1. Keterlibatan Masyarakat Lokal
  • Keterlibatan masyarakat lokal dalam pengelolaan dan pemanfaatan geosite sangat penting. Ini tidak hanya meningkatkan rasa kepemilikan masyarakat, tetapi juga memastikan bahwa pengembangan dilakukan dengan memperhatikan kebutuhan dan nilai-nilai lokal.
  1. Analisis SWOT
  • Melakukan analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) terhadap geosite dapat membantu dalam mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan, serta peluang dan ancaman yang ada. Ini memberikan gambaran yang lebih jelas tentang potensi geosite dalam mendukung tujuan geopark.
  1. Evaluasi Berkelanjutan
  • Setelah penentuan geosite, perlu dilakukan evaluasi secara berkala untuk memastikan bahwa geosite tersebut tetap memenuhi kriteria yang ditetapkan dan berfungsi secara efektif dalam konteks geopark. Ini termasuk pemantauan terhadap dampak lingkungan dan sosial dari pengembangan geowisata.

Dengan mengikuti langkah-langkah ini, pengelola geopark dapat menentukan geosite yang paling efektif dalam mendukung tujuan mereka, baik dari segi konservasi, pendidikan, maupun pengembangan ekonomi lokal.

Tantangan Pengelolaan Geosite

Pengelolaan geosite di Indonesia menghadapi berbagai tantangan yang dapat mempengaruhi efektivitas konservasi dan pengembangan geowisata. Berikut adalah beberapa tantangan utama yang dihadapi:

  1. Keterbatasan Sumber Daya
  • Banyak geosite di Indonesia mengalami keterbatasan dalam hal sumber daya manusia dan finansial untuk pengelolaan yang efektif. Hal ini termasuk kurangnya pelatihan bagi pengelola dan masyarakat lokal, serta dana yang terbatas untuk pemeliharaan infrastruktur dan promosi geowisata
  1. Kerusakan Lingkungan
  • Aktivitas manusia seperti penambangan, pembangunan infrastruktur, dan pertanian sering kali menyebabkan kerusakan pada geosite. Penggunaan lahan yang tidak berkelanjutan dapat mengancam integritas geologi dan keanekaragaman hayati di kawasan tersebut.
  1. Kurangnya Kesadaran dan Pendidikan
  • Rendahnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya pelestarian geosite dan nilai geologi sering menjadi penghalang. Pendidikan yang tidak memadai mengenai geowisata dan konservasi dapat mengakibatkan eksploitasi yang tidak bertanggung jawab terhadap sumber daya geologi.
  1. Koordinasi Antar Pihak
  • Pengelolaan geosite memerlukan kerja sama antara berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah daerah, masyarakat lokal, dan lembaga penelitian. Kurangnya koordinasi dan komunikasi di antara pihak-pihak ini dapat menghambat pengembangan dan pelestarian geosite
  1. Ancaman Perubahan Iklim
  • Perubahan iklim dapat mempengaruhi kondisi geosite, termasuk perubahan pola cuaca yang dapat mengakibatkan erosi, banjir, atau kerusakan lainnya. Ini menjadi tantangan tambahan dalam merencanakan pengelolaan yang berkelanjutan.
  1. Peraturan dan Kebijakan
  • Kebijakan yang tidak konsisten atau kurang mendukung pengelolaan geosite dapat menghambat upaya konservasi. Terkadang, regulasi yang ada tidak cukup kuat untuk melindungi geosite dari eksploitasi atau kerusakan.

Dengan memahami dan mengatasi tantangan-tantangan ini, pengelolaan geosite di Indonesia dapat dilakukan dengan lebih efektif, mendukung tujuan konservasi, pendidikan, dan pengembangan ekonomi lokal secara berkelanjutan. (Dr Siti Fadjarajani Dra MT)

Penulis merupakan Dosen Program Studi Pendidikan Geografi dan Kepala Lembaga Penjaminan Mutu dan Pengembangan Pembelajaran (LPMPP) Unsil Tasikmalaya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *