Menyoal Kesiapan Kota Tasikmalaya Menyongsong Kehadiran Jalan Tol Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap

Ekonomi74 Dilihat

RADAR TASIKMALAYA – Emir Yanwardhana, (CNBC Indonesia) pada 13 Januari 2023 pukul 15:30 memberitakan bahwa Jalan Tol Getaci atau Jalan Tol Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap memiliki panjang total 206,65 Km, akan melintas di dua provinsi Jawa Barat (171,40 Km) dan Jawa Tengah (35,25 Km) akan menjadi Jalan Tol terpanjang di Indonesia. Proyek ini mulai dibangun 2023, dan pada 2024 tahap I sudah bisa operasi sampai Tasikmalaya, bahkan diberitakan tarif Bandung-Ciacap menembus Rp. 400.000,-.

Membaca berita radartasik.com edisi 20 Juli 2023 pukul 17.01 bahwa exit Tol Getaci (Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap) akan ditempatkan di sekitar jalan Sewaka Kota Tasikmalaya walaupun titik tepatnya masih menunggu penetapan lokasi dari pemerintah. Berdasarkan hal tersebut menimbulkan beberapa pertanyaan: apa yang dapat kita jual jika pintu keluar Tol Tasikmalaya Kota benar-benar ada di wilayah jalan Sewaka? Apakah hanya memudahkan warga Tasikmalaya ke luar Kota saja? Apakah data BPS Jawa Barat tahun 2022, kota dengan penduduk termiskin di Jawa Barat ada di Kota Tasikmalaya dengan persentase angka kemiskinan mencapai 12,72% dengan kehadiran akses jalan Tol dapat berkurang jumlah penduduk miskinnya?

Beberapa literatur menjelaskan bahwa Infrastruktur memiliki peran yang sangat penting dalam sistem perekonomian. Semakin baik keadaan infrastruktur, semakin baik pula pengaruhnya terhadap keadaan ekonomi. Di samping itu pembangunan jalan tol di daerah perkotaan besar dan sekitarnya memang berpengaruh terhadap industri yang banyak berada di sekitar daerah perkotaan.  Saat ini sudah bermunculan perumahan elite dan  hotel-hotel berbintang di Kota Tasikmalaya, tentu investasi yang ditanamkan dalam membuat perumahan elite maupun hotel tidak asal-asalan tetapi sudah dikaji dari berbagai sudut, dan nyatanya ketika ada tamu dari luar kota yang sifatnya mendadak, hotel-hotel tersebut sudah penuh dengan pengunjung. Adanya 3 Perguruan Tinggi Negeri di Kota Tasikmalaya UNSIL, UPI Kampus Tasikmalaya, dan Politeknik Kesehatan ditambah banyaknya perguruan Tinggi Swasta seharusnya mampu mengubah keadaan Kota Tasikmalaya sehingga penduduknya tidak lagi termiskin di Jawa Barat.

Jika melihat fungsi Jalan Tol, yaitu untuk memperlancar lalu lintas di daerah yang telah berkembang, meningkatkan pelayanan distribusi barang dan jasa guna menunjang pertumbuhan ekonomi, meningkatkan pemerataan hasil pembangunan dan keadilan, serta meringankan beban dana pemerintah melalui partisipasi pengguna jalan. Menurut Manurung, (2006) secara tidak langsung, investasi jalan tol akan menimbulkan multiplier effect berupa berkembangnya sektor-sektor lain yang akan mendorong peningkatan kesempatan kerja, pendapatan masyarakat, kualitas sumber daya, penerimaan pemerintah daerah hingga perkembangan wilayah. Agar proyek pembangunan dapat bermanfaat bagi masyarakat, maka perlu dilakukan studi kelayakan yang meliputi aspek teknis, ekonomi dan finansial. Pada kenyataannya tidak semua aspek ekonomi dipertimbangkan dalam studi kelayakan pembangunan jalan tol, karena pada dasarnya dampak ekonomi yang ditimbulkan bersifat luas serta intangible (tidak berwujud).

Identifikasi Potensi

Alasan seseorang mau singgah dan berkunjung ke suatu daerah selain mengunjungi sanak saudara, tentu kemungkinannya berbisnis atau kegiatan pariwisata. Jika dibanding dengan Kabupaten Tasikmalaya, Kota Tasikmalaya relatif sangat sedikit memiliki  objek wisata terutama yang alami, Kota Tasikmalaya hanya memiliki Situ Gede, sementara Teejay Waterpark, Mangkubumi Park, Waterboom Maarif Garden, Karang Resik, merupakan objek wisata yang sengaja dibuat. Tetapi Kota Tasikmalaya memiliki potensi wisata kuliner yang tidak akan kalah untuk menjadi daya tarik wisatawan, Mie Baso Tasikmalaya yang jumlahnya cukup banyak dengan rasa yang khas di setiap penjualnya, Bubur Ayam, Ikan Bakar, Sup Gurame, Nasi Tutug Oncom (TO) dan berbagai kerajinan khas seperti Kain Bordir, Payung Geulis dan Kelom Geulis. Potensi lainnya Kota Tasikmalaya yang sangat terkenal dengan Kota Santri, banyak orang tua yang menyuruh anaknya kuliah di PTN/PTS di Tasikmalaya karena alasan kuliah sambil menimba ilmu agama di Pesantren.

Walaupun objek wisata alam lebih banyak di kabupaten Tasikmalaya, untuk mencapai lokasi Wisata di kabupaten Tasikmalaya seperti Galunggung, Cipatujah, Cikalong, dan yang lainnya jika menggunakan jalan tol tentu harus keluar pintu Tol yang ada di Kota Tasikmalaya. Inilah potensi yang sangat besar untuk dijadikan sebuah peluang usaha agar wisatawan dapat berkunjung dan lebih lama tinggal di Kota Tasikmalaya serta lebih dipermudah akses menuju tempat wisata yang ada.

Implementasi Penta-Helix

Pada awalnya Kolaborasi tiga pihak atau dikenal dengan pendekatan triple-helix diperkenalkan oleh Etzkowitz dan Leydesdorff (1995). Kolaborasi ini menekankan bahwa interaksi ketiga komponen merupakan kunci utama bagi peningkatan kondisi yang kondusif bagi lahirnya inovasi, keterampilan, kreativitas, ide dalam pengembangan ekonomi kreatif. Triple-helix merupakan suatu pendekatan yang menguraikan tentang bagaimana sebuah inovasi muncul dari adanya hubungan yang seimbang, timbal balik, dan terus menerus dilakukan antar akademisi (perguruan tinggi serta lembaga penelitian dan pengembangan), pemerintah (government), dan para pelaku/sektor bisnis (entreprises). Sinerginitas ketiga komponen tersebut dikenal dengan istilah ABG (Academic, Business, and Government). Selanjutnya pada tahun 2009 Konsep quadruple-helix disarankan pertama kali oleh Carayannis & Campbell (2009) dengan menambahkan helix keempat sebagai helix yang terasosiasi dengan ‘media’, ‘industri kreatif’, ‘budaya’, ‘nilai-nilai’, ‘gaya hidup’, dan ‘seni’. Alasan ditambahkannya helix keempat tersebut adalah karena nilai-nilai dan 5 budaya, di satu sisi, dan bagaimana realitas publik terbentuk dan dikomunikasikan oleh media, di sisi yang lain, memberikan dampak bagi sistem inovasi sebuah komunitas atau negara. Peran media sangat penting dalam membentuk atau mengarahkan inovasi apa yang menjadi prioritas dalam sebuah negara. Adapun konsep penta-helix juga disarankan oleh Carayannis & Campbell (2010) di mana helix kelima merupakan penekanan aspek lingkungan alami (ekologi sosial) dari masyarakat dan ekonomi bagi pengetahuan produksi dan sistem inovasi.

Penta-helix atau multipihak di mana unsur pemerintah, akademisi, badan atau pelaku usaha, masyarakat atau komunitas, dan media bersatu padu berkoordinasi serta berkomitmen untuk mengembangkan inovasi pengetahuan yang memiliki potensi untuk dikapitalisasi atau ditransformasi menjadi produk maupun jasa yang memiliki nilai ekonomis. Entah penulis yang tidak sempat mengikuti atau kalaupun sudah ada upaya saling sinergis antara komponen yang ada untuk membahas kesiapan Kota Tasikmalaya dalam menyongsong adanya jalan Tol yang menghubungkan Bandung dengan Cilacap, tampaknya perlu secara intens ditingkatkan lagi. Ide-ide tidak selalu harus dari pemerintah tetapi akademisi, badan atau pelaku usaha, masyarakat atau komunitas, dan media dapat saling berinisiasi mengadakan rembukan dalam menyongsong kehadiran pintu keluar Tol di Kota Tasikmalaya.

Pada tahun 2021 Pascasarjana UNSIL sempat berdiskusi dengan berbagai narasumber pada kegiatan program Bela Negara di Pascasarjana, salah satu yang mengerucut adalah adanya tawaran dari Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) yang meminta UNSIL membuat proposal kerja sama ke BNPT. Menerima tantangan tersebut, Pascasarjana langsung membuat Proposal dengan Konsep Kawasan Ekowisata Terpadu dengan objek utama sumber air panas Galunggung dengan memberdayakan masyarakat. Walaupun adanya di Kabupaten Tasikmalaya, tetapi pengunjung pasti akan singgah di Kota Tasikmalaya terlebih dahulu. Konsep yang ditawarkan di antaranya ada Masjid yang super megah, yang dapat dikunjungi dengan memanfaatkan sumber air panas sehingga dapat beribadah tahajud dengan menggunakan air panas, ada hotel,  di sekeliling masjid dibangun gedung serbaguna untuk pelatihan-pelatihan pemuda Tani, serta pengembangan kolam air panas dan objek alam lain yang dapat diberdayakan sebagai tujuan wisata.

Komunikasi sudah dibangun, masyarakat Galunggung sudah menyambut gembira bahkan tokoh penting dari Galunggung sudah 3 kali berkunjung ke UNSIL dan menanyakan kapan realisasinya. Beliau menjanjikan jika Perhutani sudah menyerahkan ke BNPT ada lahan 12 hektar yang saat ini tidak produktif karena masih tertimbun pasir, jika pasirnya diangkat dan dapat dijual ke pengembang jalan Tol, maka tanah bekas galian pasir tersebut nantinya dapat dikembangkan dengan konsep “Eko Wisata”. Perlu dikaji tanaman apa yang cocok di Galunggung, sehingga pengujung dapat panen sendiri di tempat tersebut, seperti halnya di Malang-Jawa Timur orang jauh-jauh hanya sekedar memetik buah Apel. Sayang sampai tahun 2023 ini belum ada perkembangan lanjutan dari BNPT dengan berbagai alasan.

Perlu terobosan lain yang digagas baik dari Perguruan Tinggi atau dari pelaku Usaha dengan menggandeng pemerintah dalam hal kemudahan regulasi sehingga Kota Tasikmalaya dapat terus berkembang. Jika sudah ditetapkan titik lokasi keluar jalan tol, akses ke objek wisata maupun ke tempat kuliner harus dipermudah, tempat parkir harus ditata dan kalaupun tidak sempat keliling Kota Tasikmalaya, Pemerintah Daerah harus menyediakan lahan yang cukup luas, kemudian masyarakat dilatih untuk menghasilkan karya inovatif untuk dijual apakah produk makanan khas Tasik atau cendera mata lainnya. Kemampuan sumber dana asli daerah, menjadi salah satu faktor utama, sehingga perlu pendekatan dengan pemerintah provinsi dan pemerintah pusat.

Semua potensi yang dimiliki tentu harus dikemas sedemikian rupa sehingga memiliki nilai jual yang tinggi dan pada akhirnya dapat meningkatkan ekonomi masyarakat Kota Tasikmalaya. Semua komponen masyarakat sejak dini harus sudah mencari peluang-peluang yang bermanfaat yang dapat memenuhi kebutuhan tamu yang berkunjung ke wilayah Kota Tasikmalaya. Jangan menunggu harga tanah akan semakin mahal apabila sudah pasti ke mana jalan keluar tol, pemerintah daerah tentu akan memiliki akses ke pusat untuk lebih dini mengetahuinya dan menyiapkan lahan untuk rest area dan diisi oleh masyarakat Kota Tasikmalaya dengan produk-produk unggulannya. Pelaku usaha sudah menyiapkan konsep 4P (product, place, price dan promotion) sehingga barang atau jasa yang akan dijual nanti sudah sejak sekarang dipromoskan lewat media. Perguruan Tinggi dapat memberikan pelatihan cara membuat produk untuk dipromosikan seperti menggunakan Canva, Imooji, dll. Demikian pula pelaku usaha sejak dini dilatih mengenai akuntansi sehingga antara produksi, penjualan dan keuntungan dapat dihitung secara tepat. Media dapat membantu mempublikasikannya dan para Pelaku Usaha yang sudah sukses mampu merangkul pengusaha kecil untuk lebih ditingkatkan statusnya. Semoga segera ada yang menginisiasi komponen penta-helix agar benar-benar siap menyongsong kehadiran jalan Tol di Kota Tasikmalaya. (Dr. H. Gumilar Mulya, M.Pd.)

Dr. H. Gumilar Mulya, M.Pd. adalah dosen & Wakil Rektor bidang Keuangan dan Umum Universitas Siliwangi (Unsil).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *