Memaknai Kesaktian Pancasila

Pemerintahan107 Dilihat

RADAR TASIKMALAYA – Pada tanggal 1 Oktober tahun 1965, proses revolusi yang hendak dilakukan oleh Partai Komunis Indonesia berhasil digagalkan di bawah kepemimpinan Soeharto. Pada tanggal 30 September 1965 –sehari sebelumnya- PKI telah memulai proses revolusi itu dengan membunuh beberapa jendral yang dinilai akan menghambat terjadinya revolusi.

Soeharto yang luput dari rencana pembunuhan itu berhasil membalikan keadaan dan di kemudian hari ditetapkan peristiwa tanggal 30 September 1965 itu sebagai sebuah pemberontakan G30S/PKI.

Setelah Indonesia merdeka, Partai Komunis Indonesia setidaknya telah mencoba melakukan revolusi komunis sebanyak dua kali. Pertama pada tahun 1948 dengan cara menguasai Madiun dan Surakarta (pada waktu itu, Surakarta atau yang dikenal juga Solo memiliki berbagai fasilitas komunikasi dan transportasi yang memungkinkan untuk menyebarkan proses revolusi).

Upaya revolusi ini juga gagal dan penumpasannya dilakukan di bawah kepemimpinan Soedirman.  Revolusi yang kedua dilakukan pada tahun 1965 dengan cara menguasai Jakarta namun juga gagal. Kedua peristiwa itu penting dijelaskan sebagai sebuah revolusi untuk menegaskan makna Hari Kesaktian Pancasila.

Komunis, adalah sebuah idiologi yang dipengaruhi secara mendasar oleh pemikirannya Karl Marx (1818-1883). Marx adalah seorang filsuf yang berusaha untuk menjelaskan berbagai keadaan hidup terutama menjelaskan keadaan dunia di bawah pengaruh perkembangan Kapitalisme.

Sebagai anak kandung dari gagasan Pencerahan, kapitalisme awalnya diharapkan dapat membawa Eropa Feodal kepada satu kebebasan kemanusiaan. Akan tetapi, menurut Marx, kapitalisme justru membawa Eropa dan bahkan dunia kepada sebuah penindasan baru yang dilakukan oleh para kapitalis yang berkuasa melalui berbagai penindasan (termasuk genosida yang dilakukan terhadap penduduk pribumi di benua Amerika yang dilakukan oleh para kapitalis awal).

Gagasan Marx tentang kebebasan ini telah memberikan harapan kepada jutaan orang, menggerakan jutaan pemuda untuk berkorban, menginspirasi begitu banyak ilmuwan dan para pemimpin untuk turut serta dalam barisan tersebut. Termasuk kepada sebagian para pejuang kemerdekaan di Indonesia yang percaya bahwa kemerdekaan Indonesia merupakan salah satu bagian dari capaian cita-cita kebebasan komunis yang dicapai melalui proses revolusi.

Revolusi bukan sebuah kesalahan, Indonesia juga melakukan revolusi pada tahun 1945 -1949 setelah proklamasi kemerdekaan. Komunis di Indonesia menjadi kesalahan karena dalam cara pandangnya, penentuan agenda (pada waktu itu masih terdapat komunis Internasional, terdapat Uni Soviet) revolusi harus dilakukan berdasarkan kepentingan komunis internasional, meskipun harus melawan kepentingan nasional kebangsaan Indonesia.

Oleh karena itulah, dalam upaya revolusi komunis di Indonesia di tahun 1948 dan 1965, Partai Komunis Indonesia menjadikan sesama anak bangsa sebagai musuh yang harus dilenyapkan.

Konteks ini penting untuk dipahami untuk menjelaskan makna kesaktian Pancasila yang berakar kepada gagasan Pancasila sebagai sebuah idiologi dan gagasan kebangsaan.

Pancasila sakti tidak dengan sendirinya, akan tetapi karena terdapat intelektual yang mampu menjelaskannya sebagai sebuah idiologi dalam berbagai kehidupan. Pancasila sakti karena mampu secara actual berfungsi untuk tetap menjaga dan meningkatkan kekuatan dan kesatuan (solidaritas sosial) bangsa Indonesia.

Oleh karena itu, makna pertama dari kesaktian Pancasila adalah ketika Pancasila masih diperdebatkan oleh para sarjana/ilmuwan sebagai sebuah konsep dalam berbagai sendi kehidupan. Selama kritik dan penjelasan terhadap Pancasila itu masih tetap ada, maka selama itu pula Pancasila masih sakti.

Pancasila sakti bukan mitos, akan tetapi ia adalah sebuah ruang diskursus yang secara keilmuan harus diperbincangkan diantara dosen dengan mahasiswanya. Ketika guru dapat menjelaskan Pancasila kepada murid-muridnya sebagai sesuatu yang logis, dan bukan dogma politik yang menumpulkan akan. Pancasila sakti adalah ketika para ahli ilmu agama masih dapat menjelaskan integrasi antara pemikiran keagamaan, keberpihakan kepada ummat, dengan kehadiran Negara yang dilandasi oleh Pancasila.

Makna kedua dari kesaktian Pancasila adalah terkait dengan fungsi Pancasila sebagai asas bagi penyelenggaraan Negara yang bertujuan untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

Jadi Pancasila masih sakti ketika pemerintah dapat menyelesaikan kasus Makan Bergizi Gratis yang telah membuat ribuan siswa sakit. Pancasila masih sakti ketika pemerintah mampu mendorong investasi, ketika bank-bank BUMN dapat memberikan permodalan kepada beragam usaha, menegakan keadilan ekonomi, serta tidak menambah beban pajak untuk rakyat.

Pancasila masih sakti ketika pemerintah dapat memberikan satu pendidikan kepada kehidupan kebangsaan sehingga rakyat secara sadar dapat berpartisipasi dalam membangun kebudayaan dan peradaban bangsa Indonesia. Pancasila masih sakti ketika pemerintah masih membela Palestina dari penjajah zionis dan para pendukungnya.

Kesaktian Pancasila diwujudkan oleh semua kalangan, oleh Presiden Prabowo yang akan memberantas dan menangkap para pencuri sumber daya alam Indonesia, oleh Mentri Purbaya yang akan meringankan beban pajak untuk rakyat, oleh Gubernur Dedi Mulyadi yang akan membereskan masalah sampah di Jawa Barat, hingga oleh para guru honorer yang masih bertahan mengabdi mengajar meski kesulitan secara ekonomi.

Kesaktian Pancasila itu adalah simbol solidaritas sosial yang kuat untuk mencapai cita-cita kemerdekaan Bangsa Indonesia. Kesaktian Pancasila bukan omon-omon, tapi satu ikhtiar untuk kemerdekaan Bangsa Indonesia. (Randi Muchariman)

Penulis merupakan dosen di Jurusan Ilmu Politik FISIP Unsil

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *