RADAR TASIKMALAYA – Pada tanggal 13 September 2023, Presiden Jokowi melakukan perjalanan uji coba pertamanya dengan Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB). Dalam kesempatan ini, ia didampingi oleh sejumlah pejabat pemerintahan dan beberapa selebriti Indonesia. Sebelumnya, Jokowi telah mengunjungi proyek kereta cepat ini sebanyak empat kali, tetapi ini adalah kali pertama ia mencoba naik kereta cepat ini.
Dalam konferensi pers di Stasiun Kereta Cepat Padalarang, Kabupaten Bandung, Jokowi mengungkapkan bahwa perjalanannya dengan kereta cepat terasa nyaman, bahkan ketika kereta berjalan dengan kecepatan tinggi, mencapai 350 km/jam. Ia juga berharap bahwa kereta cepat ini akan mendorong masyarakat untuk beralih dari penggunaan kendaraan pribadi ke transportasi publik, dengan tujuan mengurangi kemacetan dan polusi udara, terutama di jalur Jabodetabek-Bandung.
Peresmian Kereta Cepat Jakarta-Bandung dijadwalkan akan dilakukan pada awal Oktober 2023, meskipun Jokowi belum dapat memastikannya secara rinci.
DAMPAK EKONOMI
Beroperasinya Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) diyakini akan menggenjot aktivitas perekonomian Indonesia, terutama pada sektor pariwisata dan sektor rill.
Lebih rinci bahwa dampak ekonomi ini meliputi 5 hal yakni Investasi Infrastruktur, Konektivitas Regional, Reduksi Kemacetan, Peningkatan Investasi Asing dan Pengurangan Biaya Logistik.
Pertama, Investasi Infrastruktur: Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung adalah salah satu proyek infrastruktur besar di Indonesia. Investasi besar-besaran dalam infrastruktur seperti ini dapat memiliki dampak ekonomi yang signifikan. Ini menciptakan lapangan kerja selama konstruksi dan setelahnya, meningkatkan produktivitas, dan memungkinkan pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
Kedua, Konektivitas Regional: Kereta Cepat Jakarta-Bandung akan meningkatkan konektivitas antara Jakarta dan Bandung. Ini dapat membuka peluang ekonomi baru dengan memfasilitasi perjalanan bisnis, perdagangan, dan pariwisata antara dua kota tersebut.
Ketiga, Reduksi Kemacetan: Salah satu tujuan utama proyek ini adalah mengurangi kemacetan di jalur Jabodetabek-Bandung. Kemacetan lalu lintas selama berjam-jam dapat mengakibatkan kerugian ekonomi yang besar akibat waktu yang terbuang dan konsumsi bahan bakar yang tinggi.
Keempat, Peningkatan Investasi Asing: Keberhasilan proyek ini dapat meningkatkan kepercayaan investor asing terhadap Indonesia sebagai tempat untuk berinvestasi. Hal ini dapat membuka pintu bagi investasi lebih lanjut di sektor infrastruktur dan ekonomi lainnya.
Kelima, Pengurangan Biaya Logistik: Kereta Cepat juga dapat membantu mengurangi biaya logistik dalam pengiriman barang dan penumpang antara Jakarta dan Bandung. Ini dapat membuat barang lebih terjangkau bagi konsumen dan meningkatkan daya saing perusahaan.
Namun, penting juga untuk memperhatikan bahwa proyek infrastruktur semacam ini juga dapat menghadapi tantangan, termasuk anggaran yang melonjak, manajemen proyek yang efisien, dan masalah lingkungan. Selain itu, dampak ekonomi sebenarnya dapat berbeda tergantung pada implementasi dan pengelolaan proyek tersebut. Oleh karena itu, pemantauan dan evaluasi yang cermat diperlukan selama proyek ini berlangsung untuk memastikan manfaat ekonominya maksimal.
Selain dampak ekonomi, tentu saja Kereta Cepat Jakarta-Bandung memiliki beberapa potensi keuntungan bagi masyarakat di antaranya aksesibilitas yang lebih baik. Kereta Cepat akan meningkatkan aksesibilitas antara Jakarta dan Bandung. Ini akan membuat perjalanan antara dua kota lebih cepat dan nyaman, yang pada gilirannya akan memberikan manfaat kepada warga yang melakukan perjalanan rutin antar kota.
Selain itu mengurangi kemacetan. Salah satu manfaat paling langsung adalah mengurangi kemacetan lalu lintas di jalur Jabodetabek-Bandung. Ini akan menghemat waktu perjalanan penduduk setempat dan mengurangi stres yang biasanya terkait dengan kemacetan.
Dengan adanya KCJB juga pilihan transportasi lebih berkelanjutan. Masyarakat dapat memilih untuk beralih dari penggunaan kendaraan pribadi ke transportasi publik. Ini dapat membantu mengurangi polusi udara dan kontribusi terhadap masalah lingkungan.
KCJB juga berdampak pada pengembangan ekonomi regional. Peningkatan konektivitas antara dua kota utama ini juga dapat menghasilkan pengembangan ekonomi regional. Hal ini dapat membuka peluang bisnis baru, mengundang investasi, dan menciptakan lapangan kerja di wilayah tersebut.
Kereta Cepat Jakarta-Bandung juga dapat mendukung industri pariwisata di kedua kota. Perjalanan yang lebih cepat dan lebih nyaman antara kota-kota ini dapat menarik lebih banyak wisatawan, yang pada gilirannya akan memberikan manfaat ekonomi lokal.
Yang tak kalah penting, KCJB memberikan kemudahan mobilitas. Bagi mahasiswa, pekerja, dan penduduk yang harus melakukan perjalanan reguler antara Jakarta dan Bandung, kereta cepat akan memberikan kemudahan mobilitas yang signifikan, memungkinkan mereka untuk lebih fleksibel dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Namun, penting untuk memastikan bahwa kereta cepat ini dirancang dan dioperasikan dengan baik, dengan harga tiket yang terjangkau, agar manfaatnya dapat dinikmati oleh sebanyak mungkin lapisan masyarakat. Selain itu, perlu ada perencanaan yang baik untuk memastikan bahwa dampak lingkungan juga diperhatikan dengan serius dalam pelaksanaan proyek ini.
Secara keseluruhan, proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung menawarkan berbagai peluang penting dan menghadapi tantangan yang signifikan. Dalam hal peluang, proyek ini memiliki potensi untuk meningkatkan konektivitas antara dua kota utama, membuka peluang ekonomi regional, dan mendukung transportasi berkelanjutan serta pengembangan industri pariwisata.
Namun, ada juga sejumlah tantangan yang perlu diatasi, termasuk biaya tinggi yang terkait dengan proyek ini, masalah lingkungan, manajemen proyek yang efisien, isu-isu tanah dan pemindahan penduduk, serta keterjangkauan tiket. Keberhasilan proyek ini akan sangat bergantung pada upaya pemerintah, pemangku kepentingan, dan keterlibatan masyarakat dalam mengatasi tantangan ini dengan baik.
Penting untuk memastikan bahwa proyek ini tidak hanya memberikan manfaat ekonomi tetapi juga memperhatikan dampak sosial dan lingkungan yang mungkin timbul. Dengan perencanaan yang matang, pengawasan yang cermat, dan komitmen untuk meminimalkan dampak negatif, Kereta Cepat Jakarta-Bandung dapat menjadi langkah positif menuju meningkatkan infrastruktur transportasi di Indonesia. (Dr Dandan Haryono SSos MSi CHIC)
Penulis adalah Dosen Universitas Tadulako Palu, Ketua DPD Perkumpulan Ilmuwan Administrasi Negara Indonesia (PIANI) Sulteng