Wisata Religi Saparwadi dan Peningkatan Ekonomi Masyarakat Pamijahan

Ekonomi22 Dilihat

RADAR TASIKMALAYA – Pariwisata adalah sektor yang menjadi andalan di Indonesia dalam meningkatkan ekonomi suatu daerah. Pariwisata juga menjadi faktor penyedia lapangan kerja bagi masyarakat. Kondisi alam seperti lokasi dan keadaan geografis (laut, alam, dan daratan sekitar katulistiwa), lapisan tanah yang subur, dan panorama alamnya (akibat ekologi geologis) memberikan peluang untuk pengembangan wisata, baik wisata alam, wisata religi, wisata bahari, dan lainnya.

Wisata religi merupakan perjalanan keagamaan yang bertujuan untuk memenuhi dahaga spiritual dan dilakukan di tempat tertentu. Melalui wisata religi diharapkan mampu menjadi upaya untuk meningkatkan nilai sepiritual dalam diri seseorang. Kedatangan pengunjung di obyek wisata mengakibatkan munculnya interaksi terhadap penduduk sekitar sehingga dapat mengubah pola atau cara hidup. Wisatawan atau pengunjung wisata yang berdatangan ke lokasi wisata religi beragam status kehidupanya. Mulai dari segi pendidikan, status pekerjaan, perilaku, adat daerah, dan status sosialnya.

Motivasi wisatawan untuk datang berkunjung ke tempat wisata religi pun beragam. Salah satunya ziarah. Aktivitas ini biasanya dilakukan secara individu maupun berkelompok dengan datang mengunjungi tempat-tempat yang dianggap memiliki nilai-nilai sejarah Islam. Makam tokoh di antaranya. Tokoh-tokoh besar, para pemimpin spiritual yang melegenda, memiliki pengaruh kuat, memberi jasa besar, atau bahkan sosok yang dianggap manusia saktı, makamnya sering kali dikunjungi. Motivasi lainnya adalah mengetahui sejarah hidup, pengabdian kepada umat, dan perjuangan mereka dalam menyebarkan Islam, mengajarkan kebenaran agama, dan meletakkan dasar keagamaan di satu daerah. Intisari positif dari perjalanan hidup mereka patut diteladani dan dilanjutkan.

Tasikmalaya merupakan daerah yang lekat dengan dunia spiritual. Kabupaten Tasikmalaya adalah kabupaten yang menampung pesantren terbanyak di Indonesia dengan jumlah lebih dari 1300. Sejarah panjang penyebaran dakwah di Tasikmalaya tidak lepas dari peran dan jasa para ulamanya. Di antara tempat wisata religius yang utama di Kabupaten Tasikmalaya adalah Pamijahan di Kecamatan Bantarkalong.

WISATA RELIGI PAMIJAHAN

Wisata religi di Gua Safarwadi Pamijahan, tempat dimakamkannya Syaikh Abdul Muhyi menjadi daya tarik yang menarik banyak pengunjung, baik dari daerah Jawa Barat maupun dari luar daerah lainnya di Pulau Jawa. Hal ini dapat memberikan peningkatan jumlah wisatawan yang berkunjung untuk melakukan aktivitas ziarah ke sebuah makam keramat yang ada di Desa Pamijahan, Kabupaten Tasikmalaya.

Waliyullah, Syaikh Abdul Muhyi, lahir di Mataram pada tahun 1650. Ayah Syaikh Abdul Muhyi, Sembah Lebe Wartakusuma, seorang bangsawan Sunda yang berasal dari Raja Galuh Padjadjaran. Selain itu, ibu Syaikh Abdul Muhyi, Raden Ajeng Tangan Ziah, adalah keturunan bangsawan Mataram yang pergi ke Syaikh Ainul Yakin Sunan Giri. Garis keturunan ibu Syaikh Abdul Muhyi menyambung dari Sayyidina Hasan bin Sayyidina Ali dan Fatimah binti Muhammad Shallallâhu ‘alaihi wa sallam. Garis keturunan ayah dan ibu Syaikh Abdul Muhyi adalah campuran dari orang Jawa dan Arab. Syaikh Abdul Muhyi meninggal dunia di usia 80 tahun pada tahun 1730 M atau 1151 H. Syaikh Abdul Muhyi lalu dimakamkan di Pamijahan.

PENINGKATAN EKONOMI

Tujuan utama wisatawan yang datang ke makam kramat Syaikh Abdul Muhyi maupun ke tempat lokasi wisata Gua Safarwadi Pamijahan adalah berziarah. Jumlah pengunjung dari tahun ke tahun berkisar antara 120.000 hingga 130.000 orang. Tahun 2020, jumlah pengunjung 120.000 orang. Di tahun 2021 pengunjungnya 125.000 orang. Di tahun selanjutnya, 2022, pengunjungnya 130.000 orang. Sementara di tahun 2023 jumlah pengunjungnya 126.000 orang. Data ini diperoleh dari pengelola wisata pamijahan 2023. Di tahun 2024, setelah Indonesia lepas dari Covid 19, jumlah pengunjung melonjak ke angka lebih dari 140.000 orang.

Banyaknya kunjungan wisata Pamijahan berdampak positif di bidang ekonomi. Ekonomi di sekitar lokasi pariwisata tetap terjaga. Bisnis sewa rumah, jasa, pedagang UMKM, pedagang olahan khas seperti dodol, kolang-kaling, dan kerajinan tangan, dan rumah-rumah makan bisa menjaga siklus ekonomi warganya. Ekonomi mikro maupun menengah pun dari tahun ke tahun terus berkembang. Proses ekonomi memang tergantung dari banyaknya wisatawan yang berkunjung. Semakin banyak wisatawan, maka pendapatan masyarakat pun meningkat.

Pembangunan dan perkembangan di Pamijahan mengalami kemajuan dari tahun ke tahun. Masyarakat Desa Pamijahan merasakan dampak dari wisatawan untuk beraktivitas melakukan aktivitas positif seperti berdoa, bertafakur, dan mengambil pelajaran dari perjalanan dakwah Syaikh Abdul Muhyi. Jasa beliau dalam mengembangkan Islam telah nyata memberi berkah bagi warga Pamijahan. Berkah perkembangan agama Islam, juga bahkan berkah ekonomi.

Penjual UMKM maupun menengah merasakan dampak dari ekonomi, terutama pada pedagang kolang-kaling. Makanan kolang-kaling dikenal sebagai produk khas lokal dipamijahan. Kolang-kaling dijual di beberapa warung kecil. Mulai dari area tempat parkir hingga ke dekat pintu gua Safarwadi. Pendapatan penjual kolang-kaling perbulan dirata-ratakan bisa mencapai 2 sampai 4 juta Rupiah. Uniknya, meskipun banyaknya penjual dan ketatnya persaingan dagang di Pamijahan, namun penjualan selalu merata dan memberi nilai tersendiri bagi keberkahan warga Pamijahan.

Ikhsan Nurdin

Alumnus Prodi Ekonomi Syariah UNIK Cipasung

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *