Smart Farming: Program Melon Hidroponik PKBM Al-Hidayah

Pendidikan80 Dilihat

RADAR TASIKMALAYA – Dalam kondisi hiruk-pikuk perjuangan melawan kemiskinan di Jawa Barat, sebuah ide sederhana namun menimbulkan potensi besar yang mulai mekar di PKBM Al-Hidayah. Berdasarkan data BPS Jawa Barat Maret 2024, angka kemiskinan mencapai 3,89 Juta orang atau sekitar 7,46% dari jumlah penduduk, bisa di ibaratkan kemiskinan adalah lingkaran setan yang terus menerus berputar di masyarakat.

Dengan segala keindahan alam di Jawa Barat, masih menyimpan tantangan kemiskinan yang perlu kita hadapi bersama-sama. Namun, dalam tantangan ini PKBM Al-Hidayah hadir dengan sebuah terobosan: memadukan kekuatan literasi dengan pertanian modern melalui budidaya melon hidroponik.

Di tengah situasi ini, PKBM Al-Hidayah hadir dengan pendekatan inovatif yang mengintegrasikan literasi teknologi dan pertanian modern. Melalui program SMART Farming tidak hanya menawarkan solusi tetapi juga membuka paradigma baru dalam pengentasan kemiskinan. Inovasi ini memberikan pengaruh positif kepada masyarakat sekitar, terutama dalam meningkatkan pengetahuan terhadap pertanian modern yang mudah dan hemat lahan. Bukan hanya sekadar bercocok tanam, program ini mengajarkan kemampuan lainnya yang bisa menjadi sumber pendapatan tambahan, khususnya bagi masyarakat yang berada di wilayah tersebut.

Masyarakat diajak agar bisa memahami proses menanam sampai panen yang melibatkan teknologi terkontrol. Dengan begitu produk melon yang dihasilkan akan memiliki kualitas bagus sehingga bisa dijual belikan dan harga yang berdaya saing. Selain itu juga, keuntungan dari penjualan melon ini tidak hanya membantu meningkatkan perekonomian keluarga tetapi juga dialokasikan untuk mendukung berbagai program literasi atau sarana prasana di PKBM Al-Hidayah, menjadikan antara pemberdayaan ekonomi dan peningkatan literasi yang saling menguntungkan.

Berhasilnya program ini  tidak hanya terletak pada aspek ekonomi, tetapi juga aspek sosial yang dihasilkan karena mampu merangkul masyarakat untuk bersama-sama bergerak melawan kemiskinan dengan cara yang inovatif dan berkelanjutan. Program SMART Farming juga didukung dengan upaya mengedukasi masyarakat tentang pentingnya ketahanan pangan lokal. Melalui pengembangan melon hidroponik ini masyarakat setempat langsung memiliki akses ke produk pangan tanpa harus bergantung sepenuhnya pada distribusi pangan dari luar daerah. Tentunya hal ini memberikan keamanan dan kemandirian untuk kebutuhan pangan serta mengurangi ketergantungan pada pasar eksternal.

Lebih dari kegiatan pertanian, program ini pastinya berperan sebagai pusat pembelajaran terpadu di mana masyarakat bisa belajar tentang manajemen bisnis, pemasaran digital, sampai cara memanfaatkan media sosial sebagai alternatif  untuk mempromosikan produk. Dengan begitu ini akan menjadi langkah yang sangat relevan, terutama dalam era digital saat ini, di mana pemasaran online bisa menjadi jalan pertama untuk menjangkau konsumen yang lebih luas.

Kesuksesan program Smart Farming di PKBM Al-Hidayah membuka peluang untuk direfleksikan di daerah lain di Jawa Barat. Model pemberdayaan yang mengintegrasikan literasi dengan pertanian modern ini dapat menjadi blue print bagi program pengentasan kemiskinan yang berkelanjutan. Model pemberdayaan ini tentunya menawarkan kelebihan atau keunggulan yang unik karena mengintegrasikan tiga elemen penting yaitu literasi teknologi, pertanian modern, dan pemberdayaan ekonomi. Meniti ke depannya bahwa model ini memiliki fleksibilitas yang bisa disesuaikan dengan kondisi lokal di setiap daerah. Misalnya, daerah yang mempunyai keterbatasan lahan bisa mengoptimalkan sistem vertical farming, sementara di wilayah yang memiliki potensi wisata bisa dengan mengintegrasikan konsep agrowisata dalam pengembangannya.

Smart Farming merupakan bukti nyata bahwa solusi pengentasan kemiskinan tidak selalu harus rumit. Dengan adanya perpaduan teknologi tepat guna, literasi, dan pemberdayaan masyarakat, program ini telah berhasil menciptakan jalan baru dalam kemandirian ekonomi. Dengan terus berinovasi dan beradaptasi, SMART Farming tidak hanya menjadi solusi pengentasan kemiskinan, tetapi juga sebagai agen perubahan yang mendorong masyarakat Jawa Barat menuju masa depan yang lebih cerah dan berkelanjutan. Kehadiran program ini menjadi bukti nyata bahwa dengan solusi pengentasan kemiskinan tidak selalu harus datang dari program pemerintah skala besar. Inisiatif lokal yang terkadang menjadi dasar pemahaman mendalam tentang kondisi dan kebutuhan masyarakat setempat justru dapat memberikan dampak yang lebih signifikan dan berkelanjutan. (Mita Nurmala)

Penulis merupakan mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP Universitas Siliwangi sekaligus Duta Baca Kabupaten Tasikmalaya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *