RADAR TASIKMALAYA – Pembangunan berkelanjutan disaksikan oleh seluruh negara di dunia sebagai langkah monumental yang diperkenalkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Agenda ini merupakan komitmen negara-negara di seluruh dunia.
Pembangunan berkelanjutan yang disebut dengan Sustainable Developmen Goals (SDGs) mencetuskan 17 tujuan utamanya dengan harapan akan tercapai di tahun 2023, di antara tujuan tersebut adalah 1) Tanpa Kemiskinan, 2) Tanpa Kelaparan, 3) Kehidupan Sehat dan Sejahtera, 4) Pendidikan yang Berkualitas, 5) Kesetaraan Gender, 6) Air Bersih dan Sanitasi Layak, 7) Energi Bersih dan Terjangkau, 8) Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi, 9) Industri, Inovasi dan Infrastuktur, 10) Kesenjangan Berkurang, 11) Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan, 12) Konsumi dan Produksi yang Bertanggung Jawab, 13) Penanganan Perubahan Iklim, 14) Ekosistem Laut, 15) Ekosistem Darat, 16) Perdamaian, Keadilan dan Kelembagaan yang Tangguh, 17) Kemitraan.
Tujuan SDGs poin ke-17 “Partnership for the Goals” (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan), menjadi tidak kalah penting dari keseluruhan agenda pembangunan berkelanjutan. Dalam konteks ini, peran bahasa menjadi sangat penting dalam memfasilitasi pembangunan kemitraan yang kokoh dan berkelanjutan. Kemitraan dalam konteks SDGs tidak hanya mengacu pada kemitraan antara negara-negara, tetapi juga antara pemerintah, masyarakat sipil, sektor swasta, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat secara luas. Kemitraan yang efektif memerlukan komunikasi yang kuat dan efisien, sehingga bahasa menjadi alat utamanya. Mari kita telaah lebih dalam bagaimana peran bahasa dalam memperkuat kemitraan untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.
Bahasa adalah sarana komunikasi utama, dan dalam konteks SDGs, komunikasi yang efektif sangat penting untuk membangun dan memelihara kemitraan yang kuat. Namun lagi-lagi hal kecil yang sering kita lupakan adalah bagaimana kita memaksimalkan yang sudah dimiliki sebagai peran negara sendiri terhadap tercapainya pembangunan berkelanjutan ini. Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi utama sebagaimana yang telah ditetapkan oleh kementerian pendidikan, kebudayaan, riset dan teknologi yaitu kita harus mengutamakan bahasa Indonesia, melestarikan bahasa daerah, dan menguasai bahasa asing. Melalui komunikasi yang baik di dalam negeri antar pihak dan seluruh lapisan masyarakat, bahasa memungkinkan berbagai pihak untuk saling memahami, bertukar informasi, dan menyampaikan ide-ide mereka dengan lebih efektif dan bermakna untuk disampaikan kepada mitra yang lebih luas.
Bahasa juga digunakan untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang SDGs dan pentingnya kemitraan dalam mencapainya. Kampanye komunikasi yang efektif memerlukan bahasa yang mudah dimengerti dan relevan bagi berbagai kelompok masyarakat. Pendidikan publik tentang SDGs dapat dilakukan melalui berbagai media, termasuk internet, media sosial, dan program-program pendidikan formal dan informal. Dalam hal ini, bahasa memainkan peran krusial dalam menyampaikan pesan-pesan tentang tujuan pembangunan berkelanjutan kepada masyarakat luas.
Partisipasi masyarakat adalah kunci untuk mencapai SDGs, dan bahasa memfasilitasi partisipasi ini. Dalam konteks ini, penggunaan bahasa lokal dan pendekatan multibahasa dapat meningkatkan aksesibilitas informasi dan memperluas ruang partisipasi bagi berbagai kelompok masyarakat, termasuk mereka yang mungkin memiliki keterbatasan dalam berbahasa. Selain itu, bahasa yang inklusif dan mendukung keragaman dapat mendorong kolaborasi antara berbagai kelompok masyarakat untuk mencapai tujuan-tujuan SDGs secara bersama-sama.
Indonesia sebagai negara yang memiliki banyak keragaman bahasa yang telah diidentifikasi dan divalidasi sebanyak 718 bahasa dari 2.560 daerah pengamatan, patut untuk dijaga secara bersama-sama keberagamannya sebagai bentuk upaya untuk mengaktualisasikan tujuan penting dari pembangunan berkelanjutan dunia. Dengan menghargai dan merawat keberagaman bahasa, kita mengambil langkah penting untuk memastikan bahwa kekayaan budaya ini tetap menjadi bagian yang tak terpisahkan dari bangsa Indonesia dan peran bahasa kita dalam mencapai pembangunan berkelanjutan dunia. Oleh karena itu, upaya untuk mencapai SDGs harus menyertakan strategi yang memperhitungkan peran penting bahasa dalam membangun kemitraan yang kokoh dan berkelanjutan untuk masa depan yang lebih baik bagi semua. (NADIA BELLA MULKILLAH)
Penulis merupakan mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia, Universitas Siliwangi