Meningkatkan Ekspor Pisang dengan Limbah Udang

Ekonomi166 Dilihat

RADAR TASIKMALAYA – Buah pisang merupakan buah yang mudah sekali ditemukan di Indonesia. Buah ini dapat tumbuh hampir di seluruh daerah di Indonesia.

Pada tahun 2021, produksi pisang Indonesia mencapai 8 juta ton. Karena produksinya yang tinggi, buah ini memiliki potensi sangat besar untuk menjadi komoditas ekspor utama Indonesia.

Namun pada kenyataannya, jumlah pisang yang berhasil diekspor hanya sekitar 8.000 ton saja. Dengan kata lain, Indonesia hanya berhasil mengekspor sekitar 1 persen dari total produksi pisang. Sungguh sangat disayangkan bukan?

Belakangan diketahui bahwa pisang Indonesia sulit bersaing di pasar global karena kualitasnya yang tidak konsisten. Hal ini salah satunya disebabkan karena proses pascapanen yang buruk dan proses distribusi yang memakan waktu lama, sehingga pisang rentan mengalami pencoklatan.

Seperti yang kita ketahui, buah yang sudah kecoklatan dianggap tidak segar dan tentunya akan menjadi pilihan terakhir bagi calon konsumen.

Selain hasil agrikulturnya yang baik, Indonesia juga merupakan negara maritim dengan hasil laut yang melimpah. Pada tahun 2019, produksi udang yang merupakan salah satu komoditas perikanan utama di Indonesia mencapai angka yang tinggi, yaitu 861.336 ton.

Hal ini berpotensi menghasilkan penumpukan limbah cangkang udang yang akan berakhir menjadi sampah bila tidak diolah dengan baik. Cangkang udang mengandung kitin yang dapat diolah lebih lanjut menjadi kitosan.

Kitosan adalah zat yang dapat dimanfaatkan sebagai edible coating, yaitu lapisan pelindung buah yang dapat mengubah permeabilitas buah terhadap air, oksigen, dan karbondioksida, sehingga dapat menghambat pematangan buah dan menjaga kualitas buah tersebut.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *