Menikmati Matahari Terbit-Terbenam Pangandaran

RADAR TASIKMALAYA – Pangandaran adalah tempat wisata pantai paling menakjubkan di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Letaknya berada paling selatan Jawa Barat dan berbatasan langsung dengan Samudera Hindia.

Kenapa Pantai Pangandaran sangat menakjubkan dan indah, karena kita bisa menikmati pantai, menikmati ikan laut, melihat matahari terbit dan terbenam. Masih banyak lagi tempat-tempat yang bagus nan indah jika di eksplorasi lebih jauh lagi di Pangandaran. Bahkan paket lengkapnya pun pasti ada di sana jika berbicara tentang keindahan alam. Tapi, bukan pantainya yang ingin saya soroti di sini, melainkan pilihan tempat lokasi KKN yang ada di Kabupaten Pangandaran Kecamatan Parigi Desa Parigi.

KKN adalah singkatan Kuliah Kerja Nyata. Program yang dirancang oleh kampus untuk mahasiswa-mahasiswa semester 5 kalau di Universitas Siliwangi. Tujuannya selain harus beradaptasi dan berbaur dengan masyarakat, kita juga harus bisa membantu desa supaya berkembang atau maju dari segi Pendidikan, Kesehatan, dan Ekonomi. Melalui kegiatan-kegiatan yang mendorong masyarakat lebih antusias dan peka lingkungan.

Pangandaran mempunyai kecamatan yang menjadi ibu kotanya yaitu Kecamatan Parigi, dan di kecamatan Parigi ada salah satu desa yang kemungkinan besar ada kaitannya dengan Pangandaran dari segi sejarah, yaitu Desa Parigi. Singkat cerita, jadi kami bertugas KKN di Desa Parigi, Kecamatan Parigi, Kabupaten Pangandaran. Sebagian mahasiswa mungkin bertanya-tanya, “Kenapa harus memilih KKN di Pangandaran? Padahal jaraknya jauh dari Tasik, padahal di sana panas, padahal yang dekat-dekat juga banyak. Pasti supaya dekat Pantai” Dan masih banyak lagi alasan dan anggapan mereka untuk membantah pilihan kami untuk KKN di sana.

Padahal sederhana saja, pertama, itu adalah pilihan kami, jika teman-teman banyak memberikan alasan-alasan yang lebih baik menurut teman-teman, saya kira, kami juga tahu dan siap menanggung risikonya dengan baik, seperti: jauh, panas, dll. Kedua, teman-teman yang beranggapan seperti itu, pasti mempunyai pilihan sendiri kan (?). jika diposisikan, kami juga seperti itu, mempunyai hak untuk memilih dan memutuskan.

Ketiga, memang benar, kami ingin dekat dengan pantai, rasanya pengabdian ke masyarakat itu akan lebih menguras energi dan pikiran. dan pelampiasan untuk memulihkan energi kita adalah dengan cara melihat pemandangan alam yang begitu indahnya. Mungkin untuk menjawab hal itu, dicukupkan, sekarang ingin sedikit cerita tentang lokasi KKN kami di desa Parigi.

Awalnya seperti biasa, mahasiswa yang sudah menemukan kelompoknya masing-masing dan memutuskan tempat lokasinya masing-masing. Persiapan kami untuk tinggal di sana, ditentukan ketika survei ke lokasi desa. Kalau tidak salah, H-4 hari sebelum pelaksanaan KKN dimulai.

Kami didorong untuk mencoba berbaur dan beradaptasi kepada masyarakat, dan momen yang paling membahagiakan adalah, untuk pertama kalinya kami di sambut oleh kepala desa dan staf-stafnya dengan sangat terbuka, bahkan kami langsung dianggap saudara dan keluarga di sana. Sangat menyenangkan sekali bukan, pertama datang langsung disambut dengan baik, ramah-ramah dan riang gembira.

Sedikit lama ketika mencari rumah untuk tempat tinggal di sana, sampai-sampai sore hari kami masih berdiskusi dan mencari rumah untuk dijadikan tempat tinggal selama kurang lebih 35 hari. Alhamdulillah, akhirnya kami menemukan tempat tinggal di Dusun Purwasari RT 004 RW 08 dekat rumah Bapak Sekdes belakang pasar.

Kami pun pamit pulang dan melihat matahari terbenam di pinggir pantai sebelum menempuh perjalanan yang begitu panjang. Ada jawaban paling sederhana lagi untuk orang yang bertanya-tanya “kenapa harus KKN di Pangandaran?” Kami ingin menikmati matahari terbit dan terbenam di wilayah yang sama, dengan orang-orang yang berbeda.

Tanggal 18 Desember 2023, kami mulai melaksanakan kegiatan KKN di desanya masing-masing, dengan pelepasan secara daring, kami pun secara sah sudah bisa mulai berbaur secara penuh dengan masyarakat setempat. Untuk hal-hal pertama, kita mencoba mendekati kepala dusun,  RT, dan RW setempat karena rumah tempat tinggal kami berada di bawah kekuasaan mereka. Selanjutnya kami datang ke acara-acara pengajian, posyandu, Jumat bersih dan kegiatan olahraga yaitu bola voli. Masih banyak lagi kegiatan yang secara tidak langsung membuat kita bermasyarakat di Desa Parigi.

Pertengahan pelaksanaan KKN sudah tidak terasa kami lalui bersama 16 orang yang berbeda-beda jurusan. Sering kali kita dapati bersama tentang perjalanan dalam menjalankan program kerja. Berbicara tentang program kerja, kami membawakan tema kelompok Eskalasi Motivasi Pendidikan Anak-anak desa Parigi. Dengan kegiatan utama tiga tahap. Pertama, Seminar Motivasi pendidikan. Kedua, Gemar 49 atau Gerakan Mahasiswa Mengajar KKN 49. Ketiga, Turnamen Bola voli.

Dari ketiga program ini, yang paling meriah sekali dari antusias warga adalah turnamen bola voli dengan cakupan satu desa antar RW. Saya lupa memberitahukan, di desa Parigi terdapat 4 dusun 10 RW. Yaitu, dusun Babakan, dusun Cijalu, dusun Purwasari dan dusun Parigi.

Jadi, turnamen ini kurang lebih ada 12 tim berikut perangkat desa dan tim yang mengirimkan ganda dari salah satu RW-nya. Kata masyarakat dan pemuda setempat, olahraga voli ini sangat diminati dan antusias warganya sangat tinggi. Buktinya, ketika kita melaksanakan kegiatan turnamen bola voli ini ternyata benar, bukan hanya penonton dan pemain saja yang memeriahkan kegiatan ini, pedagang dari masyarakat pun ikut membuka lapak dipinggir-pinggir lokasi pertandingan sehingga seperti hajatnya masyarakat.

Wahhhh, lega sekali melihat antusias warga untuk memeriahkan kegiatan ini. Banyak sekali mendapati senyuman warga, banyak sekali mendapati kemeriah pertandingan, dan banyak sekali kehangatan bersama-sama. Apalagi, kegiatan turnamen ini bentuk kolaborasi antara KKN 49 Unsil dengan Pemuda Anbepas.

Tidak terasa sudah tahapan demi tahapan, kegiatan demi kegiatan telah kami lalui bersama. ingin sekali ku ucapkan terima kasih dan menyebut nama kalian di sini. Kalian (Arsan, Nadhif, Milkan, Rio, Mardian, Angel, Rahma, Risa, Nurul, Putri, Tatin, Anggi, Salfa, Ripka, Faiza) adalah roda penggerak masyarakat, mendorong waktu berjalan lebih cepat. Meninggalkan jejak di hati yang tepat.

Setelah kegiatan terakhir itu selesai, ternyata komunikasi dan jalinan relasi bersama masyarakat khususnya pemuda anbepas mulai terjalin erat. Seringkali kita berbincang panjang di tengah malam hanya membicarakan tentang perempuan. Tidak banyak yang kita agendakan bersama, seperti: main ke Pantai, Sunset-an, Jalan-jalan mengelilingi desa, ngaliwet, makan durian, makan lengkeng, dan masih banyak lagi suguh dari masyarakat Desa Parigi yang kami nikmati bersama. lega sekali, ketika semua kegiatan telah selesai dan kekeluargaan sudah terbangun seperti kuatnya perisai. Hal ini yang membuat kami menjadi ingin kembali ke Parigi, kalian semua sangat baik hati, usai sudah kami duduk dan mengabdi, tapi kekeluargaan kita masih erat dan harus bersambung silaturahmi.

Wa Cile, Faisal Eson, Doni, Aril, Sidqi, Juo, Wa Gobed, Diki Ace, Yaman, Pak Sekdes, Pak RT dan seluruh masyarakat yang menerima kami di Desa Parigi saya ucapkan terima kasih.

Untuk orang-orang yang masih penasaran tentang kegiatan KKN kami di Desa Parigi Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran bisa melihat di akun  Ig, Youtube, dan Tiktok KKN.49 Parigi. (Nandang Kurnia Sandi)

Penulis merupakan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia, FKIP-UNSIL

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *