RADAR TASIKMALAYA – Membicarakan kemiskinan tidak pernah akan ada akhirnya. Apalagi kalau hanya dibicarakan. Perlu aksi nyata menanggulangi kemiskinan.
Sustainable Development Goals (SDGs) sudah menyatakan tujuan pertama dari 17 total tujuan sebagai mengakhiri segala bentuk kemiskinan. Tentu ini tujuan yang utopis, karena kemiskinan tidak mungkin ditiadakan. Namun penjelasan pada rincian tentang target memberikan gambaran lebih realistis dalam upaya mencapainya.
Selain sudah diratifikasi dengan Peraturan Presiden Nomor 59 tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, kita juga telah memiliki Peraturan Gubernur Nomor 18 Tahun 2018 tentang Rencana Aksi Daerah Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023.
Jika melihat perkembangan pembangunan infrastruktur di Kota Tasikmalaya, rasanya tidak mungkin Tasikmalaya menjadi kota termiskin di Jawa Barat selama setidaknya 5 tahun berturut-turut. Tentu kita dapat melihat dengan lebih tajam dengan dukungan berbegai fakta dan data.
Indeks Gini
Menurut BPS, Indeks Gini atau Gini Rasio merupakan indikator yang menunjukkan tingkat ketimpangan pengeluaran secara menyeluruh. Gini rasio berguna untuk melihat ketimpangan pendapatan/pengeluaran penduduk di suatu wilayah.
Nilai gini rasio berkisar antara 0 sampai 1. Nilai rasio gini yang semakin mendekati 1 mengindikasikan tingkat ketimpangan yang semakin tinggi. Rasio gini bernilai 0 menunjukkan adanya pemerataan pendapatan yang sempurna, atau setiap orang memiliki pendapatan yang sama. Sedangkan, rasio gini bernilai 1 menunjukkan ketimpangan yang sempurna, atau satu orang memiliki segalanya sementara orang lainnya tidak memilki apa-apa.
Dengan kata lain, Rasio Gini diupayakan agar mendekati 0 untuk menunjukkan adanya pemerataan distribusi pendapatan antar penduduk. Sederhananya indeks gini adalah perbandingan pendapatan/pengeluaran antara kelompok berpenghasilan tinggi dengan kelompok berpenghasilan rendah. Pada tahun 2019.
Peningkatan indeks gini tentu bukanlah prestasi. Ini artinya pertumbuhan ekonomi tidak disertai pemerataan pendapatan diantara penduduk.