RADAR TASIKMALAYA – Buku Geografi Kajian Wilayah hadir untuk melengkapi materi geografi regional, sebagai bagian dari kajian bidang Ilmu Geografi dan Pendidikan Geografi.
Buku ini terdiri atas empat bab. Bab 1 tentang perkembangan sains, menguraikan sains dan kehidupan manusia, teori ilmiah dalam sains, sains dan pengembangannya, paradigma berpikir penelitian, metode ilmiah dan berpikir kritis dalam suatu penelitian, serta fungsi dan ruang lingkup suatu penelitian.
Bab 2 tentang kajian geografi untuk riset ilmiah, menguraikan ruang lingkup riset geografi, model riset untuk geografi, ruang, tempat dan lingkungan dalam kajian geografi, ruang sebagai sumber daya bagi penduduk, pentingnya kecerdasan geografis pada era evolusi 4.0, berpikir spasial kritis dalam literasi keruangan, serta bentang lahan dalam kajian geografi.
Bab 3 tentang kajian geografi untuk perencanaan wilayah, menguraikan tentang definisi perencanaan, pengertian, ruang lingkup dan focus perencanaan wilayah dan kota, pentingnya perencanaan, kaitan perencanaan dengan pengambilan keputusan, peran perencanaan dalam perkembangan wilayah dan kota, urutan langkah langkah dalam perencanaan wilayah, komponen perkembangan kota dan wilayah, peremcanaan wilayah dan kota di Indonesia, teori perencanaan sebagai dasar bertindak, tipologi teori perencanaan, kecenderungan dalam perencanaan, serta tantangan dalam perencanaan.
Bab 4 tentang sumberdaya lahan untuk kajian ekologikal literasi, menguraikan analisis kemampuan lahan, analisis kesesuaian lahan, dan analisis lahan kritis.
Geografi merupakan ilmu pengetahuan yang menganalisis fenomena geosfer, yaitu keseluruhan lapisan bumi dan kumpulan dari komponen fisik dan nonfisik yang ada di dalam bumi. Analisis fenomena geosfer dilakukan dengan cara menuliskan (writing), menggambarkan (description), menjelaskan (explanation), serta membandingkan (comparison). Hal ini dilakukan dengan melihat persamaan (similarity) dan perbedaan (differences) fenomena geosfera yang ada di atas permukaan bumi. Geografi menekankan pada pengetahuan tentang lokasi di muka bumi atau fenomena geografis baik fenomena alam maupun fenomena sosial yang terjadi di muka bumi. Geografi sebagai ilmu adalah sebagai suatu bidang kajian yang memiliki body of knowledge.
Geografi menggunakan beberapa pendekatan untuk menganalisa masalah, di antaranya pendekatan keruangan (Spatial Approach), pendekatan ekologi (Ecological Approach), dan pendekatan kompleks wilayah (Regional Complex approach). Pendekatan keruangan (Spatial Approach), yaitu suatu cara pandang terhadap penyelesaian masalah dengan menekankan eksistensi ruang sebagai suatu titik tolak dalam penyelesaian masalah. Eksistensi ruang berdasarkan perspektif geografi dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, di antaranya: struktur, pola, dan proses.
Pendekatan Ekologi (Ecological Approach), dalam pendekatan ini pendekatannya tidak hanya menekankan pada pada eksistensi ruang, namun pada keterkaitan antara fenomena geosfer (atmosfer, hidrosfer, litosfer, biosfer, dan antroposfer) dengan variabel lingkungan tertentu. Dalam pendekatan kelingkunganan, analisisnya tidak hanya terfokus pada keterkaitan hubungan antar makhluk hidup dengan lingkungan alamnya saja, tapi harus pula memperhatikan keterkaitan dengan fenomena alam beserta kondisi fisik hasil dari aktivitas manusia, dan perilaku manusia baik perkembangan gagasan geografis serta keadaan lingkungan.
Pendekatan Kompleks Wilayah (Regional Complex Approach), permasalahan yang terdapat pada suatu wilayah tidak boleh hanya dipandang pada elemen yang menyebabkan masalah tersebut terjadi. Permasalahan tersebut dapat memiliki keterkaitan dengan elemen di wilayah lain. Keterkaitan antar wilayah tidak dapat dihindarkan, hal tersebut akan selalu terhubung satu elemen dengan elemen lainnya. Selain itu, setiap masalah pada suatu lingkungan tidak disebabkan oleh penyebab utama tunggal. Faktor penyebabnya dapat bersifat kompleks. Oleh karena itu, dalam menganalisis suatu permasalahan diperlukan kajian secara kompleks untuk dapat memecahkan permasalahan yang ada di suatu wilayah.
Bagian permukaan bumi disebut ruang dan wilayah, yaitu kesatuan objek dan kesatuan manusia yang mempunyai karakteristik yang khas yang dapat dibedakan dengan wilayah lain di sekitarnya. Artinya bahwa kekhasan wilayah tersebut dapat dilihat dari unsur fisik alam dan unsur non-fisik. Diawali dengan perlunya pemahaman bahwa Geografi sebagai disiplin ilmu yang dapat diteliti dan dapat melakukan penelitian (research discipline). Penelitian Geografi yang dilakukan mensyaratkan terjadi pada saat sekarang dan dapat dibuktikan di lapangan, bukan hanya sekadar mengumpulkan informasi, bukan hanya mencari-cari informasi yang sulit ditemukan, dan bukan hanya sekedar memindahkan fakta dari satu lokasi ke lokasi lain.
Ruang (space) dalam kajian geografi adalah seluruh permukaan bumi yang terdiri dari lapisan biosfer sebagai tempat hidup makhluk hidup baik manusia, binatang, dan tumbuhan. Sedangkan berdasarkan geografi regional definisi ruang yaitu suatu wilayah yang memiliki batasan geografi (batas menurut keadaan fisik, sosial, atau pemerintahan) yang terjadi dari sebagian permukaan bumi dan lapisan tanah di bawahnya, serta lapisan udara di atasnya. Pengertian lainnya menjelaskan ruang di permukaan bumi berbentuk tiga dimensi (daratan perairan, dan udara) yang di dalamnya berinteraksi antara makhluk hidup dan benda tak hidup lainnya (Sumaatmadja, 1981). Sedangkan berdasarkan sudut pandang Ekologi menjelaskan bahwa ruang adalah suatu bentuk ekosistem yang merupakan hasil hubungan dan penyesuaian antara proses penyebaran dan aktivitas manusia dengan lingkungannya pada area atau suatu wilayah tertentu.
Untuk mengenal dan memahami bentang lahan dapat digunakan melalui pendekatan komponen dan kenampakan dalam lingkungan. Komponen bentang lahan dapat berisi tentang komponen ekosistem lingkungan alami (abiotik dan biotik) yang terwujud dalam kenampakan bentang alam (natural lanscape) dan komponen sistem sosial atau lingkungan sosial yang mencerminkan terbentuknya bentang budaya (cultural landscape), dapat dianalisis dalam Penelitian Geografi.
Penelitian Geografi dilakukan dengan cara ilmiah, yaitu kegiatan penelitian berdasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu, rasional, empiris, dan sistematis. Rasional yaitu kegiatan penelitian yang dilakukan dengan cara-cara masuk akal. Empiris artinya cara/tahapan yang dilakukan dalam penelitian dapat diamati oleh indra manusia. Sistematis yaitu menggunakan langkah-langkah tertentu yang memiliki sifat masuk akal/logis. Penelitian geografi yaitu kegiatan ilmiah yang dilakukan dengan langkah-langkah secara sistematis untuk memecahkan suatu permasalahan geografi yang meliputi ruang sebagai suatu region sebagai objek penelitian.
Analisa Keruangan suatu kajian yang mempelajari dan memaknai perbedaan lokasi tentang sifat-sifat dan karakter penting pada suatu wilayah. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pola penyebaran dan perubahan pola supaya dapat diubah menjadi lebih efisien dan lebih wajar merupakan suatu proses kajian analisis keruangan. Dengan kata lain, faktor-faktor yang perlu diperhatikan adalah pola pemanfaatan ruang yang ada dan ketersediaan ruang yang akan dianalisis.
Dalam pelaksanaan riset ilmiah bidang Geografi berada pada paradigm tradisional dan kontemporer. Geografi dalam paradigma tradisional yaitu eksplorasi, environmentalisme maupun regionalism. Paradigma kontemporer yaitu paradigma dengan analisis keruangan, kelingkunganan dan kewilyahan (Johnston, 2000). Geografi kontemporer memperhatikan analisis keruangan lebih bersifat nomotetik dengan meletakkan dasar tentang keteraturan pola, struktur dan proses (Bintarto dan Surastopo, 1984; Yunus, 1994; Dear dan Steven, 2002) dalam (Hastuti, 2010). (Siti Fadjarajani)
Siti Fadjarajani adalah Dosen Program Studi Pendidikan Geografi Pascasarjana dan Jurusan Pendidikan Geografi FKIP Universitas Siliwangi (Unsil) Tasikmalaya sekaligus Kepala LPMPP Unsil.
Berbagi pengetahuan