Daur Ulang Sampah Organik Rumah Tangga Menjadi Eco-Enzyme

Lingkungan332 Dilihat

Untuk rumah tangga yang tidak memungkinkan menggunakan ulang sebagai pakan ternak karena ketiadaan lahan, sampah organik bisa dimanfaatkan dengan cara ”dibuang” melalui lubang biopori.

Biopori adalah lubang resapan dengan diameter 10 cm dan kedalaman sekitar 100 cm. Lubang ini bisa dibuat di halaman rumah masing-masing dengan jarak 1 meter. Jika lubang sudah tersedia, sampah organik bisa langsung dimasukkan ke dalam lubang biopori kemudian ditutup.

Dengan cara ini, sampah organik bisa dikelola secara praktis, sekaligus juga bermanfaat untuk menyuburkan tanah serta mencegah banjir dan genangan air.

Selain ketiga hal tersebut, sampah organik rumah tangga juga bisa didaur ulang menjadi Eco-Enzyme. Eco-Enzyme (EE) adalah cairan hasil fermentasi sampah organik yaitu kulit buah dan sisa sayuran, serta gula (gula aren atau gula merah) dan air.

Eco-Enzyme diperkenalkan pertama kali oleh Dr Rosukon Poompanvoong, pionir pertanian organik di Thailand. Ia juga dikenal dengan pencipta EE karena aktivitasnya meneliti EE selama lebih dari 30 tahun.

Eco-Enzyme adalah cairan ramah lingkungan dengan banyak manfaat. Dilansir dari laman Zero Waste Indonesia, beberapa manfaat dari EE di antaranya sebagai disinfektan, pembersih rumah tangga, antiseptik, penolak serangga alami, juga sebagai pupuk dan pestisida alami untuk tamanan.

Pembuatan Eco-Enzyme ini relatif mudah. Cukup persiapkan wadah yaitu botol plastik bekas, serta bahan yaitu sampah organik, gula, dan air.

Upayakan menggunakan botol plastik bekas dengan ukuran besar sehingga menyisakan cukup ruang untuk gas-gas hasil fermentasi. Untuk komposisi bahan yang digunakan, mengacu pada perbandingan 3:1:10 (Zero Waste Indonesia, 2019).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *