Strategi Penurunan Stunting di Puskesmas Kawalu dengan Inovasi

Kesehatan305 Dilihat

RADAR TASIKMALAYA – Partisipasi masyarakat (D/S) yang masih rendah di UPTD Puskesmas Kawalu pada tahun 2020 sebesar 41,7% dan  angka stunting yang tinggi sebesar 22,7% belum mencapai target Kota Tasikmalaya sehingga menjadi masalah kesehatan bagi Puskesmas Kawalu.

Sistem informasi gizi terpadu atau Sigizi Terpadu merupakan suatu sistem terintegrasi untuk mengetahui status gizi dan kinerja program, yang dapat digunakan untuk identifikasi masalah, kebutuhan dan sebagai bahan pengambilan keputusan serta kebijakan program gizi masyarakat. Sigizi Terpadu digunakan untuk mencatat dan melaporkan data gizi baik data sasaran tiap individu, status gizi melalui modul e-PPGBM. Dengan adanya aplikasi e-PPGBM dapat mengetahui status gizi balita dalam menanggulangi stunting (Direktorat Gizi Masyarakat, 2017).

Puskesmas yang berfungsi sebagai penyelenggaran Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) dan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM). Gizi masyarakat merupakan upaya kesehatan masyarakat essensial yang dituntut harus selalu inovatif untuk menyelesaikan masalah-masalah gizi dengan tujuan tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang tinggi sehingga terwujudnya kecamatan sehat.

Terobosan atau inovasi dengan mengedepankan pemberdayaan kader posyandu dan TPK( tim pendamping keluarga)  untuk melaksanakan entry sigizi terpadu (aplikasi kemenkes yang bisa menghasilkan  status gizi) .

peran aktif kader dan lintas sektor sangat diperlukan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat,  mencegah dan mengintervensi stunting secara cepat, Terobosan  yang dilakukan adalah selain entri sigizi terpadu dan F1 Gizi online.(F1NE)

Fungsi F1NE karena dengan  laporan manual yang lambat tidak ada saran dan masukan secara berkala dari posyandu untuk perbaikan petugas puskesmas. Laporan hasil posyandu yang tidak berbasis data yang tepat, biaya untuk fotocopy dan cetak yang tidak ada, laporan hasil yang tercecer, proses laporan yang lama, Sedangkan pengentrian e-PPGBM atau sigizi  oleh kader posyandu karena  jumlah SDM tenaga kesehatan khususnya nutrisionis dan bidan kelurahan yang kurang, jumlah komputer tidak memadai di jam kerja, waktu yang terbatas, pekerjaan lain yang banyak, proses laporan lambat, jaringan yang sulit di jam kerja, dan pelaporan data dari kader dan bidan kelurahan yang lama.

Dikarenakan lambatnya hasil yang didapat Penanganan masalah gizi seperti stunting, wasting, dan underweight menjadi lambat dan banyak yang tidak terintervensi karena petugas hanya fokus pada entry data, dan data dari buku pelaporan posyandu .selain itu pengentrian data yang masuk hanya pada bulan Februari dan Agustus saja  yaitu pada Bulan Penimbangan Balita (BPB) sehingga tidak sesuai dengan prinsip surveilans gizi yang  berfungsi untuk memberikan informasi keadaan gizi masyarakat dan faktor yang mempengaruhinya secara cepat, akurat dan berkelanjutan sehingga dapat digunakan untuk menetapkan kebijakan gizi maupun penanggulangan masalah gizi.

Untuk mengatasi masalah partisipasi masyarakat yang rendah dan stunting yang tinggi Para Pemangku kebijakan sampai  kader posyandu harus mengetahui data riil yang ada di wilayahnya. Kader harus  dapat mengetahui dari aplikasi langsung, balita mana yang tidak datang ke posyandu sehingga bisa dilakukan sweeping dan anak mana yang stunting sehingga bisa dicari penyebabnya untuk intervensi yang tepat.sehingga kunjungan rumah, orang tua asuh  dari lintas sector bisa diberikan tepat sasaran.

Dengan terobosan pengentrian F1NE dan e-PPGBM berkala setiap bulan oleh kader Posyandu angka stunting Puskesmas Kawalu pada Tahun 2022 turun menjadi 16,50% dan Partisipasi masyarakat naik menjadi diatas 80%.

Untuk menyiasati Kuota HP  yang tidak diberikan oleh Dinas Kesehatan ataupun Kelurahan adalah dengan menggandeng TPK (Tim Pendamping Keluarga) dari DP3AKB khususnya balai KB kecamatan Kawalu.sehingga bisa bersama-sama menghasilkan data yang cepat untuk penurunan Stunting di Kota Tasikmalaya Umumnya dan di wilayah Puskesmas Kawalu umumnya. (Feni Yulita, AMG)

Feni Yulita, AMG., adalah Nutrisionis UPTD Puskesmas Kawalu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

8 komentar

  1. Sungguh luar biasa memang segala upaya dapat kita lakukan selama kita saling bersinergi dan bekerjasama dg pemangku kebijakan dan juga peran kader di masyarakat tentunya denga dampingan bidan untuk melakukan percepatan penurunan stunting yang lebih baik ke depannya hingga kota Tasikmalaya Zero stunting …mudah mudahan…amiiin

  2. Alhamdulillah…untuk berbagai macam usaha yg bertujuan baik, semoga senantiasa terlaksana dgn baik.semoga intervensi yg d lakukan untuk mengatasi/mengurangi anak stunting d masa yg akan datang,benar2 tepat sasaran.dan terbukanya orang tua supaya lebih memperhatikan gizi anak apalagi di usia golden, meski di tengah keadaan ekonomi yg sulit tapi semoga dengan d berikannya pelatihan/pemanfaatan bisa memperbaiki gizi anak kedepannya.semangat para kader, para nutritionis, para bidan & para petugas kesehatan..tujuan kita sama, tujuan kita baik..dan semoga Allah selalu bersama kita.

  3. Atas nama kec Kawalu, kami ucapkan terimakasih kpd tim PKM Kawalu yg sdh bkerja keras dalam upaya melaksanakan percepatan penurunkn angka stunting di wilayah PKM Kawalu. Mudah2an koordinasi dan kerja sama yg baik antara Kecamatan Kawalu , Linsek Kec Kawalu dan tim TPK Kawalu ttp terjalin demi kemajuan masyarakat Kawalu yg sehat dan sejahtera. Tetap semangat dan jaga kesehatan..Go Kawalu menuju Zero Stunting💪💪💪