Transformasi Game dari Hobi Menjadi Karier

Teknologi25 Dilihat

RADAR TASIKMALAYA – Akhir tahun 2024, Indonesia menyabet dua gelar piala dunia dalam bidang e-sport, pada bulan september indonesia memenangkan piala dunia football manager setelah Ichsan Rahmat Taufiq dan Budi Muhamad Manar Hidayat mengalahkan Jerman di final, sementara pada bulan Desember indonesia memenangkan piala dunia e-football setelah Elga Cahya Putra, Rizky Faidan, dan Akbar Paudie mengalahkan Brasil di final. Itu merupakan sebagian prestasi membanggakan indonesia dalam bidang e-sport pada tahun 2024. 

Pada saat ini, bermain game memang bukan hanya sekedar hobi saja, tetapi bisa menjadi sumber penghasilan yang menjanjikan, baik itu menjadi pro-player atau streamer. Hal itu disebabkan transformasi game yang berawal dari hobi menjadi sebuah industri yang menjanjikan baik bagi developer game maupun bagi pemain game tersebut. Di indonesia sudah banyak pro-player yang sukses berkarier di bidang e-sport, sebut saja Hansel ‘BnTeT’ Ferdinand di game Counter-Strike: Global Offensive (CS:GO), Kenny ‘Xepher’ Deo dan Muhammad ‘inYourdreaM’ Rizky di game Dota 2, Gilang ‘Sanz’ di game mobile legend dan tentu saja Rizky Faidan yang meraih berbagai gelar internasional di game pro evolution Soccer yang sekarang sudah berubah menjadi e-football.

Selain menjadi pro-player bermain game juga membuka kesempatan untuk menjadi game streamer, tercatat telah banyak streamer-streamer game yang telah sukses dan memiliki jutaan subscriber di youtube, diantaranya adalah Jess no Limit dengan 53,5 juta subscriber, MiawAug dengan 23,5 juta subscriber, Windah Basudara dengan 16,1 juta subscriber. Tentu saja hal ini tidak pernah terbayangkan sebelumnya, bahwa bermain game bisa menjadi sebuah mata pencaharian yang bisa diandalkan. Lalu bagaimana cara seseorang bisa menjadi level pro-player dan atau game streamer yang sukses?

Fokus

hal pertama yang perlu dilakukan adalah fokus pada satu atau dua game tertentu. Pilihlah game yang kamu benar-benar sukai dan tentu saja game yang sudah memiliki kompetisi lokal dan internasional atau lebih baik lagi game yang sudah resmi menjadi cabang olahraga e-sport dalam kompetisi internasional seperti Sea Game, Asian Game atau Olimpiade. Contohnya pada Asian Game 2022 ada beberapa game yang dipertandingkan seperti Arena of Valor, Dota 2, Dream Three Kingdoms 2, EA Sports FC Online, League of Legends, PUBG Mobile, dan Street Fighter V: Champion Edition.

Konsistensi

Pro player adalah atlet e-sport, oleh karena itu, seperti halnya atlet pada cabang olahraga lain, latihan dan ketekunan menjadi salah satu kunci menjadi pro player. menguasai teknik-teknik dasar kemudian dikembangkan menjadi teknik-teknik lanjutan dalam setiap latihan yang konsisten, terukur dan terencana akan meningkatkan skill dalam bermain sebuah game. Lakukan latihan secara berkelanjutan dengan tetap memperhatikan kesehatan fisik dan mental, karena untuk menjadi yang terbaik perlu kerja keras dan tetap menjaga motivasi sampai tujuaan yang ditargetkan tercapai.

Komunitas

Bergabung pada sebuah komunitas dapat meningkatkan pengetahuan dan informasi yang lebih mendalam mengenai sebuah game. Beberapa sekolah dan perguruan tinggi bahkan sudah memfasilitasi dengan dibentuknya unit kegiatan e-sport untuk siswa/mahasiswa agar bisa mengembangkat bakat peserta didiknya dalam bidang e-sport. Jika memilih game yang memerlukan bermain secara tim, maka bentuklah tim untuk meningkatkan chemistry dan kerja sama tim saat bermain game.

Kompetitif

Pada kasus game streamer mungkin kompetitif ini tidak diperlukan, tapi jika benar-benar ingin menjadi pro-player, mengikuti kompetisi-kompetisi lokal adalah hal yang perlu dilakukan untuk meningkatkan mental dan pengalaman bertanding. Pada game tertentu perlu juga meningkatkan rank global agar bisa menarik perhatian dari tim-tim e-sport yang lebih besar.

Karier menjadi pro-player dan atau game streamer ini bisa menjadi salah satu solusi yang dapat didorong ditengah banyaknya kasus-kasus kecanduan game dikalangan anak-anak dan remaja. Melalui pendekatan yang tepat, bermain game yang awalnya mendapatkan stigma negatif dapat dikembangkan menjadi sebuah karir profesional yang menjanjikan, baik menjadi pro-player dan ataupun game streamer. (Indra Jiwana Thira

Indra Jiwana Thira adalah Dosen Prodi Rekayasa Perangkat Lunak, Universitas Garut

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *