Sampah, Ciwulan dan Peluang Destinasi

Lingkungan314 Dilihat

RADAR TASIKMALAYA – Lingkungan bersih adalah idaman dan impian semua insan. Semua orang mencintai dan harus mencintai kebersihan. Disamping naluriah juga tuntutan dan tanggung-jawab keyakinan, terutama bagi orang mukmin.

”Kebersihan adalah sebagian dari iman.” (Al- Hadis). Jika mengingkari kebersihan, orang mungkin akan meragukan kadar keyakinannya.

Bersih berarti tidak kotor. Bersih bermakna juga, terlepas dari sampah. Baik sampah material atau sampah imaterial.

Sampah material merupakan kausalistas dari sebuah proses. Saling berkaitan antara eksistensi manusia yang satu dengan manusia lainnya. Kausalitas antara kebutuhan dan pemenuhan hidup itu sendiri.

Kebutuhan dan pemenuhan hidup manusia tidak terlepas dari proses produksi yang tidak terbebas dari sampah. Dan sampah adalah material sisa, tak terpakai karena dianggap tak berguna dan tak dibutuhkan lagi.

Dalam konsep alam tidak mengenal tentang sampah, hukum alam tidak mengengenal sisa dan tak berguna. Tapi merupakan bagian dari mata rantai (siklus) yang saling mengait.

Sebelum melewati proses produksi, manusia berpotensi melahirkan sampah. Ibu-ibu yang pulang belanja dari pasar, membawa sampah. Bapak-bapak yang pulang dari kenduri tetangga, membawa makanan yang dibungkus pakai dus, atau anyaman bambu (pipiti), itu sampah.

Anak-anak kecil sehabis jajan cemilan di warung, menumpuk sampah. Bahkan balita, walau tidak langsung, melahirkan sampah (pempers).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *