Pembangunan Berkelanjutan dalam Pendidikan Sains: Mewujudkan Masa Depan yang Lebih Baik

Pendidikan190 Dilihat

RADAR TASIKMALAYA – Pendidikan merupakan kunci untuk mencapai pembangunan berkelanjutan, terutama dalam bidang sains dan teknologi. Dalam konteks ini, tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) yang ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menjadi sangat relevan. SDGs terdiri dari 17 target yang bertujuan untuk mengatasi tantangan global, seperti kemiskinan, ketidakadilan, dan perubahan iklim, dengan pendidikan sebagai pilar utama.

Peran pendidikan sains dalam pembangunan berkelanjutan tidak hanya memberikan pengetahuan tentang fenomena alam, tetapi juga membekali siswa dengan keterampilan kritis yang diperlukan untuk memecahkan masalah kompleks yang dihadapi oleh masyarakat. Sains membantu siswa memahami isu-isu seperti perubahan iklim, keberlanjutan sumber daya alam, dan kesehatan masyarakat. Pemahaman akan konsep-konsep ini, bertujuan agar siswa dapat berkontribusi dalam menciptakan solusi yang inovatif dan berkelanjutan.

Hal di atas menjadi fondasi yang kokoh betapa pentingnya integrasi SDGs dalam kurikulum sains. Mengintegrasikan SDGs ke dalam kurikulum pendidikan sains merupakan langkah penting untuk mempersiapkan generasi mendatang yang sadar akan tantangan global.

Misalnya, dengan mengajarkan tentang energi terbarukan dalam pelajaran fisika, atau tentang keberagaman hayati dalam pelajaran biologi, siswa dapat memahami dampak tindakan mereka terhadap lingkungan dan pentingnya menjaga keberlanjutan.

Tidak cukup melalui integrasi kurikulum, terutama bagi para pendidik harus memiliki inovasi dalam pembelajaran sains. Teknologi telah membuka banyak peluang untuk inovasi dalam pembelajaran sains. Metode pembelajaran yang interaktif, seperti simulasi dan eksperimen berbasis proyek, dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep sains yang kompleks. Pembelajaran jarak jauh juga memberikan akses bagi siswa di daerah terpencil untuk mendapatkan pendidikan sains berkualitas, sehingga mengurangi kesenjangan pendidikan.

Namun, harus diantisipasi pula tentang tantangan dalam pendidikan sains berkelanjutan. Meskipun banyak kemajuan yang telah dicapai, masih ada tantangan signifikan dalam implementasi pendidikan sains berkelanjutan. Kurangnya infrastruktur, sumber daya pendidikan yang terbatas, dan kurangnya pelatihan bagi guru dapat menghambat upaya ini. Oleh karena itu, perlu adanya dukungan dari pemerintah dan masyarakat untuk menyediakan fasilitas yang memadai dan pelatihan yang relevan.

Sains adalah cabang ilmu yang mengkaji objek dan fenomena alam melalui proses pengamatan secara ilmiah sehingga menghasilkan produk ilmiah seperti fakta, prinsip, konsep, hukum atau teori. Sains memiliki peranan sangat penting dalam memberikan pemahaman kepada peserta didik, membangkitkan rasa keingintahuannya yang sangat tinggi dalam bidang sains.

Melalui pembelajaran IPA, pembelajaran sains dapat terlaksana karena peserta didik mempunyai pemahaman tentang alam semesta yang di dalamnya terdapat bentuk konsep, prinsip, prosedur, fakta, dan teori yang ada pada kehidupan sehari-hari yang kita alami. Pendidikan sains di luar negeri sudah sangat berkembang pesat terutama di negara negara maju dibuktikan dengan adanya penemuan dan penciptaan teknologi baru yang belum pernah ada. Akan tetapi di Indonesia Pendidikan sains belum mencapai porsi yang sesuai dengan kebutuhan pendidikan sains.

Pada tahapan implementatif memang masih banyak permasalahan dalam pembelajaran sains, maka jangan hanya berfokus pada pengetahuan saja melainkan harus juga diimbangi dengan pengaplikasian dalam kehidupan sehari-hari. Adanya pengaplikasian tersebut siswa menjadi tahu bahwa apa yang dipelajari dalam sains diterapkan dan bermanfaat bagi kehidupan. Cara tersebut akan berdampak pada siswa yang akan tertantang dan terus mencoba bereksperimen karena rasa keingintahuannya yang tinggi sehingga siswa mampu menghasilkan produk sains.

Namun untuk membentuk kondisi tersebut sedikit susah kiranya karena banyak faktor yang menjadi penyebab permasalahan sains dalam proses pembelajaran yang mengakibatkan pembelajaran sains tidak dilakukan secara maksimal.

Faktor tersebut ternyata bukan hanya dipengaruhi oleh lingkungan pendidikan saja, lingkungan keluarga utamanya pendidikan orang tua juga menjadi salah satu faktor yang menentukan kreativitas anak. Selain itu, kebiasaan anak dalam belajar, keterbatasan fasilitas pembelajaran turut andil dalam pembelajaran sains tersebut. Berbagai permasalahan sains yang dihadapi baik dari sudut pandang siswa maupun guru sebagai pendidik ada banyak sekali solusi untuk keberhasilan siswa dalam pembelajaran sains salah satunya yaitu datang dari orang tua.

Namun, jangan lupa juga adanya peran pemerintah dan kebijakan
Pemerintah memiliki peran krusial dalam menciptakan kebijakan yang mendukung pendidikan sains berkelanjutan. Kebijakan yang mengalokasikan anggaran untuk pengembangan kurikulum, pelatihan guru, dan penyediaan alat-alat pendidikan yang modern dapat meningkatkan kualitas pendidikan sains. Selain itu, kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan lembaga pendidikan tinggi sangat penting untuk mengembangkan program-program yang inovatif dan relevan.

Uraian di atas menggambarkan bahwa pendidikan sains yang berkelanjutan merupakan fondasi untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan. Dengan mengintegrasikan SDGs ke dalam kurikulum, memanfaatkan teknologi, dan mengatasi tantangan yang ada, kita dapat membentuk generasi yang peka terhadap isu-isu global dan siap untuk bertindak. Mari kita bersama-sama berkontribusi dalam mewujudkan masa depan yang lebih baik melalui pendidikan sains yang berkelanjutan.
(Dr Irwan Muhammad Ridwan MPd)

Penulis merupakan dosen Pendidikan Fisika/Sains Universitas Siliwangi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *