Menjelang Tahun Politik

Politik63 Dilihat

SEPERTI kita ketahui, tahun 2024 akan menjadi tahun politik. Waktu kita memilih kepala negara, para kepala daerah (Gubernur dan Walikota/Bupati) dan pemilihan para anggota legislatif wakil rakyat pada semua tingkatan pemerintahan. Bahkan suasana hangat sudah mulai terasa. Apalagi jika kita mengamati pemberitaan, baik dari media massa maupun dari media sosial.

Pada awal masa pemilihan umum langsung, survei yang dilakukan menjadi bahan internal untuk merencanakan strategi dan bahan kampanye. Namun, dalam perkembangannya, survei menjadi bahan kampanye. Seringkali survei dilakukan oleh para individu mauapun kelompok, seringkali hasilnya dipublikasikan dan tidak sedikit hasil survei yang hanya untuk konsumsi internal saja. Pilihan ini dilakukan dengan berbagai pertimbangan.

Galunggung Center for Research and Consultancy hadir karena keinginan berkontribusi untuk membangun masyarakat Indonesia yang cerdas, berkeadian, dan berdaulat. Menjadi wadah bagi para penggiat untuk curah pikir dan keinginan untuk berkontribusi melalui lembaga dengan prinsip independen, nonpartisan dan profesional dengan mengedepankan nilai-nilai demokratis, berkesetaraan gender, berwawasan lingkungan dan berkeadilan.

Salah satu yang menarik untuk diikuti lembaga kami adalah perhelatan politik 2024. Menjelang tahun politik ini, kami telah melakukan survei kepada responden mengenai popularitas dan elektabilitas untuk kepala daerah dan anggota legislatif di Kota Tasikmalaya.

Tujuan survei adalah untuk mengukur popularitas, akseptabilitas dan elektabilitas kandidat calon kontestan (kepala daerah dan anggota legislatif), untuk mengetahui preferensi dan karakteristik pemilih di Kota Tasikmalaya dan untuk mengukur elektabilitas partai politik.

Manfaat survei bagi para calon kontestan adalah untuk merencanakan strategi kampanye yang efektif, efesien dan terukur dan untuk memetakan kebutuhan dan harapan dari masyarakat Kota Tasikmalaya. Sementara bagi masyarakat manfaat survei adalah untuk mengetahui popularitas dan elektabilitas calon konstestan.

Metode yang digunakan adalah stratified multistage random sampling dengan sampel sejumlah sampel 300, margin of error +/- 2.5% pada tingkat kepercayaan 95% dan melakukan kendali mutu analis survei. Survei dilaksanakan pada 25 Desember 2022 – 24 Januari 2023. Kami menyebarkan kuisioner dalam bentuk google form melalui beberapa grup WA yang tersebar di setiap kecamatan. Hasil survei kami pun menunjukkan sebaran responden yang merata dari setiap kecamatan.

Sementara untuk memenuhi jumlah sampel yang diperlukan, kami membuka form sampai tercapai data 300 dan langsung menutup setelah data masuk memenuhi kebutuhan. Karena kami tetap berpegang bahwa kami harus memenuhi persyaratan akademis untuk tanggung jawab moral kami.

Kelebihan survei yang kami lakukan adalah sebaran responden merata hampir di setiap kecamatan dan kelurahan yang ada di Kota Tasikmalaya. Sehingga memungkin data yang diperoleh mewakili populasi yang ada. Tidak ada intervensi dari peneliti kepada responden dalam menentukan jawaban. Pengawasan terhadap jawaban bersifat real time, karena summary akan langsung diupdate segera setelah responden mengirimkan data dan adanya Validasi Respons (10%)

Sementara kekurangan survei adalah kurang terkontrolnya pengaruh pihak lain terhadap jawaban responden, survei terbatas hanya kepada mereka yang mempunyai handphone, tidak melakukan Double Entry, karena metode pengumpulan data menggunakan teknik sebar Google Form.

Sebagian besar responden bekerja sebagai buruh harian lepas diikuti karyawan swasta. Ada 68% responden laki-laki dan 38% perempuan. Ada 51% responden berada pada sebaran usai 36-51 tahun.

Hasil survei ten­tu­nya tidak akan d­iterima oleh semua pi­hak dengan gembira. Ada beberapa yang menarik dari hasil survei ini. Untuk calon wali kota dan wakil wali kota, karena pproses pendaftaran secara resmi belum dilakukan pada saat kami melakukan survei, kami memberikan pilihan nama-nama yang telah melalui proses analisis secara internal. Di luar nama-nama yang kami tawarkan, kami juga memberikan pilihan lain yang dapat diisi secara manual oleh oleh responden untuk menyampaikan usulan/dukungannya.

Untuk calon wali kota, Dede Muhamad Muharam, H Wahid dan Muslim mendapatkan suara terbanyak diantara calon yang ditawarkan. Sementara untuk calon wakil wali kota H Wahid, Dede Muharam dan Muslim kembali menjadi tiga nama yag disebutkan terbanyak.

Calon anggota legislatif kami menawarkan pilihan berdasarkan partai politik. PKS, PKB dan PDI Perjuangan disebutkan terbanyak dibanding partai lain.

Menarik membaca pilihan calon kepala daerah dan partai politik, ada beberapa parpol dengan deviasi tinggi, PPP, Gerindra dan PDI Perjuangan. Responden memilih partai politik yang tidak sejalan dengan partai politik asal calon yang didukung sebagai Kepala Daerah.

Perubahan yang diinginkan responden dari kepala daerah dan wakil mereka 60% menginginkan perubahan ekonomi. Lebih detailnya ditunjukkan tabel berikut (grafis 1):

Preferensi responden dalam memilih kepala daerah dan wakil rakyat digambarkan tabel berikut (grafis 2):

Hasil survei ini barulah hasil survei permulaan. Tidak menentukan namun dapat menjadi gambaran dan titik awal melangkah. Dalam penentuan program dan kampanye ada banyak hal yang harus dipertimbangkan matang-matang. Berbagai pendekatan dapat dipilih untuk dilakukan, misalnya Pendekatan sosiologis, dikembangkan oleh Biro Penerapan Ilmu Sosial Universitas Colombia (Colombia`s University Bureau of Applied Social Science). Penelitian mengenai voting pada tahun 1948 dan 1952 perilaku memilih seseorang dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan seperti sosial ekonomi, afiliasi etnik, tradisi keluarga, keanggotaan terhadap organisasi, usia, jenis kelamin, pekerjaan, tempat tinggal dan lain-lain.

Menentukan calon pemilih yang akan disasar tidak kurang pentingnya. Sebagaimana disampaikan Fatah (Efriza, 2012:487) ada 4 kategori pemilih Pemilih Rasional Kalkulatif yang memutuskan pilihan politiknya berdasarkan perhitungan rasional dan logika. Pemilih Primordial yang menjatuhkan pilihannya lebih dikarenakan alasan primordialisme. Seperti alasan agama, suku, ataupun keturunan. Pemilih Pragmatis yang dipengaruhi oleh pertimbangan untung dan rugi dan Pemilih Emosional, yaitu kelompok pemilih yang cenderung memutuskan pilihan politiknya karena alasan perasaan seperti kagum.

Surbakti (1999:145-146) juga me­nyampaikan beberapa pendekatan dalam mengkaji alasan pemilih dalam proses memilih kontestan tertentu da­lam pemilihan diantaranya struktural, sosiologis, psikologi, pilihan rasional dan bahkan ekologis.

Berbagai pilihan yang tersedia selayaknya menjadi pertimbangan dengan tetap mengutamakan kepentingan utama masyarakat yang sejalan dengan aturan dan perundang-undangan. Jangan sampai menghalalkan segala cara demi kemenangan. Bukankah yang dimulai dengan jalan tidak baik seringkali diakhiri penyesalan? (*)|

Direktur Galunggung Center for Research and Consultancy dan Pekerja Sosial

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *