Keunggulan Sistem Pendidikan Pesantren Tradisional dan Pesantren Modern

Pendidikan28 Dilihat

RADAR TASIKMALAYA – Indonesia memiliki kekayaan dalam hal sistem pendidikan. Salah satunya adalah pendidikan pesantren. Pesantren telah menjadi pilar penting dalam pendidikan Islam di Indonesia selama berabad-abad. Keberadaannya dapat ditelusuri kembali ke abad ke-13, ketika Islam mulai menyebar di kepulauan Nusantara melalui jalur perdagangan dan dakwah para ulama. Salah satu yang dikenal sebagai pendiri pesantren pertama di Indonesia adalah Sunan Ampel, seorang Wali Songo yang mendirikan pesantren di Ampel, Surabaya pada abad ke-15.

Terdapat dua jenis utama pesantren yang berkembang di Indonesia, yaitu pesantren tradisional atau sering disebut dengan pesantren salaf dan pesantren modern atau bisa disebut dengan pesantren khalaf. Masing-masing memiliki karakteristik dan keunggulan tersendiri yang menjadikannya relevan dalam konteks pendidikan pada masa kini.

KEUNGGULAN PESANTREN TRADISIONAL

Pesantren tradisional, yang juga dikenal sebagai pesantren salaf, memiliki akar yang sangat dalam pada sejarah pendidikan Islam di Indonesia. Pesantren ini berfokus pada pengajaran ilmu-ilmu agama Islam secara mendalam dan mendetail. Ada beberapa keunggulan utama dari pesantren tradisional yang membuatnya tetap eksis dan dihormati hingga saat ini: Pertama adalah kedalaman ilmu agama. Salah satu keunggulan utama pesantren tradisional adalah kedalaman ilmu agama yang diajarkan. Aktivitas wajibnya adalah pembelajaran kitab kuning/klasik yang mendalam. Santri atau siswa di pesantren, diajarkan berbagai cabang ilmu agama seperti tafsir, hadis, fikih, dan tasawuf. Mereka mempelajari kitab-kitab klasik Islam dalam bahasa Arab, yang membantu mereka memahami dan menghargai warisan intelektual Islam.

Beberapa materi wajib dan diajarkan turun temurun adalah Tafsir. Santri mempelajari berbagai kitab tafsir untuk memahami makna dan interpretasi ayat-ayat Al-Qur’an. Kitab-kitab seperti Tafsir al-Jalalain dan Tafsir Ibnu Katsir sering digunakan untuk memberikan wawasan mendalam tentang Al-Qur’an. Kedua pesantren tradisional menekankan pembelajaran hadis melalui kitab-kitab seperti Shahih Al-Bukhari, Shahih Muslim, dan Riyadh As-Shalihin. Santri diajarkan metode verifikasi dan penilaian hadis untuk memahami otentisitas dan konteksnya. Ketiga,    Fiqh dan Ushul Fiqh. Kitab-kitab seperti al-Fiqh al-Muyassar dan Usul Al-Fiqh digunakan untuk mengajarkan prinsip-prinsip hukum Islam dan bagaimana menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Santri mempelajari hukum-hukum yang sering disebut 4 Rub’u yaitu mengatur ibadah, muamalah (interaksi sosial), munakahah (pernikahan) dan jinayah (hukuman).

Selain pengajaran kitab klasik yang mendalam, keunggulan aktivitas di pesantren adalah metode pengajaran yang intens. Pesantren tradisional menggunakan metode pengajaran yang khas dan dengan metode ini pesantren telah menjadi penopang kehidupan beragama di Indonesia.

Beberapa hal yang khas dan menyatu dengan aktivitas di pesantren pun banyak. Di antaranya pendidikan karakter. Pesantren tradisional tidak hanya fokus pada pendidikan akademis, tetapi juga pada pembentukan karakter. Nilai-nilai seperti kesederhanaan, kemandirian, kedisiplinan, dan kesabaran sangat ditekankan dalam kehidupan sehari-hari santri. Mereka diajarkan untuk hidup sederhana, bekerja keras, dan menghadapi tantangan dengan kesabaran.

Hal lainnya adalah kebersamaan dan gotong royong. Hidup di lingkungan pesantren tradisional menciptakan rasa kebersamaan dan gotong royong yang kuat. Santri belajar untuk saling membantu dan bekerja sama dalam berbagai kegiatan, mulai dari belajar hingga tugas-tugas sehari-hari. Ini membantu mereka mengembangkan rasa tanggung jawab sosial dan kemampuan bekerja dalam tim.

Selain pendidikan karakter dan jiwa kebersamaan, aktivitas di pesantren pun memiliki keterikatan dengan tradisi. Pesantren tradisional sangat menghargai dan mempertahankan tradisi. Banyak praktik dan ritual yang telah diwariskan dari generasi ke generasi tetap dipertahankan. Hal ini membantu santri untuk memiliki pemahaman yang mendalam tentang sejarah dan budaya Islam, serta mengembangkan rasa identitas yang kuat sebagai umat Islam.

KEUNGGULAN PESANTREN MODERN

Pesantren modern muncul sebagai respons terhadap kebutuhan akan pendidikan yang lebih komprehensif dan relevan dengan perkembangan zaman. Pelopor utama dari pesantren modern di Indonesia adalah K.H. Ahmad Sahal yang mendirikan Pondok Modern Darussalam Gontor pada tahun 1926 di Ponorogo, Jawa Timur. Bersama dengan dua saudaranya, K.H. Zainuddin Fanani dan K.H. Imam Zarkasyi, K.H. Ahmad Sahal mencetuskan konsep pesantren modern dengan menggabungkan kurikulum agama Islam tradisional dan pendidikan umum, sehingga santri mendapatkan pendidikan yang lebih luas dan holistik.

Beberapa keunggulan pesantren modern meliputi kurikulum terpadu. Pesantren modern menggabungkan kurikulum agama dengan kurikulum umum. Santri tidak hanya belajar ilmu agama, tetapi juga mata pelajaran seperti matematika, sains, bahasa Inggris, dan ilmu sosial. Hal ini mempersiapkan mereka untuk menghadapi tantangan dunia modern dan memberikan mereka peluang yang lebih besar dalam berbagai bidang. Keunggulan lainnya, fasilitas yang lebih lengkap. Pesantren modern umumnya dilengkapi dengan fasilitas yang lebih lengkap, seperti laboratorium, perpustakaan, dan akses ke teknologi informasi. Ini memungkinkan santri untuk mendapatkan pendidikan yang lebih holistik dan mendalam. Fasilitas yang memadai juga membantu mereka dalam mengembangkan keterampilan praktis yang dibutuhkan dalam dunia kerja.

Selanjutnya, pesantren modern unggul dalam pendidikan vokasional. Beberapa pesantren modern juga menawarkan program pendidikan vokasional yang membantu santri untuk memperoleh keterampilan praktis yang bisa langsung diterapkan di dunia kerja. Program-program ini meliputi teknologi informasi, keterampilan bisnis, keterampilan teknik, dan lain sebagainya. Dengan demikian, santri tidak hanya siap secara akademis, tetapi juga memiliki keterampilan praktis yang bermanfaat. Keunggulan selanjutnya adalah keterbukaan terhadap inovasi. Pesantren modern lebih terbuka terhadap inovasi dan perkembangan baru dalam dunia pendidikan. Mereka cenderung lebih fleksibel dalam mengadopsi metode pengajaran terbaru dan teknologi pendidikan. Ini membuat proses belajar mengajar menjadi lebih dinamis dan menarik, serta membantu santri untuk lebih mudah beradaptasi dengan perubahan.

Kesimpulannya adalah baik pesantren tradisional maupun pesantren modern memiliki keunggulan masing-masing yang berkontribusi terhadap pembentukan karakter dan pengetahuan santri. Pesantren tradisional unggul dalam penanaman nilai-nilai agama dan karakter, sementara pesantren modern menawarkan pendidikan yang lebih komprehensif dan relevan dengan kebutuhan zaman. Kedua jenis pesantren ini saling melengkapi dan bersama-sama berkontribusi terhadap perkembangan pendidikan di Indonesia. Dengan memahami dan menghargai keunggulan masing-masing, kita dapat mengoptimalkan potensi pendidikan pesantren untuk menghasilkan generasi yang berpengetahuan luas, berkarakter kuat, dan siap menghadapi tantangan masa depan.

Yogi Prayoga

Alumnus Prodi Pendidikan Agama Islam UNIK Cipasung

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *