Jangan Menilai Orang Berdasarkan “Katanya”

Sosial17 Dilihat

RADAR TASIKMALAYA – Di era reformasi yang serba cepat ini, dan di tengah riuhnya kehidupan modern, sering kali kita terperangkap dalam pusaran informasi yang datang dari berbagai arah,  kita sering kali dihadapkan pada berbagai macam cerita dan informasi yang beredar disekitar kita.

Sayangnya tidak semua informasi akurat  dan dapat dipercaya, seringkali kita mendengar sesuatu tentang seseorang dari orang lain, dan tanpa berpikir panjang, kita langsung mempercayainya dan inilah yang disebut “katanya”

“Katanya”  bisa menjadi berbahaya karena dapat merusak reputasi seseorang, bahkan dapat menghancurkan hidup mereka. Oleh karena itu penting untuk kita tidak mudah percaya pada “katanya”, juga menjadi racun yang merusak sendi-sendi sosial, ia adalah opini yang belum terverifikasi, rumor yang beredar tanpa bukti dan penilaian yang didasarkan pada asumsi semata.

Ketika kita menilai seseorang hanya berdasarkan “katanya” kita tidak hanya merugikan orang tersebut tetapi merusak diri kita sendiri sebagai manusia yang berempati dan berpikiran jernih

Menilai seseorang berdasarkan “katanya” adalah tindakan tidak adil dan tidak bertanggung jawab. Mari kita menjadi masyarakat yang lebih bijak dan kritis dalam menerima informasi, jangan mudah percaya dengan gossip . Jangan biarkan “katanya”  membutakan kita dari kebenaran. “Katanya”  sangat berbahaya karena :

Menciptakan stigma dan diskriminasi, katanya dapat menciptakan stigma negative terhadap seseorang  atau kelompok tertentu. Stigma ini dapat menyebabkan diskriminasi dalam berbagai aspek kehidupan mulai dari pekerjaan, pendidikan, hingga hubungan sosial

Menghancurkan reputasi dan masa depan, reputasi adalah asset berharga yang dibangun bertahun-tahun, namun katanya dapat menghancurkan reputasi seseorang dalam sekejap, dampaknya sangat besar mulai dari kehilangan pekerjaan, dijauhi oleh teman dan keluarga hingga depresi

Menghambat pertumbuhan pribadi, ketika kita terlalu fokus pada katanya kita kehilangan kesempatan untuk mengenal orang lain secara mendalam, kita menutup diri dari pengalaman baru yang berbeda yang pada akhirnya menghambat pertumbuhan pribadi kita

Bagaimana cara melawan budaya katanya

Mulailah dari sekarang untuk berpikir kritis: jangan mudah percaya pada setiap informasi yang didengar, tanyakan pada diri sendiri, darimana informasi ini berasal, apakah sumbernya dapat dipercaya? Apakah ada bukti ?

Mulailah untuk mencari tahu kebenaran, jangan malas untuk mencari tahu kebenaran dibalik setiap cerita

Marilah berempati: cobalah untuk memahami perspektif orang lain, bayangkan jika anda berada di posisi mereka, bagaimana perasaan  anda jika dinilai dan diperlakukan tidak adil hanya karena katanya

Marilah menjadi contoh: jadilah contoh bagi orang lain dengan tidak menyebarkan gosip atau menilai orang berdasarkan katanya. Tunjukan bahwa kita adalah orang yang bijak, berempati dan berpikiran jernih

Dengan menolak untuk menilai orang berdasarkan katanya kita membuka diri untuk melihat kebaikan dalam diri setiap orang. Kita menciptakan ruang untuk dialog, pengertian dan kerjasama.

Jangan biarkan katanya meracuni pikiran dan hati kita  Mari menjadi agen perubahan yang menyebarkan kebaikan, kebenaran dan cinta Mungkin lidah tak sejalan dengan jiwa, mungkin kata hanya bungkus sementara, mari belajar membuka mata, agar tak sesat dalam menilai sesama. (Imas Masdiah SPd)

Penulis merupakan Pranata Humas-LPMPP Universitas Siliwangi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *