RADAR TASIKMALAYA – Meningkatnya teknologi transportasi, komunikasi, memberikan manfaat begitu besar dalam mendukung aktivitas sehari-hari. Adanya modal transportasi seperti Gojeg, Gocar membuat segala sesuatu menjadi mudah dan nyaman. Dulu seseorang yang rumah nya relatif jauh dari jalan utama/jalan raya harus berjalan dulu menyusuri gang atau jalan kecil sebelum sampai ke jalan utama baru bisa naik kendaraan bis, angkot atau yang lainnya.
Tapi dengan adanya Gojeg seseorang yang akan bepergian tidak perlu berjalan dulu untuk sampai ke jalan utama, karena bisa dijemput oleh Gojeg langsung di depan rumah. Mau beli makanan, sekarang pun seseorang tidak perlu pergi ke tempat makan karena bisa dipesan dengan menggunakan Gofood. Di tempat perbelanjaan atau di gedung bertingkat, tangga hanya digunakan untuk keadaan darurat karena sudah ada lift dan eskalator, dan lain sebagainya.
Kondisi di atas dari satu sisi sangat membantu produktivitas manusia dalam belajar, bekerja dan lain sebagainya, akan tetapi tanpa disadari hal ini akan membuat kita menjadi kurang bergerak/kurang beraktivitas fisik (hipokinetik). Semakin minim seseorang beraktivitas fisik, semakin tidak baik bagi kondisi tubuh. Tubuh semakin mudah lelah jika diberikan beban kerja, belajar, latihan yang berat. Hal ini akan lebih parah jika seseorang tidak mengatur pola makannya dalam arti pemasukan (makanan) lebih banyak dari pengeluaran (aktivitas fisik) yang bisa mengakibatkan berat badan berlebih sampai bisa terjadi obesitas.
Kalau tubuh sudah mengalami obesitas, ini akan membuka gerbang terjadinya gangguan kesehatan seperti diabetes, hiperglikemia yang bisa mengakibatkan tekanan darah tinggi, stroke dan gangguan kesehatan lainnya.
Di sisi lain, kuantitas aktivitas sehari-hari semakin meningkat seiring dengan meningkatnya tuntutan tugas dari masing-masing individu. Para peserta didik, mahasiswa semakin banyak aktivitas baik psikomotor maupun aktivitas kognitif yang harus dilakukan sesuai dengan kebutuhan kurikulum MBKM, Para guru di sekolah dan dosen di Perguruan Tinggi juga semakin meningkat aktivitasnya seiring dengan tuntutan dari pemerintah, institusi yang ingin memperoleh akreditas yang unggul, maupun pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU). Termasuk yang bekerja di pemerintahan, perkantoran, perusahaan, ataupun yang lainnya tentu juga akan semakin meningkat kuantitas kerja nya sesuai tuntutan instansi tempat bekerja nya.
Dengan situasi dan kondisi di atas, tentu setiap orang perlu mempersiapkan segala sesuatu nya baik dari segi fisik maupun psikis agar target-target yang sudah ditentukan dapat tercapai dengan baik atau berkualitas. Dari sudut kesiapan fisik, setiap orang tentu harus memiliki kemampuan fisik yang baik agar mampu belajar, berlatih ataupun bekerja dalam mencapai target-target yang sudah ditetapkan. Dengan kata lain bahwa seseorang harus memiliki kebugaran jasmani yang baik. Kebugaran Jasmani adalah kemampuan tubuh dalam melakukan berbagai macam pekerjaan tanpa mengalami kelelahan yang berarti dan dapat segera pulih sebelum datangnya tugas pada keesokan harinya (Badriah, 2013).
Jadi jika seseorang mampu beraktivitas fisik yang lama, tanpa mengalami kelelahan yang berarti dan bisa segera pulih untuk melakukan aktivitas di keesokan harinya, maka orang tersebut dikatakan bugar.
Kebugaran jasmani secara garis besarnya terbagi menjadi 3 golongan yaitu komponen kebugaran yang terkait dengan kesehatan (healthrelated fitness), komponen kebugaran yang terkait dengan keterampilan (skill-relatedfitness) dan wellness. Komponen kesegaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan terdiri dari lima komponen dasar saling berhubungan antara yang satu dengan yang lain yaitu; daya tahan kardiovaskuler, kekuatan otot, daya tahan otot, fleksibilitas dan komposisi tubuh (berat badan ideal, presentasi lemak).
Selain komponen yang berhubungan dengan kesehatan diperlukan pula keterampilan motorik yang terdiri dari enam komponen yaitu; keseimbangan, daya ledak (power), kecepatan, kelincahan, koordinasi, dan kecepatan reaksi. Wellness diberikan pengertian sebagai suatu tingkat dinamis dan terintegrasi dari fungis-fungsi organ tubuh yang berorientasi terhadap upaya memaksimalkan potensi yang memiliki ketergantungan pada tanggung jawab diri sendiri. Kebugaran jasmani yang terkait dengan kesehatan akan menjadi fokus pembahasan dalam tulisan ini.
Daya tahan kardiovaskuler merupakan kemampuan tubuh untuk beraktivitas dalam waktu yang lama dan ini sangat penting bagi seseorang yang memiliki volume kerja, belajar, berlatih yang tinggi. Dalam aktivitas sehari-hari seseorang pun memerlukan kekuatan otot pada saat mengangkat, mendorong sesuatu. Aktivitas sehari-hari yang dilakukan kadang memerlukan pengulangan yang banyak seperti duduk berlama-lama, berdiri lama dan lain sebagainya memerlukan daya tahan otot. Bertambahnya usia secara degeneratif akan mengurangi elastisitas otot, ligamen yang membuat seseorang semakin terbatas dalam melakukan gerakan yang melibatkan persendian, sehingga fleksibilitas perlu tetap dijaga. Komposisi tubuh (berat badan ideal, presentasi lemak) ini menjadi musuh laten dalam menjaga tubuh tetap bugar. Pola makan yang tinggi karbohidrat dan lemak tapi minim aktivitas fisik akan mempengaruhi komposisi tubuh seseorang.
Jadi kesimpulannya adalah untuk menghadapi kemajuan teknologi yang salah satu dampak negatif nya adalah membuat orang semakin kurang gerak,kemudian tuntutan kerja, belajar yang semakin berat harus dijalani dengan tubuh yang bugar. Untuk memiliki tubuh yang bugar, maka lakukanlah olahraga sesuai dengan aturan (TKPE), sesuai dengan kemampuan dan kesenangan masing-masing dan jagalah pola makan yang seimbang dan sehat. Bergeraklah untuk lebih hidup dan jangan bergerak karena masih hidup (Giriwijoyo, 2010) (Dr. Nanang Kusnadi, M.Pd, AIFO)
Penulis:
Dosen sekaligus Ketua Jurusan Pendidikan Jasmani, FKIP Universitas Siliwangi