Acting Dahsyat: Ayo Cegah Stunting dengan Data Hasil yang Cepat dan Akurat

Kesehatan112 Dilihat

RADAR TASIKMALAYA – Hasil SSGI (Survei Status Gizi Indonesia) Angka Stunting di Kota Tasik masih diatas rata- rata Nasional oleh karena itu  menjadi salah satu Program prioritas  PJ Wali Kota Tasikmalaya adalah Penurunan Stunting dengan program orang tua asuh.

Apa itu Stunting? definisi stunting sendiri mengalami perubahan. Menurut WHO (2015), stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada di bawah standar. Selanjutnya menurut WHO (2020) stunting adalah pendek atau sangat pendek berdasarkan panjang / tinggi badan menurut usia yang kurang dari -2 standar deviasi (SD) pada kurva pertumbuhan WHO yang terjadi dikarenakan kondisi irreversibel akibat asupan nutrisi yang tidak adekuat dan/atau infeksi berulang / kronis yang terjadi dalam 1000 HPK.

Apakah semua balita pendek itu pasti stunting?

Perlu diketahui bahwa tidak semua balita pendek itu stunting, sehingga perlu dibedakan oleh dokter anak, tetapi anak yang stunting pasti pendek

Program PJ walikota Tasik patut diacungi jempol karena melibatkan semua OPD dan ASN untuk menjadi Bapak Asuh. Sangat disambut antusias oleh kami yang bergerak di bidang kesehatan atau intervensi spesifik yang sejak awal stunting itu ada sudah  sangat menempel dengan pekerjaan nutrisionis( ahli gizi ) karena stunting itu adalah salah satu bagian dari status gizi anak yang menyimpang.( Pendek dan Sangat pendek)

Program Bapak Asuh yang sangat baik ini tidak terlepas dari masalah . Permasalahan Bapak Asuh yang mulai muncul di lapangan adalah ketika kunjungan ke anak yang datanya dibagikan ke Bapak Asuh tidak sedikit yang mengeluhkan anak asuh nya tidak stunting, orang yang mampu dan sudah yang tidak ada di tempat. Kenapa hal demikian bisa terjadi?

Jawaban saya sebagai nutrisionis yang memegang data stunting di Puskesmas adalah karena kebanyakkan para orang tua asuh ini kurang  berkomunikasi dan koordinasi dengan nutrisionis atau Tenaga Pelaksana Gizi Puskesmas). Data yang diberikan oleh DP3AKB sebagai leading sector stunting berasal dari Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya adalah hasil Bulan Penimbangan Balita(BPB) pada bulan Agustus 2022 sedangkan intervensi ada yang mulai januari 2023 bahkan ada yang mulai hari ini yaitu Maret 2023.

Yang menjadi pertanyaan para orang tua asuh kenapa tidak diberikan data terbaru dari Dinas Kesehatan yang update bulan ini ? alasan dari puskesmas  cukup bervariasi, ada yang belum entri karena  keteteran meng entri data, tidak adanya kuota untuk yang entri apabila menyuruh kader posyandu,tidak adanya petugas entri, tidak adanya pembagian tugas sehingga tertumpuk di satu orang pelaksana gizi yang hanya ada satu orang , ada yang susah sinyal dan lemotnya aplikasi,  ada yang hanya mengentri setiap Februari dan Agustus saja yaitu pada saat bulan Penimbangan Balita(BPB) dimana 100% balita wajib ditimbang dan diukur.

Kenapa data pada bulan selain Februari dan Agustus tidak digunakan?alasannya adalah partisipasi masyarakat untuk datang  yang rendah kurang dari 80% dan satu hal yang harus digaris bawahi “partisipasi masyarakat untuk datang ke Posyandu yang Rendah” kurang dari 80% tidak bisa diambil sebagai potret stunting suatu wilayah. Disinilah peran serta Lintas Sektor baik itu Pemkot, Kecamatan, Kelurahan, Koramil, Polsek dan sector- sector lainnya yang berperan menggiring masyarakat untuk mau datang ke Posyandu setiap bulan.

Bagaimana dengan Puskesmas Kawalu? Apakah data nya update? silahkan dengan senang hati kami menerima kehadiran ibu bapak untuk konfirmasi data terbaru, karena Pengentrian Puskesmas Kawalu sudah setiap bulan update dengan status gizi terbaru  dan partisipasi masyarakatnya sudah diatas 80% hal ini dikarenakan adanya pemberdayaan kader Posyandu untuk mengentri  dan bekerjasama dengan PLKB kecamatan kawalu untuk menggerakkan Tim Pendamping Keluarga( TPK) untuk melakukan sweeping dan membantu entri juga berbagi hotspot kuota. Dan hal ini telah disetujui dan sangat disambut baik oleh kepala dinas DP3AKB Kota Tasikmalaya, yang ditegaskan di Rakornis Stunting bahwa TPK harus membantu Kader Posyandu untuk pengentrian data setiap bulan supaya  data didapat cepat dan akurat sehingga intervensi tepat sasaran.

Dengan adanya kerjasama lintas sector ini yang di mulai di wilayah Puskesmas kawalu , Insyaa Alloh tujuan yang sama, bersatu kita teguh , bercerai mari kita bersatu lagiuntuk menurunkan angka stunting Kota Tasikmalaya, dan hal yang baik ini mudah- mudahan bisa menular ke kecamatan lain di Kota Tasikmalaya ini bahkan mungkin di Indonesia. Dinas Kesehatan, dinas P3AKB,  dan dinas- dinas lainnya akan berjalan bergandengan tangan memutus rantai Sunting Untuk Generasi Masa Depan Yang Gemilang. (Feni Yulita, AMG)

Feni Yulita, AMG adalah nutrisionis UPTD Puskesmas Kawalu Kota Tasikmalaya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *