Menggapai Indonesia Emas di Tahun 2045 Melalui Pendidikan

Pemerintahan317 Dilihat

RADAR TASIKMALAYA – Seperti kita ketahui bersama bahwa tujuan bangsa Indonesia sangat mulia dan sangat  tinggi nilainya yang tercantum pada Pembukaan UUD 1945 alinea ke-4, yaitu: “ melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia”.

Negara Republik Indonesia akan merayakan 100 tahun atau 1 abad kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 2045, berarti 22,5 tahun lagi. Posisi penduduk Indonesia di tahun 2045 akan mendapatkan bonus demografi (demographic dividend), yaitu jumlah penduduk Indonesia 70 % berada pada usia produktif (15 – 64 tahun) dan 30 % pada usia tidak produktif (di bawah 15 tahun dan di atas 64 tahun).

Maju mundurnya negara nanti, runtuh atau kokohnya negara nanti, tergantung pada pundak generasi muda sekarang, maka dari itu unuk maju dan kokohnya negara di kemudian hari tentu segala sesuatunya harus sudah disiapkan dari sekarang, terutama di bidang pendidikan. Boleh dikatakan Indonesia Emas bukan milik yang sekarang berusia 42 tahun lebih, tetapi milik yang sekarang berusia di bawah 42 tahun. Tetapi yang berusia produktif dari sekarang sudah merencanakan, membina, bekerja/action dan mewariskan nilai-nilai luhur bangsa kepada usia di bawahnya.

“Apa itu Indonesia Emas?”. Indonesia Emas adalah suatu upaya menyiapkan dan membangun generasi muda penerus bangsa yang cerdas, inovatif, dan berakhlak mulia pada 100 tahun Indonesia merdeka. Sebetulnya Indonesia Emas sudah disosialisasikan tahun 2010. Indonesia Emas sudah menanti di tahun 2045, gestur ibu Pertiwi mengedipkan mata, pertanda memanggil semua pahlawan tanpa tanda jasa merapatkan barisan dan terus bergerak sebagai garda terdepan untuk menempa generasi muda supaya menjadi manusia yang cerdas, kreatif, unggul, inovatif, terampil, berkarakter, dan berakhlak mulia. Maka di tangan pendidik tanggung jawab yang besar untuk melahirkan generasi yang dapat menyejajarkan diri dengan negara-negara maju. Tugas pendidik bukan hanya mentransformasi ilmu saja, tetapi mendidik, membimbing dan melatih murid-muridnya/mahasiswanya. Setiap murid atau mahasiswa harus dibekali kecakapan hidup (life skill), yaitu  murid atau mahasiswa yang senang belajar jadilah ilmuan yang sejati, yang senang teknologi jadilah teknokrat yang andal, yang senang seni jadilah seniman/seniwati yang apik, yang senang budaya jadilah budayawan yang cerdas, yang senang bisnis jadilah wirausahawan/wirausahawati yang kuat, yang senang berpolitik jadilah politikus yang tangguh, yang senang olah raga jadilah atlet yang sportif, yang senang agama (Islam) jadilah ustad/ustadah, qori/qoriah hebat, dan sebagainya.

Kilas balik sejarah yang patut diingat, dijunjung tinggi, ditanamkan, dan diimplementasikan semangatnya oleh para pelajar, mahasiswa dan pemuda pada zaman digital ini, adalah:

  1. Pemuda Angkatan Tahun 1908. Organisasi modern pertama di Indonesia yang merupakan Organisasi Pergerakan Nasional adalah Budi Utomo yang lahir pada tanggal 20 Mei 1908. Berdirinya Budi Utomo merupakan refleksi dari rasa ketidakpuasan dan ketidaksetujuan bangsa Indonesia terhadap keadaan masyarakat yang tertindas dan sangat memprihatinkan. Bangsa Indonesia sadar atas tipu daya kolonial, sehingga momentum ini dijadikan hari Kebangkitan Nasional yang selalu kita peringati setiap tanggal 20 Mei. Setelah berdiri organisasi Budi Utomo, maka diikuti oleh berdirinya organisasi Serikat Islam, Serikat Dagang Islam, Indiche Partij, Perhimpunan Indonesia dll. Perjuangan pada zaman ini rintangan dan hambatan tak ada hentinya. Cara perlawanan kepada Belanda secara non kooperatif (keras) selalu kandas, maka diubah melalui perlawanan kooperatif (lunak).
  2. Pemuda Angkatan 1928. menginginkan persatuan Indonesia. Tidak terbayangkan bagaimana informasi/pesan melalui surat pada zaman ini sampai kepada para pemuda di daerah-daerah se-Indonesia untuk Kongres Pemuda I dan II di Jakarta. Yang jelas menempuh perjalanan panjang dan berliku terwujud. Kongres Pemuda II tanggal 27-28 Oktober 1928 menghasilkan:
  1. Diperkenalkannya bendera Merah Putih, tapi bukan bentuk bendera melainkan simbol warna
  2. Pertama kalinya lagu Indonesia Raya dinyanyikan, dan
  3. Diucapkannya Sumpah Pemuda.
  1. Pemuda Angkatan 1945. Para pemuda bersatu padu berjuang mengorbankan jiwa, raga, dan harta melawan penjajah demi sebuah kemerdekaan bangsa Indonesia. Pada akhirnya bangsa Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945 dari tangan Jepang. Sehingga setiap 17 Agustus diperingati sebagai lahirnya bangsa Indonesia atau sebagai hari Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

Apakah setelah kita merdeka itu terlepas dari belenggu penjajah? Jawabannya tidak!. Perjuangan yang dilalui cukup panjang dan melelahkan. Belanda ingin menguasai lagi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Belanda/NICA masih merongrong kedaulatan bangsa Indonesia dengan cara membonceng Sekutu. Perlawanan terhadap Belanda dan Sekutu terus berlangsung sengit di setiap daerah terutama di P. Jawa sampai 1949. Semboyan hidup atau mati dikobarkan memupuk semangat mempertahankan kemerdekaan. Para pembela bangsa sejati banyak yang gugur menjadi pahlawan dan syuhada.

Dengan menanamkan Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa, rasa malu tak kepalang bila kita bermalas-malasan untuk belajar-bekerja untuk mengabdi kepada masyarakat, bangsa, dan negara ini. Harusnya dari dahulu kita ini sudah sadar dan bangkit untuk mengejar ketinggalan-ketinggalan dari negara-negara maju.

Untuk mencapai Indonesia Emas, Pemerintah tanggap terhadap permasalahan-permasalahan pendidikan, diantaranya:

  1. Pemerataan pendidikan

Pendidikan harus merata di seluruh Indonesia, yaitu dengan banyak dibukanya  unit sekolah baru (USB) atau unit gedung baru (UGB) dan perguruan tinggi baru baik negeri maupun swasta. Termasuk meratanya sarana dan prasarana pendidikan. Sarana pendidikan, seperti meja, kursi, buku, alat peraga, bahan dan alat praktikum, jaringan dan perangkat internet dsb. Sedangkan yang termasuk prasarana pendidikan  adalah gedung sekolah (ruang kepala sekolah, ruang kelas, ruang guru, ruang TU, ruang BP/BK, ruang laboratorium, ruang perpustakaan, ruang praktik, ruang WC, ruang kantin, halaman, tempat olah raga, tempat bermain, jalan dsb.

  1. Relevansi/link and match pendidikan.

Relevansi/link and mach sudah dicanangkan sejak 1989 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pak Wardiman. Pemerintah berkewajiban membuka sekolah-sekolah kejuruan/vokasi. Kesesuaian pengetahuan, keterampilan, dan sikap, sehingga outcome lulusan satuan pendidikan harus sesuai dengan dunia kerja. Dapat dikatakan begitu lulusan dari SMK dan perguruan tinggi sudah bisa bekerja

  1. Mutu Pendidikan.

Mutu/kualitas pendidikan di Indonesia masih jauh tertinggal. Hal ini terlihat dari peringkat ke-54 dari 78 negara yang masuk dalam pemeringkatan pendidikan dunia (word population review 2021). Dengan demikian Kurikulum harus dievaluasi secara berkala disesuaikan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi. Di samping itu SDM (tenaga pendidik) harus diperbanyak diklat tentang mutu pembelajaran, sehingga mutu pendidikan meningkat.

  1. Efisiensi pendidikan

Pendidikan harus efisien artinya segala sumber daya yang ada dipergunakan tepat sasaran, tidak boros biaya, waktu, dan tenaga. Pemerintah (Dinas Pendidikan dan Inspektorat) harus kontrol terhadap biaya pendidikan, jangan sampai ada kebocoran anggaran pendidikan baik di satuan pendidikan maupun di pemerintah daerah dan  pemerintah pusat.

  1. Efektivitas pendidikan

Pendidikan dikatakan efektif apabila hasil yang dicapai sesuai dengan rencana (tepat guna). Peran kepala sekolah atau pemimpin satuan pendidikan, pemerintah sebagai supervisor harus melaksanakan supervisi kelas. Tujuan supervisi membantu pendidik agar menjadi pendidik yang profesional.

Selain itu untuk menggapai Indonesia Emas, pemerintah berkewajiban pula menyediakan lapangan kerja yang seluas-luasnya bagi para lulusan sesuai dengan bidang atau keahliannya. Dengan mendapatkan pekerjaan tentu mendapatkan penghasilan yang layak untuk dibelanjakan terhadap barang dan jasa dengan sangat mudah. Tetapi jika pemerintah tidak bisa memfasilitasi usia angkatan kerja yang begitu banyak ini tidak dapat bekerja, bukan tidak mungkin bangsa ini akan mengalami keguncangan dan apalagi bila banyak para pejabat melakukan korup secara terstruktur, sistematis, dan masif, negara akan bangkrut.

Bahwa Indonesia Emas adalah negara Indonesia menjadi negara yang maju, berdaya saing tinggi, dan bermartabat. Untuk menggapai Indonesia Emas syaratnya adalah menjadikan masyarakat  pembelajar, jujur, sehat, bisa mengatakan tidak untuk korupsi, adil, disiplin, bekerja keras, cinta tanah air, dan bertanggung jawab. (Gadriaman, S.E., M.Pd.)

Gadriaman, S.E., M.Pd. adalah Dosen MKK Prodi Penjas FKIP-Universitas Siliwangi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *