RADAR TASIKMALAYA – Mengelola keuangan pribadi adalah tantangan yang dihadapi banyak orang. Namun, pendapatan yang terbatas sering kali membuat seseorang kesulitan memenuhi kebutuhan, apalagi keinginan.
Dalam situasi seperti ini, penting untuk memiliki strategi dalam menentukan prioritas pengeluaran. Salah satu konsep yang dapat membantu adalah money dial. Ini adalah sebuah pendekatan sederhana yang memungkinkan seseorang membuat keputusan finansial berdasarkan apa yang benar-benar bernilai dalam hidup mereka.
Konsep money dial pertama kali diperkenalkan oleh Ramit Sethi, seorang pakar keuangan pribadi dan penulis buku I Will Teach You to Be Rich. Istilah ini merujuk pada area pengeluaran yang memberikan kebahagiaan, kepuasan, atau nilai tambah dalam hidup seseorang.
Layaknya tombol pengatur pada radio, pengeluaran dalam money dial dapat “diperbesar” atau “diperkecil” sesuai dengan prioritas, sambil memangkas pengeluaran di area lain yang kurang penting. Dengan cara ini, seseorang dapat tetap menikmati hal-hal yang berharga bagi mereka tanpa merasa terjebak dalam pengeluaran yang tidak perlu.
Sebagai contoh, bagi sebagian orang, perjalanan wisata menjadi money dial yang utama. Mereka rela mengurangi pengeluaran untuk barang-barang mewah demi bisa menikmati pengalaman liburan yang berkualitas. Ada juga sebagian orang lainnya yang menjadikan pendidikan sebagai prioritas, dengan mengalokasikan lebih banyak dana untuk mengikuti kursus, seminar, atau studi lanjut, dan mereka melakukan penghematan pada aspek lain seperti hiburan atau fashion. Ada pula yang memfokuskan pengeluaran pada makanan sehat, menghindari makanan cepat saji, dan lebih memilih bahan makanan organik meskipun harganya lebih mahal. Setiap orang memiliki money dial yang berbeda, tergantung pada apa yang benar-benar mereka anggap penting.
Untuk mengelola keuangan dengan pendekatan money dial, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah mengidentifikasi area pengeluaran yang memberikan kebahagiaan terbesar. Langkah ini dapat dimulai dengan meninjau kembali pengeluaran selama beberapa bulan terakhir dan mencari pola di mana seseorang merasa paling puas menghabiskan uang. Misalnya, jika seseorang merasa paling bahagia ketika bisa membeli buku dan mengikuti seminar pengembangan diri, maka itu bisa menjadi money dial yang perlu mendapat prioritas lebih besar dibandingkan pengeluaran lainnya.
Setelah menemukan money dial yang utama, langkah berikutnya adalah mengurangi pengeluaran di area lain yang kurang penting. Jika seseorang menyadari bahwa mereka tidak terlalu peduli dengan pakaian bermerek, maka mengurangi anggaran untuk belanja fashion dan mengalokasikan dana tersebut ke money dial yang lebih berarti bisa menjadi keputusan yang bijak. Pendekatan ini membantu seseorang untuk tetap menikmati hidup tanpa merasa tertekan oleh anggaran yang ketat.
Namun, penting untuk memastikan bahwa money dial ini juga selaras dengan tujuan jangka panjang. Jika seseorang ingin mencapai kebebasan finansial, maka mereka harus memastikan bahwa investasi dan tabungan tetap menjadi bagian dari prioritas keuangan. Misalnya, seseorang yang memiliki money dial di bidang perjalanan wisata dapat menyisihkan sebagian dana untuk investasi yang hasilnya bisa digunakan untuk perjalanan di masa depan, alih-alih menghabiskan seluruh penghasilan untuk liburan mewah setiap tahun.
Selain membantu mengelola keuangan, money dial juga memberikan berbagai manfaat lain. Dengan membelanjakan uang pada hal-hal yang benar-benar dihargai, seseorang akan merasa lebih puas dibandingkan jika mereka menghabiskan uang untuk sesuatu yang sebenarnya tidak mereka butuhkan. Pendekatan ini juga membantu seseorang lebih terkontrol dalam mengelola keuangan karena secara otomatis akan memangkas pemborosan di area yang tidak penting. Lebih dari itu, money dial mendorong seseorang untuk hidup lebih autentik, dengan menyesuaikan gaya hidup mereka dengan nilai dan kebahagiaan pribadi, bukan sekadar mengikuti norma sosial atau tren yang sedang berkembang.
Meskipun konsep ini terdengar sederhana, penerapannya tetap memerlukan kesadaran diri dan disiplin yang tinggi. Salah satu tantangan utama dalam menerapkan money dial adalah godaan konsumtif yang sering kali muncul dalam bentuk diskon besar, tren terbaru, atau pengaruh media sosial. Banyak orang tergoda untuk membeli barang-barang yang sebenarnya tidak mereka butuhkan hanya karena tren atau tekanan lingkungan sekitar. Selain itu, ada juga tantangan dalam mengidentifikasi money dial yang sebenarnya. Kadang seseorang mengira bahwa money dial mereka adalah barang mewah atau gaya hidup glamor, padahal itu hanya ilusi kebahagiaan sesaat.
Konsistensi juga menjadi faktor kunci dalam menerapkan money dial. Tanpa komitmen jangka panjang, seseorang bisa dengan mudah kembali pada kebiasaan boros. Oleh karena itu, menghubungkan money dial dengan tujuan finansial yang lebih besar, seperti kebebasan finansial, sangat penting. Dengan tetap mengalokasikan sebagian pendapatan untuk investasi atau tabungan, seseorang tidak hanya dapat menikmati hidup hari ini, tetapi juga mempersiapkan masa depan yang lebih stabil secara finansial.
Konsep money dial menawarkan pendekatan yang lebih manusiawi dalam mengelola keuangan. Alih-alih hanya fokus pada penghematan ketat, konsep ini mengajarkan bahwa pengeluaran dapat menjadi sumber kebahagiaan jika dikelola dengan baik dan berdasarkan prioritas yang benar. Dengan menerapkan money dial, seseorang tidak hanya mengatur uang mereka dengan lebih baik, tetapi juga menciptakan hidup yang lebih kaya dalam arti sebenarnya.
Memahami apa yang benar-benar penting, mengurangi hal-hal yang tidak mendukung kebahagiaan, dan fokus pada pengeluaran yang memberi nilai lebih akan membantu seseorang mencapai keseimbangan antara menikmati hidup dan membangun masa depan yang lebih baik. Pada akhirnya, uang bukan hanya alat untuk bertahan hidup, tetapi juga sarana untuk menjalani hidup yang lebih bermakna dan sesuai dengan tujuan pribadi. (Dr. Edy Suroso, S.E., M.SI., CSBA)
Penulis merupakan Koordinator Program Studi Magister Manajemen Pascasarjana Universitas Siliwangi