RADAR TASIKMALAYA – Move On banyak diartikan jalan terus atau berpindah. Banyak orang sering mengkaitkan move on ini dengan situasi dan kondisi tertentu seseorang merasa “kalah”, “jatuh” atau kondisi yang merasa dirinya tidak berguna.
Move on merupakan ungkapan yang ditujukan kepada siapa saja yang bertujuan untuk menyemangati agar orang tersebut jangan meratapi sesuatu yang sudah terjadi atau sudah lewat. Sebab hidup harus tetap dijalani. Dan akan terus berlanjut sampai titik terakhir napas kita.
Banyak orang yang gagal untuk move on. Sebab dia merasa apa yang menimpa dia merupakan akhir dari hidupnya. Semuanya menjadi runtuh. Bila tidak kuat Iman, orang yang gagal move on akan mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri atau yang lebih ringan akan terganggu pikirannya alias menjadi orang gila (orgil).
Bersikap move on kelihatannya gampang, mudah dan sederhana. Siapapun pasti bisa move on. Namun dalam praktiknya, untuk bisa bersikap move on tidak se gampang yang dibayangkan.
Bersikap move on itu sangat berat. Apalagi bila dirinya merasa lebih dari yang lain. Baik nasab dirinya, ilmunya, kedudukannya, jabatannya, kekayaannya dan lain sebagainya. Dirinya merasa lebih tinggi dari orang yang “mengalahkannya”.
Orang yang mampu bersikap move on itu harus melepaskan semua aksesoris kebendaan yang bersifat duniawi. Dirinya sadar dengan iman bahwa semua yang terjadi di jagat semesta raya ini sudah menjadi ketentuan Tuhan Yang Maha Kuasa. Apa yang menimpa dirinya merupakan perjalanan yang mesti dilaluinya sebelum sampai ke puncak kesuksesan.
Semua siklus kehidupan yang terjadi itu tidak terlepas dari rumus datang dan pergi. Tidak ada yang abadi. Setiap yang datang pasti akan pergi. Setiap yang pergi pasti akan kembali. Memberi dan menerima. Terimakasih. Itulah konsep sederhana yang leluhur kita sudah ajarkan. Ya, bila kita memberi akan menerima, akan menerima kembali dengan kasihNya.
Jadi, kunci hidup bahagia buat siapa saja ya harus berani dan mampu untuk selalu move on. Yang terjadi hari ini. Tidak akan sama dengan yang terjadi esok. Dst. Mengapa harus terpenjara dengan asumsi pikiran yang membelenggu hidup kita?
Hidup terus berjalan. Dan kita harus move on. Buktikan kita adalah para ksatria bangsa yang siap menang dan siap kalah. (Tubagus Solehudin)
Tubagus Solehudin adalah Ketua Klub Study Islam dan Politik (KSIP) “Sapu Lidi”.