MPR memang punya wewenang menetapkan yang lain. Pun raja Malaysia. Tapi sang raja tetap berpegang pada asas dan moralitas yang baik. Mungkin karena Raja seorang diri. Sedang satu badan MPR berisi 500 orang.
Tanda-tanda Raja akan menunjuk Anwar sebenarnya sudah terlihat sejak kemarin pagi. Bahkan sehari sebelumnya. Raja selalu menekankan perlunya pemerintahan persatuan. Maka raja secara khusus mengundang UMNO yang hanya dapat 26 kursi. Raja minta agar UMNO mendukung putusan Raja.
Maka UMNO yang sangat membenci Anwar –karena dianggap terlalu dekat golongan Tionghoa– punya alasan untuk tidak malu: demi raja. Taat pada perintah raja. Kalau saja raja memerintahkan untuk mendukung Perikatan Nasionalnya Muhyidin Yasin, UMNO tidak mau. Kadar kebencian pada Perikatan Nasional lebih tinggi.
Dukungan untuk Anwar dari UMNO saja belum cukup. Harus satu lagi. Yang diincar raja adalah GPS (Gerakan Partai Serawak) yang punya 23 kursi. Tapi GPS lagi benci Anwar. Bukan soal Anwar pribadi, tapi lantaran Anwar menjadi satu barisan dengan partai Tionghoa baru, DAP.
Mengapa GPS yang mayoritas Tionghoa Kristen membenci DAP yang mayoritas juga Tionghoa Kristen?
Yang jadi masalah sebenarnya sepele. Hanya satu orang. Ia ketua umum DAP Serawak. Namanya: Chong Chieng Jen. Pengacara. Bicaranya ceplas-ceplos. Pedas. Terutama saat kampanye. Umurnya 51 tahun. Asli dari kota Kuching. Lulusan Singapura dan akuntansi dari Australia.
Chong Chieng Jen digelari si pembunuh gergaji. “Chieng Jen menggasak, memarah, dan menghina BN, Najib, dan Kui Hian, dengan memasak sentimen sehingga hangus” tulis media di Kuching.
Kui Hian adalah tokoh GPS Serawak. Dianggap dekat dengan UMNO dan Najib Razak yang koruptif.