Ada peluang untuk tidak terjadi perebutan pengunjung, karena jarak Kota Tasikmalaya dengan Kawalu di pusat penyelenggaraan KOF, relatif berdekatan.
Apa yang digagas dalam helatan Kawalu October Festival (KOF) tahun ini, yang mengadopsi gagasan TOF dan hampir persis dari segi penyelenggaraan.
Hampir dipastikan gagasan KOF, tidak bisa ditolak sekadar sebuah event hura-hura yang duplikatif yang nyaris faedahnya, menyuguhkan hiburan bagi masyarakat.
Itu sehat dan baik untuk kemanfaatan masyarakat pasca terpuruk dari berbagai hal, terutama terpuruknya ekonomi selama dua tahun sebab telikung corona.
Bahwa festival merupakan pesta yang diselenggarakan untuk menyambut hari jadi sebuah daerah atau wilayah. Menyajikan berbagai acara budaya, dengan menampilkan pelbagai kesenian baik modern maupun tradisional.
Tujuan awal adalah memberikan hiburan kepada masyarakat, lewat budaya dengan pesan yang, seharusnya jelas. Baik gagasan maupun tujuan diselanggarakannya. Tidak asal-asalan. Tidak sekadar heboh tanpa identitas yang jelas.
Pesan kemanusian bisa dirumuskan lewat beragam tampilan kesenian tradisional maupun moderen. Karena hakekat kesenian itu sendiri di samping merupakan pesan estetik sekaligus pesan moral lewat makna filosofis. Tidak sekedar seru dan heboh. Mutlak harus menyediakan ruang kontemplasi secara teks atau gesture bagi apresiatornya.
Ini bisa dikolaborasi antara kesenian yang “ijigimbrang” dengan format kontemplatif. Adumanis antara seni pop dan yang serius.